Evaluasi Program Rujukan Terencana Maternal Risiko Tinggi Serta Pemanfaatan RTK di Kabupaten Boyolali

https://doi.org/10.22146/jkki.47978

Putut Wisnu Nugroho(1*), Laksono Trisnantoro(2), Dwi Handono Sulistyo(3)

(1) Universitas Gadjah Mada
(2) Universitas Gadjah Mada
(3) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Latar belakang : Derajat Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi permasalahan utama pembangunan kesehatan di Indonesia. Salah satu permasalahan kesehatan yang harus diselesaikan bagi negara berkembang seperti yang tertuang di dalam Sustainable Development Goal (SDGs) adalah penurunan Angka Kematian Ibu (AKI). Di Kabupaten Boyolali kasus kematian ibu termasuk masih tinggi. Tahun 2018 jumlah kematian ibu sejumlah 15 orang. Program rujukan terencana maternal risiko tinggi merupakan salah satu program pemerintah untuk menurunkan jumlah kematian ibu. Meskipun sudah tersedia fasilitas puskesmas PONED, Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) dan rumah sakit PONEK di Kabupaten Boyolali.

Tujuan penelitian : Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan rujukan maternal risiko tinggi serta pemanfaatan Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) dalam rangka penurunan kasus kematian ibu di Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah.

Metode penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data primer yang diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap responden yang dianggap mengetahui dan terlibat dalam proses pelaksanaan program rujukan terencana maternal risiko tinggi serta pemanfaatan rumah Tunggu Kelahiran (RTK). Data sekunder didapatkan melalui observasi dokumen yang berhubungan dengan rujukan terencana di Kabupaten Boyolali Tahun 2018. Validitas data kualitatif dalam penelitian ini akan diperoleh dengan menggunakan triangulasi sumber dan metode.

Hasil penelitian : pemanfaatan PONEK RSUD Pandan Arang belum maksimal, Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) belum efektif digunakan, koordinasi dan pengawasan belum berjalan baik, pola rujukan  menyebar ke berbagai rumah sakit, puskesmas PONED dan RSUD PONEK sudah memiliki SOP dan dijalankan, tenaga kesehatan yang ikut pelatihan PONED masih terbatas dan tenaga kesehatan di PONEK belum mengikuti pelatihan PONEK, alat kesehatan di PONED masih terdapat kekurangan, pembiayaan rujukan maternal berasal dari BPJS dan jampersal, Sistem komunikasi sudah tersedia melalui call center 119 namun belum optimal, ketersediaan alat transportasi rujukan sudah baik.

Kesimpulan : Secara umum pelaksanaan program rujukan terencana maternal risiko tinggi dan pemanfaatan Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) di Kabupaten Boyolali belum efektif, RTK Tidak cocok diterapkan di Boyolali, sebagian besar persyaratan rujukan terencana belum memenuhi standar PONED dan PONEK. Hanya SOP dan transportasi yang sudah memenuhi standar PONED dan PONEK.

Kata Kunci: evaluasi, rujukan terencana, maternal risiko tinggi, rumah tunggu kelahiran


Keywords


evaluasi; rujukan terencana; maternal risiko tinggi; rumah tunggu kelahiran



References

1. Direktorat Anak. Upaya Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir di Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2012.

2. Dinkes Kabupaten Boyolali. Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali Tahun 2018. 2018.

3. Bungin B. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta, Indonesia: Kencana; 2011.

4. Creswell john w. Qualitative Inquiry And Research Design: Choosing Among Five Traditions. London: SAGE Publications; 2003.

5. Siddiqi S, Kielmann A, Khan M, Ali N, Ghaffar A, Sheikh U, et al. The effectiveness of patient referral in Pakistan. Health Policy Plan. 2001 Jun;16(2):193–8.

