Hubungan Sifat Perakaran dan Ketahanan Kekeringan Lima Kultivar Kedelai (Glycine max L.)

https://doi.org/10.22146/veg.42712

Roosanna Purbowahyuani(1*), Dody Kastono(2), Didik Indradewa(3)

(1) Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada
(2) Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada
(3) Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author

Abstract


Cekaman kekeringan merupakan salah satu faktor pembatas dalam budidaya tanaman kedelai di Indonesia. Salah satu upaya menanggulangi penurunan hasil yang disebabkan oleh kekeringan adalah dengan menggunakan kultivar kedelai yang tahan terhadap cekaman kekeringan. Penelitian dilakukan di rumah plastik di Kebun Tridharma Banguntapan, sub Laboratorium Ilmu Tanaman dan Laboratorium Ekologi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dari bulan April-Agustus 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara sifat perakaran dan toleransi cekaman kekeringan lima kultivar kedelai. Rancangan percobaan yang digunakan adalah petak terbagi (split plot) dengan tiga ulangan. Petak utama adalah pemberian air yang terdiri dari dua aras yaitu disiram sehari sekali dan disiram tujuh hari sekali. Anak petak berupa kultivar kedelai terdiri dari kultivar Anjasmoro, Burangrang, Demas 1, Dering 1, dan Devon 1. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan analisis varian (ANOVA). Apabila terdapat beda nyata antar perlakuan, dilakukan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) Tukey dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kultivar kedelai yang paling tahan terhadap kekeringan adalah Demas 1. Kultivar kedelai yang tahan kekeringan memiliki permukaan akar yang lebih luas dibanding kultivar kedelai yang rentan kekeringan.


Keywords


cekaman kekeringan, sifat perakaran, indeks toleransi cekaman, kedelai

Full Text:

PDF


References

Ai, N.S. dan P. Torey. 2013. Karakter morfologi akar sebagai indicator kekurangan air pada tanaman. 32 Jurnal Bioslogos. 3(1): 31-39.

Badan Litbang Pertanian. 2012. Pengembangan Kedelai di Kawasan Hutan Sebagai Sumber Benih.Agroinovasi, Jawa Tengah. Hal. 2.

Brunner, I., C. Herzog, M. A. Dawes, M. Arend, and C. Sperisen. 2015. How tree roots respond to drough. Front Plant Sci. 6:547-563.

Efendi, R. dan M. Azrai. 2015. Kriteria indeks toleran jagung terhadap cekaman kekeringan dan nitrogen rendah. Prosiding Seminar Nasional Serealia. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Sulawesi Selatan.

Fernandez, G.C.J., 1992. Effective selection criteria for assessing plant stress tolerance. Proceedings of the International Symposium on Adaptation of Vegetables and other Food Crops in Temperature and Water Stress, August 13-16, 1992, Shanhua, Taiwan, pp: 257-270.

Franco, J. A. 2011. Root development under drought stress. Technology and Knowledge Transfer e-Bulletin. 2(6): 1-3

Helmy, S. dan B. A. Bakar. 2017. Teknologi Pengendalian Cekaman Air pada Komoditi Padi dan Kedelai. <http://nad.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/info-teknologi/696-teknologi-pengendalian-cekaman-air-pada-komoditi-padi-dan-kedelai>. Diakses pada 26 Desember 2017.

Ichsan, C. N., M. Hayati, dan S. P. Mashtura. 2010. Respon kedelai kultivar kipas putih dan wilis pada kadar air tanah yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil. Agrista. 14(1): 25-29.

Kargar, S. M. A., A. Mostafaie, E. M. Hervan, and S. S. Pourdad. 2014. Evaluation of soybean genotypes using drought stress tolerant indices. International Journal of Agronom and Agriculturan Research (IJAAR). 5(2): 103-113

Kasno, A. dan M. Yusuf. 1995. Evaluasi plasma nutfah kedelai untuk daya adaptasi terhadap kekeringan. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 4(1): 12-15.

Kunert, K. J., B. J. Vorster, B. A. Fenta, T. Kibido, G. Dionisio, and C. H. Foyer. 2016. Drought stress responses in soybean roots and nodules. Front Plant Science. 7:1015.

Licht, M.A., D. Wright, dan A. W. Lenssen. 2013. Soybean response to drought. Agriculture and Environtment Extension Publication. 190.

Mederski, H.J., D.L. Jeffers, and D.B. Peters. 1973. Water and Water Relation. InSoybean Improvement Production and Uses. Agronomy Series 16. Am. Soc. Agro.

Nurmalasari, I. R., E. Purwanto, dan Pardono. 2015. Kajian terhadap cekaman air pada padi hitam dan padi merah. El-Vivo. 3(1): 25-33

Oktaviani, S. Triyono, dan N. Haryono. 2013. Analisis neraca air budidaya tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merr) pada lahan kering. Jurnal Teknik Pertanian Lampung. 2(1): 7-16.

Subantoro, R. 2014. Pengaruh cekaman kekeringan terhadap respon fisiologis perkecambahan benih kacang tanah (Arachis hypogaea L.). Mediagro. 10(2): 32-44

Wiyono. 2009. Respon beberapa varietas kedelai (Glycine max L. Merr) terhadap cekaman air. Agrineca. 3(03): 1-11.



DOI: https://doi.org/10.22146/veg.42712

Article Metrics

Abstract views : 2022 | views : 2508

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Vegetalika

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

VEGETALIKA journal indexed by: 

 

       

  

View My Stats