Kesejarahan Pola Tanaman dalam Syair Lagu Permainan Nini Cowong dan Sejenisnya
Abstrak
Abstrak
Tradisi Nini Cowong dan variannya telah ada dan dimainkan dari masa ke masa. Dalam penyelenggaraannya, terdapat syair lagu yang mengiringi penampilan sejenis Nini Cowong. Di antara lantunan tersebut, nama-nama tanaman hadir di dalamnya, menandakan keterkaitannya dengan kepercayaan dan pengetahuan masyarakat Jawa yang agraris. Dari macam-macam tanaman, terdapat ragam tanaman yang membentuk pola penyusun syair lagu. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan pola tanaman sekaligus perkembangannya hingga sekarang. Penelitian bersifat deskriptif kualitatif dengan analisis data Miles dan Huberman. Hasilnya adalah terdapat dua pola tanaman berhasil diidentifikasikan, yaitu pola kembang dan kolang-kaling. Pola ini dapat diidentifikasi berdasarkan penyusunan syairnya masing-masing. Selain itu, dua pola tersebut juga secara tidak langsung berhubungan dengan Dewi Sri. Pola kembang dan kolang-kaling telah ditembangkan pada tahun 1900-an hingga saat ini. Perkembangan pola kembang dan kolang-kaling berkaitan dengan penambahan morfem dan kata, perubahan penggunaan kata, perubahan baris inti, serta penambahan baris.
Abstract
The Nini Cowong tradition and its variants have existed and been performed from time to time. In its implementation, there are song verses that accompany the performance of a type of Nini Cowong. Among the chants, the names of plants are present in them, indicating their connection to the beliefs and knowledge of the agrarian Javanese people. Of the various plants, there are a variety of plants that form patterns that compose song verses. The purpose of the research is to describe the pattern of plants as well as its development until now. The research is descriptive qualitative
with Miles and Huberman data analysis. The result is that there are two plant patterns successfully identified, namely the flower and kolang-kaling patterns. This pattern can be identified based on the arrangement of each poem. In addition, the two patterns are also indirectly related to Goddess Sri. Flower and kolang-kaling patterns have been developed in the 1900s until today. The development of the flower and kolang-kaling patterns is related to the addition of morphemes and words, changes in word usage, changes in the core line, and the addition of lines.
Referensi
Subroto, P., H. (1983). Relief Gaja-Laksi dari Candi Nagasari Prambanan koleksi Museum Sonobudoyo. Majalah Sena Budaya. XII(4), 3-13.
Artikel Jurnal
Hermawan, H. & Nurcahyo, A. (2017). Fungsi Permainan Remaja Nini Dhiwut Dusun Gebang Sananwetan Blitar (Kajian Makna Simbolik dan Nilai-Nilai Edukasi). Agastya: Jurnal Sejarah dan Pembelajarannya, 7, 01: 127-151, http://doi.org/10.25273/ajsp.v7i01.1064.
Nofrizaldi. (2022). Symbolic Visualization of the Cowong Banyumas Doll using the Iconology-Iconography Theori of Erwin Panofsky. Birci-Journal: Budapest International Research and Critics Institute-Journal, 5(1), 1195-1204,dari https://doi.org.10.33258/birci.v5i1.3720.
Buku
Danandjaja, J. (1994). Folklor Indonesia: Ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain (Cetakan ke-4). Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.
Handayani, R.D., Prasetyo, Z.K., & Wilujeng, I. (2018). Pranata Mangsa dalam Tinjauan Sains. Ponorogo: Calina Media. Overbeck, H. (1938). Javaaschen Meisjesspelen en Kinderliedjes. Yogyakarta: Java Instituut,
Poerwadarminta, W.J.S. (1939). Bausastra Jawa. Batavia: J.B. Wolters’ Uitgevers-Maatschappij N.V. Groningen.
Rasser, W.H. (1982). On the meaning of Javanese Drama. In Panji, The Culture Hero: A Structural Study of Religion in Java (Edisi ke-2), 3-61. The Hague: Martinus Nijhoff.
Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suyami, Nurhajarini, D.R., & Astuti, R. (1998). Kajian Nilai Budaya Naskah Kuna Cariyos Dewi Sri. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia (2016). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Wasino & Hartatik, E.S. (2018). Metodologi dan Historiografi Sejarah. Yogyakarta: Magnum Pustaka Utama.
Skripsi, Tesis, dan Disertasi
Arifa, N. A. (2023). Tradisi Cowongan Banyumas Perspektif ‘Urf (Studi Komparatif Pandangan Tokoh Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah Kabupaten Banyumas). Skripsi. (Purwokerto: Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri).
Rachmi, T. (2003). Nini Thowong: Pertunjukkan Boneka Magis Rakyat Jawa Kontinuitas dan Perubahannya. Tesis. (Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada).
