NURSE-PHYSICIAN COLLABORATIVE PRACTICE IN INTERDISCIPLINARY MODEL OF PATIENT CARE
Francisca Sri Susilaningsih(1*)
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Latar belakang: Penelitian tentang kolaborasi antara dokter
dan perawat dalam asuhan pasien pada model pelayanan
rawat inap terpadu (MPRIT) merupakan bagian dari action
research yang bertujuan untuk mengembangkan model asuhan
pasien sebagai basis integrasi antar profesi dalam pelayanan
kesehatan di rumah sakit pendidikan Hasan Sadikin. Model
pelayanan rawat inap terpadu (MPRIT) dikembangkan untuk
meningkatkan tata kelola pelayanan pasien di tatanan rawat
inap guna mengatasi fragmentasi pelayanan karena tumpang
tindihnya peran dan fungsi care provider dengan latar belakang
profesi yang berbeda. Diharapkan potensi kerawanan terhadap
berbagai kesalahan dapat diantisipasi dan diminimalisasi, serta
keutuhan dan kesinambungan pelayanan pasien dapat
diwujudkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
kerjasama dokter dan perawat secara kohesif dalam empat
komponen model yaitu alur proses pengelolaan pasien,
pengelolaan pasien secara tim, dokumentasi asuhan pasien
secara terpadu dan pemecahan masalah secara interdisiplin.
Metode: Penelitian ini menggunakan studi deskriptif untuk
mengidentifikasi perilaku afiliasi dan perilaku individu pada
kelompok dokter dan perawat yang menjalani proses kolaborasi
dalam pelayanan pasien di unit dengan MPRIT. Sejumlah 39
dokter dan 32 perawat berpartisipasi dalam penelitian ini.
Instrumen untuk mengukur perilaku afiliatif dan perilaku individu
dikembangkan berdasarkan konsep pelayanan interdisiplin dari
Sullivan. Kohesivitas dokter dan perawat dalam kolaborasi
asuhan diukur dengan uji beda rerata skor perilaku afiliasi dan
perilaku individu pada keempat komponen model.
Hasil: Rerata skor perilaku afiliatif secara signifikan lebih besar
dari perilaku individu pada tiga komponen model yaitu alur proses
pengelolaan pasien, pengelolaan pasien secara tim, dan
penyelesaian masalah secara interdisiplin. Temuan ini
mengindikasikan bahwa dalam proses kolaborasi, dokter dan
perawat cenderung menggunakan pendekatan share expertise
daripada personal autonomy. Hal ini merupakan ciri kohesivitas
kelompok. Baik pada kelompok dokter maupun perawat, rerata
skor perilaku afiliasi lebih besar dari perilaku individu. Pada uji
beda rerata skor perilaku individu antara dokter dan perawat,
tidak ada perbedaan yang bermakna pada alur proses
pengelolaan pasien dan dokumentasi asuhan terpadu. Adapun
pada pengelolaan pasien secara tim dan penyelesaian masalah
secara interdisiplin, rerata skor perilaku individu dokter secara
bermakna lebih besar dari perawat. Pada uji beda rerata skor
perilaku afiliasi antara kelompok dokter dan perawat, tidak ada
perbedaan yang signifikan di alur proses pengelolaan pasien
dan pengelolaan pasien secara tim. Adapun untuk dokumentasi
asuhan terpadu dan penyelesaian masalah secara interdisiplin,
secara signifikan rerata skor perilaku afiliasi dokter lebih besar
dari perawat.
Kesimpulan: Share expertise merupakan ciri penting perilaku
afiliasi yang diperlukan untuk mewujudkan kerja sama yang
kohesif antar pelaku pelayanan kesehatan. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa dokter dan perawat bekerjasama secara
kohesif pada alur proses pengelolaan pasien dan pengelolaan
pasien secara tim.
