Potensi seduhan jahe merah (Zingiber officinale Rubrum) terhadap bakteri Porphyromonas gingivalis

https://doi.org/10.22146/mkgk.104334

Elly Marsenia(1*), Ricky Anggara Putranto(2), Ciptadhi Tri Oka Binartha(3)

(1) Program Studi S1 Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia
(2) Departemen Periodonti, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia
(3) Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Jahe merah merupakan tanaman yang digunakan sebagai bahan baku obat herbal tradisional yang berkhasiat untuk kesehatan. Kandungan senyawa aktif yang dihasilkan jahe merah menghasilkan efek farmakologis. Bahan alam ini dapat dijadikan sebagai alternatif obat kumur yang efek salah satunya sebagai antibakteri. Bakteri Porphyromonas gingivalis merupakan bakteri penyebab periodontitis akibat faktor virulensi yang menginduksi peradangan jaringan periodontal. Obat kumur klorheksidin 0,2% merupakan obat kumur sebagai perawatan periodontitis, namun penggunaannya dalam jangka panjang dapat menyebabkan efek samping. Tujuannya untuk mengetahui efektivitas seduhan jahe merah (Zingiber officinale Rubrum) terhadap pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis. Penelitian ini berupa eksperimental laboratorium secara in vitro dengan rancangan post-test only group design. Uji antibakteri dilakukan dengan metode dilusi dengan sampel seduhan jahe merah 5 gram, 2,5 gram, 1,25 gram, 0,625 gram, 0,3125 gram, klorheksidin 0,2% sebagai kontrol positif, dan akuades sebagai kontrol negatif. Seduhan jahe merah memiliki efek antibakteri terhadap bakteri Porphyromonas gingivalis. Hasil rata-rata jumlah koloni seduhan jahe merah 5 gram menghasilkan rata-rata terendah dibanding kelompok lainnya dan pada hasil uji Post Hoc Tukey HSD menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna (p < 0,05) dibandingkan kontrol negatif dan positif, sehingga kelompok seduhan jahe merah 5 gram memiliki efek antibakteri yang tertinggi dibandingkan kelompok yang lain, namun tidak dapat melampaui klorheksidin 0,2%.

Keywords


antibakteri; klorheksidin; Porphyromonas gingivalis; seduhan jahe merah



References

1. Centers for Disease Control and Prevention. Periodontal disease. 2022.

2. Riskesdas. Laporan Riskesdas 2018 Nasional. Lembaga Penerbit Balitbangkes, editor. Jakarta: Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (LPB); 2018. 207.

3. Xu RR, Yang WD, Niu KX, Wang B, Wang WM. An update on the evolution of glucosyltransferase (GTF) genes in Streptococcus. Front Microbiol. 2018; 4(9): 2979. doi: 10.3389/fmicb.2018.02979

4. Tetan-El D, Adam AM, Jubhari H. Gingival diseases: Plaque-induced and non-plaque-induced. Makassar Dent J. 2021; 1(10): 88–95. doi: 10.35856/mdj.v10i1.394

5. Agung IGAD. Ekstrak daun sirih dapat mencegah terbentuknya dental plak dengan menghambat perkembangan bakteri Streptococcus mutans. J Sangkareang Mataram. 2017; 3(2): 11–15.

6. Bosma ML, McGuire JA, DelSasso A, Milleman J, Milleman K. Efficacy of flossing and mouth rinsing regimens on plaque and gingivitis: A randomized clinical trial. J Dent Hyg. 2024; 24(1): 2–26.

7. Zhang S, Kou X, Zhao H, Mak KK, Balijepalli MK, Pichika MR. Zingiber officinale var. rubrum: red ginger’s medicinal uses. Molecules. 2022; 27(3): 2–31. doi: 10.3390/molecules27030775

8. Herawati IE, Saptarini NM. Studi fitokimia pada jahe merah (Zingiber officinale Roscoe var. Sunti Val). Majalah Farmasetika. 2020; 4(1): 1-7.

9. Tandanu E, Rambe PW. Efektivitas antibakteri ekstrak rimpang jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro. Prima Med J. 2020.

10. Lestari A, Nasrudin N, Rahmanpiu R. Senyawa metabolit sekunder seduhan serbuk rimpang jahe emprit. Jurnal Pendidikan Kimia FKIP Universitas Halu Oleo. 2020; 5(2): 105. doi: 10.36709/jpkim.v5i2.13738

11. Setiawan R, Hariyono D. Pengaruh beberapa unsur iklim (curah hujan, suhu udara, dan kelembaban udara) terhadap produktivitas tanaman jahe (Zingiber officinale). Produksi Tanaman. 2022; 10(12): 659–667. doi: 10.21776/ub.protan.2022.010.12.01

12. Fernando A, Rahmadhani AW, Susanti E. Pengaruh proses pengeringan terhadap kadar total fenolik dan flavonoid ekstrak metanol kubis ungu (Brassica oleraceae L.). J Penelitian dan Pengkajian Ilmiah Eksakta. 2023; 2(1): 102–109. doi: 10.47233/jppie.v2i1.796

13. Dewi BK, Nengah I, Putra K, Luh N, Yusasrini A. Pengaruh suhu dan waktu pengeringan terhadap aktivitas antioksidan dan sifat sensori teh herbal bubuk daun pohpohan (Pilea trinervia W.). Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan (ITEPA). 2022; 11(1): 1-12.

14. Puspa Pani O, Sarwo Edi I, Hadi S. The effectiveness of the inhibition of red ginger (Zingiber officinale var. Rubrum) decoction with a concentration of 40%, 50%, 60% against the growth of Staphylococcus aureus bacteria. Int Conf Dent Oral Health. 2022; 2(1): 72–76.

15. Permadi T. Uji aktivitas antibakteri ekstraksi infusa dan seduhan daun dewandaru (Eugenia uniflora L) terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus dengan metode time kill test. J Ilmu Fitofarmaka Kesehatan. 2023; 1(1): 20-25.

16. Rahmatika D, Oktaria S. Perbedaan uji daya antibakteri jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum) dan bawang putih (Allium sativum) terhadap Staphylococcus aureus. J Kedokteran Ibnu Nafis. 2021; 10(1): 1-7. doi: 10.30743/jkin.v10i1.94



DOI: https://doi.org/10.22146/mkgk.104334

Article Metrics

Abstract views : 3

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2025 MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik) (Clinical Dental Journal) UGM

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


View my stats

site
stats