Wahjono, P. (1993). Hakikat dan Fungsi Prmainan Ritual Magis Nini Thowok bagi Masyarakat Pendukungnya: Sebuah Studi Kasus di Desa Banyumudal-Gombong. Disertasi. (Jakarta: Universitas Indonesia)
Sumber Data
Arsip yang tidak dipublikasikan
Koleksi Naskah UI, Jakarta, Indonesia
Ni Thowong (1925) oleh Madoeretna & Poerwadiningrat
Dolanan Wayah Padhang Bulan (1931) oleh Dirdjasoesastra & Tjitraanggira
Majalah
Oey, L.D. (1983). Tjowongan. Majalah Sin po, XVIII/830/25 Januari.
Artikel Jurnal
Fatmawaty, L.S.W.Y., Chusna, A., & Taufiqurrahman, M. (2017). Struktur Dan Makna Dalam Ritual Memanggil Hujan (Cowongan) di Banyumas. Prosiding, 7,1. https://scholar.google.com/scholar?q=+intitle:”Struktur Dan Makna Dalam Ritualmemanggil Hujan (Cowongan) Di Banyumas
Hermawan, H. & Nurcahyo, A. (2017). Fungsi Permainan Remaja Nini Dhiwut Dusun Gebang Sananwetan Blitar (Kajian Makna Simbolik dan Nilai-Nilai Edukasi). Agastya: Jurnal Sejarah dan Pembelajarannya, 7, 01: 127-151, http://doi.org/10.25273/ajsp.v7i01.1064.
Kalsum. (2010). Kearifan Lokal dalam Wawacan Sulanjana : Tradisi Menghormati Padi pada Masyarakat Sunda di Jawa Barat, Indonesia. Sosiohumanika, 3(1), 79-94.
Susanti, H., & Astuti, K.S. (2022). Analysis of Function, Meaning and Moral Value in Cowong Art Ritual Services. Advances in Social Science, Education and Humanities Research: 146-159. https://doi.org/10.2991/978-2-494069-67-1_17.
Suyami, Nurhajarini, D. R, & Astuti, R. (1998). Kajian Nilai Budaya Naskah Kuna Cariyos Dewi Sri. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Widiyono, G. (2016). Upacara Barit Cowong sebagai Perantara Pemanggilan Hujan di Dusun Gandaria Desa Pekuncen-Kroya Kabupaten Cilacap. Bening: Jurnal Penelitian Mahasiswa Prodi Bahasa Jawa, 1, 4: 1-13, https://journal.student.uny.ac.id/index.php/jawa/article/view/4958.
Widjatini, R., & Yanti, S.N.H. (t.t.). Cowongan sebagai Salah Satu Bentuk Wisata Budaya dalam Industri Pariwisata di Banyumas. https://pdfcoffee.com/cowongan-new-pdf-free.html.
Buku
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1981). Permainan Rakyat Jawa Timur
Skripsi, Tesis, dan Disertasi
Arifa, N. A. (2023). Tradisi Cowongan Banyumas Perspektif ‘Urf (Studi Komparatif Pandangan Tokoh Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah Kabupaten Banyumas). Skripsi. (Purwokerto: Universitas Islam Negeri Prof. KH. Saifuddin Zuhri).
Dwiyanti, P. (2023). Nilai Pendidikan Islam dan pertunjukan Seni Cowongan di Banyumas. Skripsi. (Purwokerto: Universitas Prof. KH. Saifuddin Zuhri).
Mayangsari, N. (2014). Analisis Semiotik Syair Lagu dalam Permainan Tradisional Nini Thowong di Grudo, Bantul, Yogyakarta. Skripsi. (Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada).
Emas, A.M. (2017). Struktur dan Makna Nini Thowong dalam Masyarakat: Studi Kasus di Desa Panjang Rejo, Pundong, Bantul, Yogyakarta. Skripsi. (Jakarta: Universitas Indonesia).
Erviana, L. (2017). Makna Sesajen dalam Ritual Tilem dan Implikasinya terhadap Kehidupan Sosial Keagamaan (Studi pada Umat Hindu di Desa Bali Sadhar Tengah Kecamatan Banjit Kabupaten Way Kanan). Skripsi. Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan.
Rachmi, T. (2003). Nini Thowong: Pertunjukkan Boneka Magis Rakyat Jawa Kontinuitas dan Perubahannya. Tesis. (Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada).
Wahjono, P. (1993). Hakikat dan Fungsi Prmainan Ritual Magis Nini Thowok bagi Masyarakat Pendukungnya: Sebuah Studi Kasus di Desa Banyumudal-Gombong. Disertasi. (Jakarta: Universitas Indonesia).
Puspitasari, A. (2015). Kajian Kerusakan Lingkungan pada Lahan Pertanian akibat Pemupukan Kasus di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Tesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Sumber Daring
Bbc.com (2023, 8 Juni). Polusi Udara di Jakarta Tertinggi se-Asia Tenggara, Dua Tahun Setelah Pemprov DKI Kalah Gugatan. Diakses 25 Agustus 2024, dari https://www.bbc.com/indonesia/articles/cjmy2nez84vo.
