Identitas Pemuda Tionghoa Pasca Reformasi: Nasionalisme dalam Transformasi Kepemimpinan pada Organisasi Sosial di Lasem, Jawa Tengah
Munawir Aziz(1*)
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Artikel ini mengkaji tentang eksplorasi identitas pemuda Tionghoa di Lasem pasca reformasi, dengan fokus pada proses transformasi kepemimpinan pada organisasi keagamaan dan religius warga Tionghoa (Yayasan Tridharma Klenteng Cu Ang Kiong dan Hoo Hap Hwe Koan Rukun Santosa, Lasem). Riset ini mengeksplorasi tema-tema identitas Tionghoa di luar pusat pemerintahan Jakarta, untuk mengetahui dampaknya di daerah. Setelah tahun 1998, arus besar pemuda Tionghoa di Indonesia terjadi dengan kecenderungan ingin menjadi bagian dari dunia global, yang tidak berpengaruh sentimen etnis dan berkarya di lembaga ekonomi internasional maupun organisasi transnasional. Dengan demikian, nasionalisme dipahami sebagai bagian yang jauh dari genggaman. Namun, hal ini tidak berlaku sepenuhnya bagi pemuda Tionghoa di Lasem. Di kota ini, pemuda-pemuda Tionghoa masih berkomitmen dengan nilai-nilai nasionalisme dengan menciptakan gerakan budaya dengan menggerakkan organisasi-organisasi sosial. Dengan
melakukan wawancara mendalam dan penelitian arsip-arsip lokal, penelitian ini berusaha memberikan kontribusi pada pemetaan identitas pemuda Tionghoa dan orientasinya pada
spirit nasionalisme, kususnya pada daerah di luar kota Jakarta. Penelitian ini memberikan bukti bahwa ikatan dengan kebudayaan akan menghasilkan relasi yang kuat dengan tradisi
dan memberikan dampak positif bagi identitas nasionalisme pemuda.
Kata kunci: pemuda Tionghoa, nasionalisme, organisasi sosial, tradisi etnis, Lasem
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/studipemudaugm.32042
Article Metrics
Abstract views : 1001 | views : 5383Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Jurnal Studi Pemuda
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Jurnal Studi Pemuda (Online ISSN 2527-3639; Print ISSN 2252-9020) is published by the Youth Studies Centre in collaboration with Faculty of Social and Political Science, Universitas Gadjah Mada. |