Identifikasi Protozoa Gastrointestinal pada Orangutan Sumatera (Pongo abelii) dan Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) di Taman Satwa Sumatera Utara

https://doi.org/10.22146/jsv.74935

Ferina Anggraini(1), Muhammad Hanafiah(2*), Erdiansyah Rahmi(3), Farida Athaillah(4), Teuku Zahrial Helmi(5), Zainuddin .(6)

(1) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
(2) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
(3) Lab Histologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
(4) Lab Parasitologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
(5) Lab Biokimia Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
(6) Lab Histologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
(*) Corresponding Author

Abstract


Infeksi protozoa merupakan salah satu penyakit parasitik yang umumnya bersifat kronis serta menyebabkan penurunan berat badan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui protozoa gastrointestinal yang menginfeksi orangutan sumatera (Pongo abelii) dan orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus) yang berada di Taman Satwa Sumatera Utara serta protozoa dari genus apa saja yang menginfeksi orangutan tersebut. Sampel pada penelitian ini menggunakan sampel feses yang didapat dari 1 individu orangutan sumatera dan 2 individu orangutan kalimantan. Sampel diambil tiga kali dalam kurun waktu yang berbeda dengan interval 3 minggu. Sampel feses diambil pada pagi hari kemudian ditambahkan dengan formalin 10% dengan perbandingan 1:1. Pemeriksaan sampel dengan menggunakan metode floatasi, metode modified Ziehl-Neelsen, dan metode sedimentasi formol-eter. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 2 dari 3 orangutan di Taman Satwa Sumatera Utara positif terinfeksi protozoa gastrointestinal. Orangutan sumatera bernama Stevee tidak terifeksi protozoa gastrointestinal dan orangutan kalimantan bernama Simba dan Hamidah positif terinfeksi genus protozoa gastrointestinal yaitu, Entamoeba sp., Balantidium sp. dan Cryptosporidium parvum.


Keywords


Orangutan sumatera; Orangutan kalimantan; Protozoa Gastrointestinal

Full Text:

