Metafora Anggota Tubuh dalam Masyarakat Muna

  • Andi Wardatul Wahidah Lufini Linguistics Master Program, Universitas Gadjah Mada
Keywords: anggota tubuh, metafora, bahasa muna

Abstract

Makalalah bertujuan untuk menjelasakan konseptualisasi anggota tubuh dalam ungkapan-ungkapan metaforis di masyarakat Muna. Muna merupakan salah satu nama suku sekaligus bahasa yang merupakan rumpun bahasa Austronesia dengan sub-grub Muna-Buton. Dalam berkomunikas masyarakat pengguna bahasa ini juga tidak lepas dari adanya pemetaforaan. Terdapat empat topik metafora yang paling sering dijumpai dalam yaitu yang berkaitan dengan hewan, tumbuhan, istilah kekeluargaan dan anggota tubuh. Diantara istilah-istilah yang berkaitan dengan metafora tersebut, anggota tubuh merupakan pemetaforaan yang paling banyak digunanakan oleh masyarakat Muna dibandingkan dengan metafora dengan istilah kekeluargaan, hewan dan tumbuhan. Cara pandang yang berbeda menyebabkan kekhususan konsep dan dasar pemetaforaan bagi setiap kelompok masyarakat. Data dalam penelitian ini merupakan ungkapan-ungkapan metaforis yang diambil melalui kamus online bahasa Muna yang dapat diakses melalui laman https://www.webonary.org/muna/?lang=en. Pembicaraan dilakukan dengan menggunakan pendekatan semantik kognitif sedangkan analisis data akan dilakukan dengan menggunakan teori Great Chain Methapor Theory (GCMT). Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa dipilihnya anggota tubuh sebagai bagian dari istilah-istilah dalam metafora terjadi bukan tanpa alasan. Setidaknya terdapat empat hal yang mendasari penggunaan anggota tubuh dalam istilah bermetafor. Keempat hal tersebut adalah letak, fungsi, sifat dan bentuk dari anggota tubuh tersebut. Selain membuktikan bahwa terbatasnya kosa kata tidak membuat kreatifitas pengguna bahasa menjadi sempit hal ini juga membuktikan bahwa masyarakat menggunkan sesuatu yang sangat dengan dengan lingkungan sosial dan budaya dalam mengkonstruksi sebuah metafora.

References

Apriatin, Wa Ode. 2015. “Metafora Dalam Khabanti Pada Masyarakat Muna di Kabupaten Muna.” JURNAL HUMANIKA 3 (16). http://ojs.uho.ac.id/index.php/HUMANIKA/article/view/755.
Blust, Robert. 2013. The Austronesian Languages. Canberra: Pacific Linguistics, Research School of Pacific and Asian Studies, The Australian National University.
Chairani, Eva. 2017. “Kajian Kognitif Semantik Penggunaan Anggota Tubuh Dalam Peribahasa Indonesia.” Medan: Universitas Sumatra Utara. doi:10.31227/osf.io/puvdk.
Couvreur, J. 2001. Sejarah dan kebudayaan Kerajaan Muna. Kupang: Artha Wacana Press.
Haula, Baiq. 2020. “Metafora Konseptual dalam Judul Berita Kontan.co.id: Kajian Linguistik Kognitif.” SUAR BETANG 15 (1): 15–24. doi:10.26499/surbet.v15i1.118.
Lyra, Hera Meganova. 2016. “Piranti Lingual Metafora Orientasional Bagian Tubuh Dalam Bahasa Sunda.” Riksa Bahasa: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya 2 (1). doi:10.17509/rb.v2i1.8772.
Nirmala, Deli. 2012. “Korespondensi Konseptual Antara Ranah Sumber Dan Ranah Target Dalam Ungkapan Metaforis Di Surat Pembaca Harian Suara Merdeka.” HUMANIKA 15 (9). Faculty of Humanities, Diponegoro University. doi:10.14710/humanika.15.9.
Rachmawati, Dita. 2019. “Metafora Tangan Dalam Idiom Bahasa Jepang Berdasarkan Teori Metafora Konseptual.” LITE: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Budaya 15 (1): 31–47. doi:10.33633/lite.v15i1.2393.
Subhan, Regi Fajar, Tajudin Nur, dan Tubagus Chaeru Nugraha. 2019. “Konseptualisasi Sifat dan Perbuatan Dalam Metafora Berunsur Tubuh ‘Tangan’ Pada Al-Qur’an.” Kandai 15 (1): 61–74. doi:10.26499/jk.v15i1.1287.
Wijana, I Dewa Putu. 2020. “Metaphors of Turtle Dove Physical Characteristics in Javanese Community: A Preliminary Study.” Dalam The Conference of the Global Council for Anthropological Linguistics in Asia, 48–52. Malaysia: The Global Council For Anthropological Linguistics. https://glocal.soas.ac.uk/cala2020-proceedings/.
Yusuf, Muri. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan. Jakarta: Prenada Media.
Published
2021-03-31
How to Cite
Lufini, A. W. W. (2021). Metafora Anggota Tubuh dalam Masyarakat Muna. Deskripsi Bahasa, 4(1), 25-33. https://doi.org/10.22146/db.v4i1.4110