Lewati ke menu navigasi utama Lewati ke konten utama Lewati ke footer situs

Artikel penelitian

Vol 8 No 1 (2014): Volume 8, Number 1, 2014

Pemanfaatan abu sekam padi pada ozonisasi minyak goreng bekas untuk menghasilkan biodiesel

DOI
https://doi.org/10.22146/jrekpros.5020
Telah diserahkan
November 15, 2023
Diterbitkan
Juni 30, 2014

Abstrak

Penggunaan abu sekam padi sebagai katalis pendukung pada ozonasi minyak goreng bekas untuk menghasilkan biodiesel dipelajari pada penelitian ini. Ozonasi minyak goreng bekas termasuk proses yang hemat energi dan ramah lingkungan karena menggunakan minyak goreng bekas sebagai bahan baku biodiesel serta suhu reaksi yang relatif rendah yaitu pada suhu kamar. Proses pembuatan biodiesel dilakukan dengan mereaksikan minyak goreng bekas dan metanol dengan bantuan katalis KOH pada sebuah reaktor. Gas ozon dialirkan secara kontinu dalam reaktor berpengaduk pada suhu 30oC dan tekanan atmosfer. Pengaruh penggunaan abu sekam padi sebagai supporting catalyst terhadap konsentrasi metil ester yang dihasilkan dikaji dalam percobaan ini. Abu yang digunakan adalah abu hitam (pemanasan pada 350oC) dan putih (pemanasan pada 750oC) dengan konsentrasi masing-masing sebesar 0,5 ; 1 ; 1,5% (b/b). Produk metil ester dikarakterisasi menggunakan Gas Chromatography untuk mengetahui jumlah metil ester rantai pendek (SCME) maupun metil ester rantai panjang (LCME). Di samping itu, dilakukan juga uji densitas dan viskositas, abu yang digunakan diuji dengan analisa XRD dan BET. Konsentrasi SCME paling tinggi dihasilkan pada variasi abu putih dengan konsentrasi 1,5%. Namun, penambahan abu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pembentukan LCME. Dengan demikian, abu putih lebih berperan sebagai supporting catalyst dibandingkan abu hitam.

Referensi

  1. Boro, J., Thakur, A., Deka, D., 2011. Solid oxide derived from waste shells of Turbonilla striatula as a renewable catalyst for biodiesel production. Fuel Processing Technology, 92, 2061-2067.
  2. Boro, J., Deka, D., Thakur, A. J., 2012. A review on solid oxide derived from waste shells as catalyst for biodiesel production. Renewable and Sustainable Energy Reviews, 16, 904-910.
  3. Eevera, T., Rajendran, K., Saradha, S., 2009. Biodiesel production process optimization and characterization to assess the suitability of the product for varied environmental conditions, Department of Biotechnology, Periyar Maniammai University, India.
  4. Frankel, E. N, Neft, W. E., Selke, E., Brooks, D. D., 1987. Thermal and Metal-Catalyzed Decomposition of Methyl Linolenate Hydroperoxides, Lipids , 22 no.5, 322-327.
  5. Haryanto, B., 2002, Bahan Bakar Alternatif biodiesel (Bagian I. Pengenalan), Fakultas Teknik Kimia, Universitas Sumatera Utara.
  6. Levenspiel, O., 1999. Chemical Reaction Engineering. 3 rd ed., 182, John Wiley & Sons, New York.
  7. Riadi, L., Hwa, L., Purwanto, E., Widianto, A. Y., 2013. Pengaruh Suhu dan kecepatan pengaduk pada reaksi Ozonolysis dan Transesterifikasi Minyak Goreng Bekas, Proceding : Seminar Nasional Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Industri Ke-19. Pusat Studi Ilmu Teknik UGM, Yogyakarta.
  8. Riadi, L., Purwanto, E., Kurniawan, H., Oktaviana, R., 2013. Effect of Bio-Based Catalyst in Biodiesel Synthesis, Procedia Chemistry, UNPAR.