Bbc.com. (2024, 14 Januari). 2023 Jadi Tahun Terpanas Sepanjang Sejarah, Apa yang Perlu Diwaspadai Tahun ini?. Diakses 25 Agustus 2024, dari https://www.bbc.com/indonesia/articles/c8722p5pgrmo.
BMS RECORD. (2019, November 1). COWONGAN KLASIK Kesenian Asli Banyumasan “BMS RECORD Cannel”. Diakses dari Youtube: https://www.youtube.com/watch?v=UnpSYtjB3Ic.
Cnnindonesia.com. (2024, 11 Juni). India Pecah Rekor, Dilanda Panas Ekstrem 24 Hari. Diakses 25 Agustus 2024, dari https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20240611175717-641-1108621/india-pecah-rekor-dilanda-panas-ekstrem-24-hari.
Channel Jawa Saja. (2023). Seni Tradisional Cowongan atau Jaelangkung dari Kroya di HUT Cilacap 167. Youtube. https://youtu.be/m3_COzHsgPE?si=aHWcPa-9w6iQ1Hl5.
Darlington M. (2011). Infographic: Top 20 countries with most endangered species. MNN Holding Co. Diakses pada 20 Agustus 2024, dari http://www.mnn.com/earthmatters/animals/stories/infographic-top-20-countries-with-mostendangered-species.
FiANSA. (2019). Nini Cowong Kaki Cowong Sarana Minta Air Hujan Desa Gentansari Banjarnegara Jateng. Youtube. https://www.youtube.com/watchv=gI9tu6l_uLA.
Logatngapak.blogspot.com. (2015). Cowongan, Budaya Khas Banyumas untuk Memanggil Hujan. https://logatngapak.blogspot.com/2015/03/cowongan-budaya-khas-banyumasuntuk.html?m=1.
Kbbi.kemdikbud.go.id. (2016). KBBI IV Daring. Diakses pada 24 Agustus 2024, dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/
KRISLAM NGAPAK. (2021). Cowongan (Ritual Memanggil Hujan) Adat Budaya Banyumas. Youtube.https://youtu.be/MM9q2yk1Ok.
Nanang Ngapak Chanel-NNC TV Banyumas (2023). Warga Gelar Aksi Seni Bentha Benthi. Mampukah Mengundang Hujan ?? Tkp Tlaga Gumelar Banyumas. Youtube.. https://www.youtube.com/watch?v=oGsH6Lq9Ci4.
Perhimpunan Entomologi Indonesia. (2019, 13 Februari). Kabar Buruk Bagi Manusia, 100 Tahun Lagi Serangga Akan Punah. https://pei-pusat.org/berita/177/kabar-buruk-bagi-manusia-100-tahunlagi-serangga-akan-punah.html.
Perhimpunan Entomologi Indonesia. (2019, 22 Mei). Hari Lebah Sedunia, Serangga Kecil Penopang Ketahanan Pangan Dunia. https://pei-pusat.org/berita/238/hari-lebah-sedunia-seranggakecil-penopang-ketahanan-pangan-dunia.html.
Reynolds, S. (2019, 9 April). Apa yang Terjadi di Dunia ini Jika Semua Serangga Lenyap?. Kompas. Diakses pada 20 Juni 2024, https://sains.kompas.com/read/2019/04/09/182633923/apa-yangterjadi-di-dunia-ini-jika-semua-serangga-lenyap?page=all.
Septiyan, A.R. (2019). Deforestasi: Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Pencegahan. Foresteract.com. Diakses pada 25 Agustus 2024, dari https://foresteract.com/deforestasi/.
Tembi Rumah Budaya Yogyakarta (2020). Kerawuhan Nini Thowong. Youtube. https://youtu.be/qjPnn4b5jo?si=6X2qFb0mmC9jRvHM.
Warta budaya (2023). Blendungan || Tradisi Prosesi meminta agar diturunkan hujan. Youtube. https://www.youtube.com/
watch?v=gSobvMM5KyE.
Weisse, M., Goldman, E., Carter, S. (2024). Forest Pulse: The Latest on the World’s Forests. Research.wri.org. Diakses pada 26 Agustus 2024, dari https://research.wri.org/gfr/latest-analysisdeforestation-trends.
By publishing articles in the Histma, author(s) agree to transmit the publication right to Histma under the Creative Commons. Thus, you are allowed to access, copy, transform and redistribute the articles under any lawful purposes by giving proper credit to the original author(s) and Histma as well.
Histma uphold the rights to store, convert or reformat media, manage within its database, maintain and publish article without the consent of the author with full acknowledgement of author rights as copyright owner.
The article is published in print and electronic form. The electronic form is open access for the purpose of education and research.