Kata kunci: kolaborasi, dokter-perawat, interdisiplin, perilaku
afiliasi, perilaku individu
dan perawat dalam asuhan pasien pada model pelayanan
rawat inap terpadu (MPRIT) merupakan bagian dari action
research yang bertujuan untuk mengembangkan model asuhan
pasien sebagai basis integrasi antar profesi dalam pelayanan
kesehatan di rumah sakit pendidikan Hasan Sadikin. Model
pelayanan rawat inap terpadu (MPRIT) dikembangkan untuk
meningkatkan tata kelola pelayanan pasien di tatanan rawat
inap guna mengatasi fragmentasi pelayanan karena tumpang
tindihnya peran dan fungsi care provider dengan latar belakang
profesi yang berbeda. Diharapkan potensi kerawanan terhadap
berbagai kesalahan dapat diantisipasi dan diminimalisasi, serta
keutuhan dan kesinambungan pelayanan pasien dapat
diwujudkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
kerjasama dokter dan perawat secara kohesif dalam empat
komponen model yaitu alur proses pengelolaan pasien,
pengelolaan pasien secara tim, dokumentasi asuhan pasien
secara terpadu dan pemecahan masalah secara interdisiplin.
Metode: Penelitian ini menggunakan studi deskriptif untuk
mengidentifikasi perilaku afiliasi dan perilaku individu pada
kelompok dokter dan perawat yang menjalani proses kolaborasi
dalam pelayanan pasien di unit dengan MPRIT. Sejumlah 39
dokter dan 32 perawat berpartisipasi dalam penelitian ini.
Instrumen untuk mengukur perilaku afiliatif dan perilaku individu
dikembangkan berdasarkan konsep pelayanan interdisiplin dari
Sullivan. Kohesivitas dokter dan perawat dalam kolaborasi
asuhan diukur dengan uji beda rerata skor perilaku afiliasi dan
perilaku individu pada keempat komponen model.
Hasil: Rerata skor perilaku afiliatif secara signifikan lebih besar
dari perilaku individu pada tiga komponen model yaitu alur proses
pengelolaan pasien, pengelolaan pasien secara tim, dan
penyelesaian masalah secara interdisiplin. Temuan ini
mengindikasikan bahwa dalam proses kolaborasi, dokter dan
perawat cenderung menggunakan pendekatan share expertise
daripada personal autonomy. Hal ini merupakan ciri kohesivitas
kelompok. Baik pada kelompok dokter maupun perawat, rerata
skor perilaku afiliasi lebih besar dari perilaku individu. Pada uji
beda rerata skor perilaku individu antara dokter dan perawat,
tidak ada perbedaan yang bermakna pada alur proses
pengelolaan pasien dan dokumentasi asuhan terpadu. Adapun
pada pengelolaan pasien secara tim dan penyelesaian masalah
secara interdisiplin, rerata skor perilaku individu dokter secara
bermakna lebih besar dari perawat. Pada uji beda rerata skor
perilaku afiliasi antara kelompok dokter dan perawat, tidak ada
perbedaan yang signifikan di alur proses pengelolaan pasien
dan pengelolaan pasien secara tim. Adapun untuk dokumentasi
asuhan terpadu dan penyelesaian masalah secara interdisiplin,
secara signifikan rerata skor perilaku afiliasi dokter lebih besar
dari perawat.
Kesimpulan: Share expertise merupakan ciri penting perilaku
afiliasi yang diperlukan untuk mewujudkan kerja sama yang
kohesif antar pelaku pelayanan kesehatan. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa dokter dan perawat bekerjasama secara
kohesif pada alur proses pengelolaan pasien dan pengelolaan
pasien secara tim.
Kata kunci: kolaborasi, dokter-perawat, interdisiplin, perilaku
afiliasi, perilaku individu
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)DOI: https://doi.org/10.22146/jmpk.v14i02.2593
Article Metrics
Abstract views : 1455 | views : 2418Refbacks
- There are currently no refbacks.