Pengaruh Pengayaan Oksigen dan Kalsium terhadap Pertumbuhan Akar dan Hasil Selada Keriting (Lactuca sativa L.) pada Hidroponik Rakit Apung
Brian Krisna(1*), Eka Eka Tarwaca Susila Putra(2), Rohlan Rogomulyo(3), Dody Kastono(4)
(1) Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada
(2) Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada
(3) Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada
(4) Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author
Abstract
kalsium (Ca) dalam larutan nutrisi hidroponik rakit apung terhadap pertumbuhan akar, hasil dan serapan Ca selada keriting. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca
Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada yang
terletak di Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Propinsi D.I. Yogyakarta, pada
bulan April-Juni 2016. Percobaan lapangan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok
Lengkap (RAKL) faktorial dengan tiga blok sebagai ulangan. Faktor pertama adalah
variasi tekanan aerasi dalam larutan nutrisi yang meliputi 0 mPa (V1), 0,012 mPa (V2),
0,006 mPa (V3), dan 0,003 mPa (V4). Faktor kedua adalah dosis Ca dalam larutan
nutrisi, meliputi 0 ppm (Ca0), 200 ppm (Ca1), 400 ppm (Ca2), dan 600 ppm (Ca3).
Variabel yang diamati meliputi karakter iklim mikro dalam rumah kaca, karakter kimiawi
larutan nutrisi, karakter perakaran, dan hasil selada keriting. Data yang telah diperoleh
selanjutnya dianalisis varian (ANOVA) dengan tingkat kepercayaan 95%, dan
dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) jika terdapat beda nyata
antar perlakuan. Hasil penelitian memberikan informasi bahwa karakter perakaran
selada keriting yang ditanam secara hidroponik rakit apung menjadi lebih baik jika
dilakukan pengayaan oksigen dan kalsium pada larutan nutrisinya, masing-masing
sampai dengan tekanan aerasi 0,012 mPa dan konsentrasi 600 ppm. Indikasinya
adalah terjadi kenaikan panjang dan luas permukaan total akar, pada tanaman selada
keriting yang diberi tekanan aerasi 0,012 mPa dan kalsium 600 ppm. Pengayaan
kalsium sampai dengan 600 ppm secara nyata juga meningkatkan bobot segar dan
kering tajuk selada keriting. Sedangkan pemberian tekanan aerasi sampai dengan
0,012 mPa secara nyata meningkatkan bobot segar dan kering total selada keriting.
Konsentrasi kalsium dalam jaringan selada keriting mencapai maksimal pada kalsium
600 ppm, yang dikombinasikan dengan tekanan aerasi 0,012 mPa. Serapan kalsium
dipengaruhi secara individual oleh masing-masing faktor, mencapai maksimal pada
tanaman selada keriting yang diberi tekanan aerasi 0,012 mPa atau kalsium 600 ppm.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Almatsier, S., 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hal:
-248.
Chadirin, Y., 2001. Pelatihan aplikasi teknologi hidroponik untuk pengembangan
agribisnis perkotaan. Pusat Pengkajian dan Penerapan Ilmu Teknik untuk
Pertanian Tropika (CREATA), Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Fauzi, R., 2013. Pengkayaan oksigen di zona perakaraan untuk meningkatkan
pertumbuhan dan hasil selada. Skripsi, Program Sarjana, Fakultas Pertanian,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Granner, 2003. Biokimia Harper. Eds 25. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal: 270.
Prakoso, S.P., 2010. Selada hidroponik.
http://prakosoisme.blogspot.com/2015/12seladahidroponik.html. Diakses 5
Desember 2015.
Sastradiharja, S., 2011. Praktis Bertanam Selada dan Ansewi secara Hidroponik.
Penerbit Angkasa, Bandung. Hal: 1-17.
DOI: https://doi.org/10.22146/veg.30900
Article Metrics
Abstract views : 4242 | views : 31568Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Vegetalika
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
VEGETALIKA journal indexed by: