Merebut Paus di Laut Sawu: Konflik Kepentingan Konservasi Paus antara Negara dan Masyarakat Lamalera, Nusa Tenggara Timur

https://doi.org/10.22146/jps.v6i1.47466

Agustinus Gregorius Raja Dasion(1*)

(1) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan kerangka teoritis wacana Laclau dan Mouffe. Analisa ini bertujuan untuk melihat seluruh praktik sosial yang dilakukan oleh negara dan masyarakat terkait wacana konservasi paus di Laut Sawu, NTT. Hasil penelitian menunjukan bahwa konflik antara masyarakat Lamalera dengan negara terjadi sejak tahun 2001. Konflik itu terkait wacana konservasi Laut Sawu yang secara langsung membatasi wilayah melaut masyarakat Lamalera. Wacana konservasi dimulai dengan pembentukan Kawasan Konservasi Laut Daerah Solor-Lembata-Alor (KKLD-Solar) di tahun 2006. Negara berusaha membangun kesadaran masyarakat lewat berbagai seminar, sosialisasi, dan program Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Nusa Tenggara Timur. Masyarakat lokal merasa terusik dan berusaha menolak rencana konservasi tersebut. Mereka menilai bahwa perburuan paus yang mereka lakukan sejak dahulu, selalu mematuhi aturan-aturan adat lokal, dengan menerapkan pengetahuan tradisional tentang konservasi kehidupan laut.

Keywords


konservasi paus, masyarakat adat, konflik kepentingan, analisis wacana, Nusa Tenggara Timur (NTT)

Full Text:

PDF



DOI: https://doi.org/10.22146/jps.v6i1.47466

Article Metrics

Abstract views : 6739 | views : 8116

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Jurnal Pemikiran Sosiologi

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Jurnal Pemikiran Sosiologi Indexed by:

Crossref Member Badge       

ISSN 2252-570X (Print), ISSN 2502-2059 (online).


free
web stats View my stats