6. Arang RP. Profil RSUD Pandan Arang 2018. Boyolali; 2018.

7. PKMK-FK UGM. Dokumen Manual Rujukan Kehamilan, Persalinan dan Bayi Baru Lahir [Internet]. Yogyakarta, Indonesia: Universitas Gadjah Mada; 2015. Available from: https://www.kesehatan-ibuanak.net/index.php/blog/item/23-manual-rujukan-kehamilan-dan-persalinan

8. Bergen N, Abebe L, Asfaw S, Kiros G, Kulkarni MA, Mamo A, et al. Maternity waiting areas–serving all women? Barriers and enablers of an equity-oriented maternal health intervention in Jimma Zone, Ethiopia. Glob Public Health. 2019;1–15.

9. Musa EO, Ejembe CL. Reasons and Outcome of paediatric referrals from first-level health facilities in Sabongari, Zaria, Northwestern Nigeria. J Community Med Prim Heal Care. 2004;16(1):10–5.

10. Trisnantoro L. Strategi Luar Biasa untuk Penurunan Kematian Ibu dan Bayi. J Manaj Pelayanan Kesehat. 2011;14(4).

11. Ali M, Ayaz M, Rizwan H, Hashim S, Kuroiwa C. Emergency obstetric care availability, accessibility and utilization in eight districts in Pakistan’s North West Frontier Province. J Ayub Med Coll Abbottabad. 2006;18(4):10.

12. Van Houdt S, Heyrman J, Vanhaecht K, Sermeus W, De Lepeleire J. Care pathways across the primary-hospital care continuum: using the multi-level framework in explaining care coordination. BMC Health Serv Res. 2013;13(1):296.

13. Kok MC, Kea AZ, Datiko DG, Broerse JEW, Dieleman M, Taegtmeyer M, et al. A qualitative assessment of health extension workers’ relationships with the community and health sector in Ethiopia: opportunities for enhancing maternal health performance. Hum Resour Health. 2015;13(1):80.

14. Kisakye AN, Muhumuza Kananura R, Ekirapa-Kiracho E, Bua J, Akulume M, Namazzi G, et al. Effect of support supervision on maternal and newborn health services and practices in rural Eastern Uganda. Glob Health Action. 2017;10(sup4):1345496.

15. Kementerian Kesehatan R.I. Pedoman Penyelenggara PONEK 24 jam di Rumah sakit. 2012;(November 2012):1 of 71.

16. Murry S, Davies S, Phiri R, Ahmad Y. Tools for monitoring the effectivness of the district maternity referral, institute of Child Health. Health Policy Plan. 2001;16(4):353–61.

17. Crises IWG on RH in. Inter-agency Field Manual on Reproductive Health in Humanitarian Settings: 2010 Revision for Field Review. Inter-agency Working Group on Reproductive Health in Crises; 2010.

18. Gupta, M., Mavalanker, D., Trivedi P. A Study of Referral System for EmOC in Gujarat. 2009;1 of 50.

19. Raj SS, Manthri S, Sahoo PK. Emergency referral transport for maternal complication: lessons from the community based maternal death audits in Unnao district, Uttar Pradesh, India. Int J Heal policy Manag [Internet]. 2015 Jan 14;4(2):99–106. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25674573 20. WHO. National Health Account [Internet]. 2011. Available from: http://www.who.int/nha/.

21. Albrech Jahn T, Brouwere V De. Referral in pregnancy and childbirth: concepts and strategies. … Mother Strateg a Rev … [Internet]. 2000;(October):1–17. Available from: http://www.givewell.givewell.net/files/DWDA 2009/Interventions/Maternal M0rtality/SafeMotherhoodStrategies.pdf#page=233



DOI: https://doi.org/10.22146/jkki.47978

Article Metrics

Abstract views : 3035

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI [ISSN 2089 2624 (print); ISSN 2620 4703 (online)] is published by Center for Health Policy and Management (CHPM). This website is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. Built on the Public Knowledge Project's OJS 2.4.8.1.
 Web
Analytics View My Stats