Strategi Budaya melalui Mobilisasi Masyarakat untuk Membuat, Mengedarkan, dan Menonton Film Di Purbalingga
Tunggul Banjaransari(1*), Arie Surastio(2)
(1) Universitas Dian Nuswantoro
(2) Program D4 Film dan Televisi, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang.
(*) Corresponding Author
Abstract
Selain itu, kehadiran lm di Indonesia memanglah tidak begitu lentur fungsinya kepada masyarakat. Jika masyarakat masih menempatkan lm sebagai hiburan, padahal lm memiliki fungsi yang beragam, maka terjadi persoalan pada tata peredarannya. Terdapat agenda politik ekonomi tertentu yang menggiring lm memiliki fungsi atas kepentingan tertentu. Padahal lm mampu memiliki fungsi sebagai media alternatif untuk mendapatkan pengetahuan yang luas, di saat konsumsi terhadap pengetahuan di Indonesia masih saja dibatasi. Celakanya pembatasan tersebut tidak dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi juga kelompok-kelompok baik berbasis massa maupun berbasis modal.
Persoalan tersebut sebenarnya sudah disiasati oleh kelompok CLC Purbalingga. Kelompok ini tidak lantas bergantung pada regulasi tata edar per lman di Indonesia dan budaya menempatkan lm sebagai strategi hiburan. Mereka berinisiasi mengelola ruang tontonan dan turut memberikan fasilitas berupa pengetahuan kepada siswa- siswa SMA dan SMK di Purbalingga dalam membuat lm. Hasilnya tidak hanya berbicara mengenai kuantitas jumlah lm saja, melainkan tontonan lm mampu menjadi bagian dari budaya masyarakat Purbalingga. Sedangkan produk lmnya, secara konsisten selalu mendapat apresiasi dan penghargaan dalam skala nasional maupun internasional dari tahun 2004 hingga 2018. Upaya yang dilakukan CLC Purbalingga terhadap lm dapat mengubah posisi lm tidak sebatas menjadi media hiburan saja, melainkan menjadi literasi bahkan menjadi bagian dari budaya.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Barker, Chris. Cultural Studies : Theory and Practice. California: SAGE, 2007. Creekmur, Corey K. dan Mark Sidel. Cinema, Law, and The State of Asia. New York: Palgrave Macmillan,
2007.
Darmawan, Hikmat., Adrian Jonathan
Pasaribu, Totot Indrarto. Merayakan Film Nasional. Jakarta: Direktorat Sejarah, Direkorat Jenderal Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, 2017.
Imanjaya, Eki., Hikmat Darmawan, Eric Sasono, Ifan Adriansyah Ismail. Mejegal Film Indonesia: Pemetaan Ekonomi Politik Industri Film di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan Rumah Film dan Yayasan Tifa, 2011.
McKierman, D. W. Cinema and Community. New York: Palgrave Macmillan, 2008.
Mennel, Barbara. Cities and Cinema. New York: Routledge, 2008.
Prakosa, Gotot. Ketika Film Pendek Bersosialisasi. Jakarta: Yayasan Layar Putih, 2001.
Soetomo. Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Van Heeren, Katinka. Contemporary Indonesian Film: Spirits of Reform and Ghosts from The Past. Leiden: KITLV Press, 2012.
Wolff, Janet. The Social Production of Art: Second Edition. New York: New York University Press, 1993.
SUMBER INTERNET
Jusuf, Windu. CLC Purbalingga: Edukasi Film, Edukasi Politik. Cinemapoetica, 13 April 2014. https://cinemapoetica.com/clc- purbalingga-edukasi- lm-edukasi- politik/
Leksono, Bowo. Festival Film Purbalingga, Sebuah Perjalanan. Cinemapoetica, 16 Januari 2014. https:// cinemapoetica.com/festival-film- purbalingga-sebuah-perjalanan/
Pratiwi, Julia dan Shadia Pradsmadji. Membangun Pondasi Perfilman Dari Akar Rumput. Beritagar, 7 April 2018. https://beritagar.id/ artikel/laporan-khas/membangun- pondasi-perfilman-nasional-dari- akar-rumput
DOI: https://doi.org/10.22146/jksks.37582
Article Metrics
Abstract views : 2769 | views : 3817Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Jurnal Kajian Seni
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.