PDF


References

Agoramoorthy, G. (2004). Ethics and welfare in southeast Asian zoos. J. of Applied Animal Welfare Science, 7(3): 189-195. Ai, S., Zhang, Z., Wang, X., Zhang, Q., Yin, W. dan Duan, Z. (2021). The first survey and molecular identification of Entamoeba spp. in farm animals on Qinghai-Tibetan Plateau of China. Comparative Immunology, Microbiology and Infectious Diseases, 101607(75): 1-6. Andini, R., Rahmi, E., Mardiana., Rasnovi, S., Martunis. dan Moulana, R. (2021). Nest characteristics of the sumatran orangutan (Pongo pygmaeus) in the Wildlife Sanctuary Soraya Station in Aceh Province, Indonesia. Tropical Life Sciences Research, 32(3): 161-178. Anonital. dan Andayasari, L. (2011). Kajian epidemiologi penyakit infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh amuba di Indonesia. Media Litbang Kesehatan, 21(1): 1-9. Athaillah, F., Ginting, A. W.E., Rahmi, E., Hambal, M., Hasan, M., Erwin, E. dan Vanda, H. (2020). Identification of gastrointestinal protozoa in longtailed macaque (Macaca fascicularis) in Sabang. Advances in Biological Sciences Research, 12(1): 188-193. Atmoko, S. dan Rifqi, M. (2012). Panduan Survei Sarang Orangutan. Forum Orangutan Indonesia (FORINA) dan Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta. Beka, F. C., Lastuti, N. D. R., Suwanti, L. T., Koesdarto, S., Mufasirin., Suprihati, E. dan Kurniawati, D. A. (2021). Deteksi molekuler Entamoeba suis pada babi di Rumah Potong Hewan Pegirian Surabaya. Jurnal Veteriner, 22(3): 383-388. Cibot, M., Mclennan, M. R., Kvac, M., Sak, B., Asiimwe, C. dan Petrzelkova, K. (2021). Sparse evidence for Giardia intestinalis, Cryptosporidium spp. and Mikrosporidia infection in humans, domesticated animals and wild nonhuman primates sharing a farm-forest mosaic landscape in Western Uganda. Pathogens, 10 (933): 5-11. Dalimunthe, N. P., Alikodra, H. S., Iskandar, E. dan Atmoko, S. S. U. (2010). Manajemen pakan dan pemenuhan nutrisi orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus) di Taman Safari Indonesia dan Taman Margasatwa Ragunan. Jurnal Biologi Indonesia, 16(1): 57-66. Harahap, A. M. dan Gultom, E. S. (2017). Derajat infeksi parasite gastrointestinal pada orangutan sumatera (Pongo abelii) dan orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus) di Taman Hewan Pematang Siantar Sumatera Utara. Jurnal Generasi Kampus, 10(2): 188-194. Herwandi, B. dan Prayogo, H. (2018). Perilaku harian orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus) di Kawasan Hutan Konservasi PT. Kayung Agro Lestari (KAL) Kabupaten Ketapang. Jurnal Hutan Lestari, 6(3): 526-534. Joesoef, J. A., Sajuthi, D., Wijaya, A. dan Sanam, M. U. E. (2018). Keragaman endoparasite pada Macaca fascicularis dan potensi zoonotiknya dengan cuaca berbeda di Kota Kupang. Jurnal Veteriner, 19(4): 451-459. Kuswanda, W. (2014). Orangutan Batang Toru: Kritis di Ambang Punah. FORDA PRESS, Jawa Barat. Labes, E. M., Hegglin, D., Grimm, F., Nurcahyo, W., Harrison, M. E., Bastian, M. L. dan Deplazes, P. (2009). Intestinal parasites of endangered orangutans (Pongo pygmaeus) in Central and East Kalimantan, Borneo, Indonesia. Cambridge University Press, 1(137): 123-135. Maryanti, E. (2011). Epidemiologi kriptosporidiosis. JIK, 5(1): 1-6. Mehlhorn, H. (2012). Animal Parasites Diagnosis, Treatment, Prevention. Springer, Switzerland. Mohammed, A., Degefu, H. dan Jilo, K. (2017). Cryptosporidium and its public health importance. Int J Res Stu Microbiol Biotech, 3(4): 12-31. Mufa, R. M, D., Lastuti, N. D. R., Rantam, F. A., Suwanti, L. T., Suprihati, E., Handijatno, D. dan Mufasirin. (2020). Deteksi Cryptosporodium canis pada anjing di Kota Surabaya. Jurnal Veteriner, 2(21): 176-182. Mustofa., Syartinilia. dan Arifin, H. S. (2020). Model spasial distribusi habitat orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus) menggunakan logistik regresi di DAS Katingan. Journal of Nature Resources and Environmental Management, 10(4): 627-638. Prasanjaya, P. N. K., Suratma, N. A. dan Damriyasa, I. M. (2014). Prevalensi Infeksi Entamoeba spp pada Ternak Babi di Pegunungan Arfak dan Lembah Baliem Provinsi Papua. Buletin Veteriner Udayana, 6(2): 135-140. Rachmawati, I. (2019). Analisis hubungan hygiene perorangan dengan kejadian toxoplasmosis pada komunitas pemelihara kucing “bungkul cat lovers” di Surabaya. