Kolaborasi Komunitas Stucash dan Lakoni dalam Penanganan Dampak Sosial-Ekonomi Pandemi COVID-19
PDF

Keywords

Collaboration
COVID-19 Pandemic
New Media
Youth Communities

How to Cite

Miftah Awalurrizqi, Sumantiyasmi, A. R., & Azzahidah, A. (2021). Kolaborasi Komunitas Stucash dan Lakoni dalam Penanganan Dampak Sosial-Ekonomi Pandemi COVID-19. Journal of Social Development Studies, 2(1), 14-27. https://doi.org/10.22146/jsds.1035

Abstract

Komunitas Stucash dan Lakoni menjadi aktor penting dalam penanganan pandemi COVID-19 di Yogyakarta karena bersentuhan secara langsung dengan masyarakat dan juga telah akrab dengan pemanfaatan teknologi digital. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana kolaborasi dua komunitas tersebut dalam penanggulangan dampak sosial-ekonomi akibat pandemi. Komunitas Stucash dan Lakoni dipilih sebagai fokus penelitian karena mereka merupakan representasi dari pergerakan sosial oleh pemuda, mulai dari tahap inisiasi, konsepsi hingga eksekusi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif-deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara secara daring terhadap perwakilan dari setiap komunitas, dokumentasi dan observasi pada publikasi serta interaksi dari akun media sosial di tiap komunitas. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Stucash dan Lakoni mampu membantu kinerja Pemerintah Daerah D.I. Yogyakarta dalam menanggulangi dampak sosial-ekonomi akibat pandemi COVID-19 dengan menggunakan pendekatan partisipatif dimana komunitas sebagai wujud aktor dari masyarakat menjadi inisiator utama sekaligus eksekutor gerakan dengan memanfaatkan teknologi digital yang dalam hal ini yaitu media sosial.

Kata Kunci: Kolaborasi, Komunitas Pemuda, Media Baru, Pandemi COVID-19 

 

The Stucash and Lakoni communities are important actors in handling the COVID-19 pandemic in Yogyakarta because they have direct contact with the community and familiar with the utilization of digital technology. This study aims to see how the collaboration of the two communities in dealing with the socio-economic impacts of the pandemic is. The Stucash and Lakoni communities were chosen as the research focus because they represent the social movements of youth from initiation, conception to execution stages. This research is a descriptive-qualitative type with data collection techniques through online interviews to representatives from each community, documentation and observation on publications and interactions in social media accounts of each community. The results of the study show that Stucash and Lakoni are able to help the performance of the local government of D.I. Yogyakarta in overcoming the socio-economic impacts of the COVID-19 pandemic by using a participatory approach in which the community as an actor from society becomes the main initiator and executor of the movement by utilizing digital technology, which in this context is social media.

Keywords: Collaboration, COVID-19 Pandemic, New Media, Youth Communities

https://doi.org/10.22146/jsds.1035
PDF

References

Borzekowski, Dina L. G. (2019). Constancy (the New Media “C”) and Future Generations.Health Education & Behavior 2019, 46(2S), pp. 20S–29S.
Effendi, D., Agustiyara, Putra, H. A. (2019).Natural Disasters Management and the Challenge of Governability in Indonesia. Indian Journal of Public Administration, 65(3), pp. 627-645.
Hossain, A. (2013). Community Participation in Disaster Management: Role of Social Work to Enhance Participation. Antrocom Online Journal of Anthropology, 9(1), pp.159-171.
Leo, O. (2019). Pelajar Jogja Kumpulkan Rp 29 Juta Untuk Bantu Korban Banjir. Radar Jogja: https://radarjogja.jawapos.com/2019/04/05/pelajar-jogja-kumpulkan-rp-29-juta-untuk-bantu-korban-banjir/ diakses pada 25 Agustus 2020.
Leung, L. & Zheng, C.P. (2012).The Net Generation. In Z. Yan (ed.). Encyclopedia of Cyber Behavior. Hershey, PA: IGI Global, Inc.
Manalu, D. (2007). Gerakan Sosial dan Perubahan Kebijakan Publik (Kasus Perlawanan Masyarakat Batak vs PT. Inti Indorayon Utama, di Porsea, Sumatera Utara). Populasi, 18(1), pp. 31-32.
Marston, C., Renedo, A., & Miles, S. (2020). Community Participation Is Crucial in A Pandemic. The Lancet, Vol 395, May 30, pg. 1676-1678
Moleong, L. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Octastefani, T. & Rum, M. (2019). Millennials’ Contribution in Disaster Risk Reduction: Case Study of Tidal Flooding in Semarang. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 23(1), pp. 14-29.
Pantau Perkembangan Covid-19 di Yogyakarta. (2020). Diakses pada Agustus 28, 2020, dari https://corona.jogjaprov.go.id/rilis/berita
Patterson, O., Weil, F., Patel, K. (2010). The Role of Community in Disaster Response: Conceptual Models. Popul Res Policy Rev, 29 (2), pp. 127–141.
Rettie, Ruth. (2002). Net Generation Culture.Kingston Business School. Journal of Electronic Commerce Research, 3(4), pp. 2002
Schwartz, J. & Yen, M. Y. (2017). Toward A Collaborative Model of Pandemic Preparedness and Response: Taiwan’s Changing Approach to Pandemics. Journal of Microbiology, Immunology and Infection, 50(2), pp. 125-132.
Shils, Edward. (1960). The Intellectuals in the Political Developments of the New State. World Politics, 12(3), pp. 329-368. doi: 10.2307/2009395
Suharko. (2006). Gerakan Sosial Baru di Indonesia: Repertoar Gerakan Petani. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ,10(1), pp. 3.
Sukmana, O. (2016). Konsep dan Teori Gerakan Sosial. Malang: Intrans Publishing.
Smit, B., & Wandel, J. (2006).Adaptation, Adaptive Capacity and Vulnerability.Global Environmental Change- Human and Policy Dimensions, 16(3), pp. 282–292.
Sumardjan, Selo. (2009). Perubahan Sosial di Yogyakarta. Depok: Komunitas Bambu.
Tapscott, Don. (1997). Growing Up Digital: The Rise of the Net Generation. New York: McGraw Hill.
Widhyharto, Derajat S., (2014). Kebangkitan Kaum Muda dan Media Baru. Jurnal Studi Pemuda, 2(2), pp.141-146