Cost Consequence Analysis Analysis Penggunaan Antibiotik pada Penyakit Apendisitis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Farah Widya Kautsari(1*), Dyah A Perwitasari(2), Endang Yuniarti(3)
(1) Ahmad Dahlan University
(2) Instalasi Farmasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
(3) Program Studi Farmasi, Stikes Muhammadiyah Gombong, Jawa Tengah
(*) Corresponding Author
Abstract
Apendisitis merupakan salah satu penyakit tidak menular tertinggi di Indonesia pada rawat inap di rumah sakit. Sehingga pengobatan apendisitis perlu dikontrol, salah satunya dengan penggunaan Clinical Pathway (CP). Clinical pathway (CP) merupakan salah satu strategi untuk meminimalkan pemakaian sumberdaya. Untuk itu, diperlukan penelitian untuk menganalisis biaya penggunaan antibiotik pada pasien apendisitis yang sesuai clinical pathway pada pasien apendisitis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Rancangan penelitian ini adalah cohort retrospektif dengan metode penelitian Cost Consequence Analysis (CCA) pada pasien rawat inap apendisitis dengan perspektif Rumah Sakit. Sampel pada penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu sesuai clinical pathway dan tidak sesuai dengan clinical pathway. Data yang diambil adalah data biaya medis langsung pasien apendisitis, kesesuaian clinical pathway dan LOS pada periode Januari-Desember 2019. Data tersebut dianalisis kesesuaian penerapan clinical pathway-nya kemudian dilihat konsekuensinya berupa LOS dan biaya medis langsung. Hasil penelitian akan ditampilkan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif. Terdapat 73 pasien yang masuk dalam subyek penelitian. Jumlah pasien yang sesuai clinical pathway 55 pasien (75,3 %) dan yang tidak sesuai clinical pathway 18 pasien (24,7 %). Kesesuaian peresepan antibiotik sesuai CP sebesar 73,97%. 2. Biaya medis langsung total kelompok sesuai CP (ceftriaxone) adalah Rp 7.681.672 dengan rincian biaya obat sebesar 2.528.560 dan biaya jasa Rp 5.153.112. Sedangkan kelompok tidak sesuai CP adalah Rp 8.489.481 dengan rincian biaya obat sebesar Rp 3.016.539 biaya jasa Rp 5.603.342. LOS kelompok sesuai CP adalah 3,18 hari sedangkan kelompok tidak sesuai CP adalah 4,33 hari. Perbedaan biaya medis langsung dari kelompok sesuai CP dan tidak sesuai CP dengan INA-CBG’s adalah Rp 431.304 dan Rp 985.227. Berdasarkan uji chi square terdapat hubungan yang signifikan antara kesesuaian CP dengan lama rawat inap dengan RR 1,517 dan p value 0,03. Kesimpulan bahwa penerapan clinical pathway pasien apendisitis di Rumah Sakit dapat memperpendek LOS dan menghemat biaya medis langsung.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Arifuddin, A., Salmawati, L., & Prasetyo, A. (2017). Faktor Resiko Kejadian Apendisitis di Bagian Rawat Inap RSU Anutapura Palu 2017. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8, 26–33.
Astuti, Y. D. (2017). Evaluasi Implementasi Clinical Pathway SEctio Caesarea pada Unit Rawat Inap Obstetrik dan Ginekologi Di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Braun, G. L., & Hellebrandt, F. A. (1962). The influence of sex and age on postural stability. American Journal of Physiology, 123, 21–22.
Djasri, H. (2013). Peran Clinical Pathways dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Bidang Kesehatan. Peran Clinical Pathways Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Bidang Kesehatan1, 5.
Djen, N. (2017). Analisis Biaya dan Gambaran Outcome Klinis pada Pasien Apendiktomi BPJS Kesehatan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Januari – Desember 2014. Universitas Islam Indonesia.
Ferris, M., Quan, S., Kaplan, B. S., Molodecky, N., Ball, C. G., Chernoff, G. W., … Kaplan, G. G. (2017). The Global Incidence of Appendicitis. Annals of Surgery, 266, 237–241.
Lee, J. H., Park, Y. S., & Choi, J. S. (2010). The epidemiology of appendicitis and appendectomy in South Korea: National registry data. Journal of Epidemiology, 20, 97–105.
Nazir, A., Farooqi, S. A., Chaudhary, N. A., Bhatti, H. W., Waqar, M., & Sadiq, A. (2019). Comparison of Open Appendectomy and Laparoscopic Appendectomy in Perforated Appendicitis. Cureus, 11, 1–8.
Pusat Data Dan Informasi Kesehatan. (2012). Buletin Jendela Data & Informasi Kesehatan Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Sari, B. S., Citraningtyas, G., & Wewengkang, D. S. (2017). Analisis Efektivitas Biaya (Cost Eff Ectiveness Analysis) Pada Pasien Gastritis Kronik Rawat Inap Di Rsu Pancaran Kasih Gmim Manado. Pharmacon, 6. https://doi.org/10.35799/pha.6.2017.16946
Sinuraya, R. K., Aini, A. N., Rahayu, C., Wathoni, N., & Abdulah, R. (2020). The Effectiveness of Postoperative Antibiotics following Appendectomy in Pediatric Patients: A Cost Minimization Analysis. The Open Public Health Journal, 13, 80–86.
Smyth, E. T. M., Barr, J. G., O’Neill, C. A., & Hogg, G. M. (1995). An Assessment of the Hidden and Total Antibiotic Costs of Four Parenteral Cephalosporins. PharmacoEconomics, 8, 541–550.
Wulandari, A., Purba, E. M., Acute, W., In, D., Chasbullah, R., & Period, A. (2019). Analisis Biaya Minimum Penggunaan Antibiotik Ceftriaxone dan Cefotaxime pada Penderita Diare Akut Anak di RSUD dr . Chasbullah Abdulmajid Periode Januari-Desember 2017. Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Departemen Farmasi Komunitas Surabay, 12, 1–6.
Zhang, A. H., & Liu, X. H. (2011). Clinical pathways: Effects on professional practice, patient outcomes, length of stay and hospital costs. International Journal of Evidence-Based Healthcare, 9, 191–192.
DOI: https://doi.org/10.22146/farmaseutik.v18i3.70312
Article Metrics
Abstract views : 1652 | views : 1395Refbacks
- There are currently no refbacks.