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 11(2): 116-122. Rahmah, F., Dahelmi. dan Salmah. (2013). Cacing parasit saluran pencernaan pada hewan primata di Taman Satwa Kandi Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat. Jurnal Biologi Universitas Andalas, 2(1): 14-19. Rahmawati, E., Apsari, I. A. P. dan Dwinata, I. M. (2018). Prevalensi infeksi protozoa gastrointestinal pada sapi bali di lahan basah dan kering di Kabupaten Badung. Indonesia Medicus Veterinus, 7(4): 324-334. Sari, S. Y. I., Hamba, M. E., Cahyadi, A. I., Utami, J. M., Ravichandran, M. dan Raksanagara, A. (2017). Deteksi entamoeba sp. dan telur cacing pada sumber air bersih di wilayah kumuh perkotaan di Kota Bandung. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 11(1): 26-32. Selian, R. M., Hanafian, M. dan Rahmi, E. (2013). Identifikasi parasite gastrointestinal pada feses orangutan sumatera (Pongo abelii) semi liar di Kawasan Cagar Alam Pinus Jantho Kabupaten Aceh Besar. JESBIO, 2(1): 26-32. Soehartono, T., Susilo, H. D., Andayani, N., Atmoko, S. C. U., Sihite, J., Saleh, C. dan Sutrisno, A. (2007). Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Orangutan Indonesia 2007-2017. Departemen Kehutanan, Jakarta. Sucitrayani, P. T. E., Oka, I. B. M. dan Dwinata, M. (2014). Prevalensi infeksi protozoa saluran pencernaan pada kucing lokal (Felis catus) di Denpasar. Buletin Veteriner Udayana, 6(2): 153-159. Suhandi, A. P., Yoza, D. dan Arlita, T. (2015). Perilaku harian orangutan (Pongo pygmaeus Linnaeus) dalam konservasi ex-situ di Kebun Binatang Kasang Kulim Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Riau. Jom Faperta, 2(1): 1-14. Supriadi., Fitria, W. A. dan Nurcahyo, R. W. (2012). Balantidium sp. infection in faeces samples of orangutan (Pongo pygmaeus) from care center and Tanjung Putting National Park Area, Central Borneo. Biology, Medicine, & Natural Product Chemistry, 1(1): 47-52. Suryawan, G. Y., Suratma, N. A. dan Damriyasa, I. M. (2014). Potensi babi sebagai sumber penularan penyakit zoonosis Entamoeba spp.. Buletin Veteriner Udayana, 6(2): 141-145. Susanty, E. (2018). Teknik konsentrasi formol eter untuk mendiagnosa parasit usus. Jurnal Kesehatan Melayu, 1(2): 125-129. Taylor, M.A., Coop, R.L and Wall, R.L. (2016). Veterinary Parasitology. Library of Congress Cataloging, British. Tolistiawaty, I., Widjaja, J., Lobo, L. T. dan Isnawati, R. (2016). Parasit gastrointestinal pada hewan ternak di tempat pemotongan hewan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. BALABA, 12(2): 71-78. Triani, R., Haryono, T. dan Faizah, U. (2014). Identifikasi Telur Endoparasit Saluran Pencernaan Macaca fascicularis yang dipergunakan pada Pertunjukan Topeng Monyet di Surabaya melalui pemeriksaan feses. LenteraBio, 3(3): 174-180. Wahdini, S. dan Kurniawan, A. (2010). Respons imun pada infeksi Cryptosporidium. Majalah Kedokteran FK UKI, 27(3): 130 -137. Wardinal., Safika. dan Ismail, Y. S. (2019). Identifikasi Lactobacillus sp. pada orangutan sumatera (Pongo abelii) liar menggunakan KIT API 50 CHL di Stasiun Penelitian Suaq Belimbing Aceh Selatan. Jurnal Biotik, 7(1): 49-56.



DOI: https://doi.org/10.22146/jsv.74935

Article Metrics

Abstract views : 551 | views : 395

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2023 Jurnal Sain Veteriner

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Jurnal Sain Veteriner Indexed by

    CrossrefROADCOREProduct DetailsDESKRIPSI GAMBAR


Copyright of JSV (Jurnal Sain Veteriner) ISSN 0126-0421 (print), ISSN 2407-3733 (online).

Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada

Jl. Fauna No.2, Karangmalang, Yogyakarta

Phone: 0274-560862

Fax: 0274-560861

Email: jsv_fkh@ugm.ac.id

HP. 0895363078367

Jurnal Sain Veteriner is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 

free
web stats View My Stats