Tanggapan Padi Lokal (Oryza sativa L.) Melati Menoreh terhadap Sistem Budidaya Semi Organik dan Organik dengan Jarak Tanam Berbeda di Kalibawang, Kulon Progo

https://doi.org/10.22146/veg.26170

Reni Afiat(1*), Didik Indradewa(2), Dody Kastono(3)

(1) 
(2) Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada
(3) Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author

Abstract


Kebutuhan beras setiap tahun semakin bertambah seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Meningkatnya permintaan kebutuhan beras tersebut tidak diimbangi dengan produksi beras di dalam negeri, sehingga untuk pemenuhannya dilakukan impor beras. Oleh karena itu, untuk dapat memenuhi kebutuhan beras, diperlukan varietas dan lingkungan yang mendukung untuk kegiatan budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari tanggapan padi Melati Menoreh yang ditanam secara semi organik dan organik dengan jarak tanam berbeda, serta menentukan jarak tanam yang tepat untuk masing-masing cara budidaya. Penelitian dilaksanakan di Desa Banjararum, Kalibawang, Kulonprogo, Yogyakarta pada bulan Februari-Agustus 2016. Penelitian disusun dalam rancangan multilokasi (oversite) dua faktor dengan lima petak petani sebgai ulangan. Faktor pertama sistem budidaya yang terdiri dari 2 aras, yaitu semi organik dan organik. Faktor kedua jarak tanam yang terdiri dari 2 aras, yaitu       20 cm x 40 cm dan 25 cm x 40 cm. Perubahan sistem budidaya dari semi organik menjadi organik menyebabkan penurunan kadar klorofil total, pertumbuhan, dan kadar amilosa beras yang menyebabkan beras pulen, serta hasil gabah kering panen yang tidak berbeda, yaitu 7,31 ton/ha pada semi organik dan 7,71 ton/ha pada organik. Tetapi pergantian sistem budidaya tersebut dapat meningkatkan bobot beras yaitu dari 3,46 ton/ha menjadi 4,05 ton/ha. Jarak tanam yang lebih lebar dapat meningkatkan kadar klorofil total dan kadar amilosa beras yang menyebabkan beras pera, serta meningkatkan bobot beras di mana pada jarak tanam 25 cm x 40 cm menghasilkan 4,32 ton/ha, sedangkan jarak tanam 20 cm x 40 cm menghasilkan 3,19 ton/ha.


Keywords


Jarak tanam, Melati Menoreh, organik, semi organik



References

Badan Standardisasi Nasional. 2008. Beras SNI 6128:2008. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2015. Pengaruh perubahan iklim terhadap hasil padi. Balai besar penelitian tanaman padi. Subang, Jawa Barat. . Diakses tanggal 25 Maret 2017.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. 2009. Budidaya tanaman padi. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian Aceh bekerja sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NAD. Aceh.

Baloch, A.W., A.M. Soomoro, M.A. Javed, M. Ahmed, H.R. Bughio, M.S Bughio and N.N. Mastoi. 2002. Optimum plant density for high yield in rice (Oryza sativa L.). Asian Journal of Plant Sciences. 1: 25-27.

Faisul-ur-Rasool, R. Habib and M.I. Bhat. 2012. Evaluation of plant spacing and seedlings per hill on rice (Oryza sativa L.) productivity under temperate conditions. Pakistan Journal of Agricultural Sciences. 49: 169‒172.

Gardner, F.P., R.B. Pearce, and R.L. Mitchell. 2008. Physiology of crop plants (fisiologi tanaman budidaya, alih bahasa: H. Susilo). Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.

Ishizuka, Y. 1969. Engineering for Higher Yields. In: Eastin J.D., et al. (Ed.) Physiological aspect of crop yield. ASA-CSSA. Madison, Wisconsin, USA.

Lin, X.Q., D.F. Zhu, H.Z. Chen, S.H. Cheng, and N. Uphoff. 2009. Effect of plant density and nitrogen fertilizer rates on grain yield and nitrogen uptake of hybrid rice (Oryza sativa L.). Journal of Agricultural Sciences. 50: 160‒169.

Nguluu, S.N., M.E. Probert, R.J.K. Myers, dan S.A. Warring. 1887. Effect of tissue phosphorus concentration on mineralization of N from stylo and cowpea residues. Plant and Soil. 191: 139-146.

Pemerintah Kulonprogo. 2013. Padi asli kulonprogo diluncurkan ketua MPR RI. . Diakses tanggal 29 Februari 2016.

Siregar, H. 1981. Budidaya tanaman padi di indonesia. Sastra Hudaya, Jakarta.

Soepandy, D., R. Poerwanto, dan Sobir. 2012. Sistem pertanian yang berkelanjutan. Departemen Agronomi dan Hortikuktura Fakultas Pertanian IPB. IPB press, Bogor.

Sohel, M.A.T., M.A.B. Siddique, M. Asaduzzaman, M.N. Alam, M.M. Karim. 2009. Varietal performance of transplant aman rice under different hill densities. Bangladesh Journal of Agricultural Research. 34: 33-39.

Stoate, C., Boatman, Borrlho, Carvalho, de Snoo, and Eden. 2001. A ecological impacts of arable intensification in Europe. Journal Enviromen Manage. 63:337.

Taiz, L. and E. Zeiger. 2002. Plant physioligy. Third Edition. Sinauer Associates, Sunderland.

Utami, S.N.H., M. Haji, dan N.W. Yuwono. 2010. Serapan hara n, p, k pada tanaman padi dengan berbagai lama penggunaan pupuk organik pada vertisol sragen. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. 10: 1-13.

Yoshida, S. 1981. Fundamentals of rice crop science. International Rice Research Institute. Los Banos, Philippines.

Zapata, F.J. 1983. Rice anther culture at IRRI. In: Cell and tissue culture techniques for cereal crop improvement. Science Press. Beijing, China.



DOI: https://doi.org/10.22146/veg.26170

Article Metrics

Abstract views : 3714 | views : 6675

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Vegetalika



VEGETALIKA journal indexed by: 

 

       

  

View My Stats