Lewati ke menu navigasi utama Lewati ke konten utama Lewati ke footer situs

Artikel penelitian

Vol 13 No 2 (2019): Volume 13, Number 2, 2019

Comparative study of nyamplung (Callophylum inophyllum) kernel oil obtained from mechanical and chemical extraction for biofuel production

DOI
https://doi.org/10.22146/jrekpros.42816
Telah diserahkan
November 16, 2023
Diterbitkan
Desember 31, 2019

Abstrak

Nyamplung (Callophylum inophyllum) mengandung minyak sebesar 40-73% dalam bijinya dan belakangan ini diakui sebagai sumber potensial untuk pembuatan biofuel. Proses perolehan minyak nabati dari biji nyamplung pada umumnya dilakukan menggunakan ekstraksi kimia dengan pelarut. Akan tetapi, metode ini cenderung berbiaya tinggi serta memiliki isu berkaitan dengan keselamatan proses dan dampak lingkungan berkaitan dengan penggunaan pelarut. Oleh karena itu, metode ekstraksi mekanis banyak dikembangkan sebagai alternatif metode ekstraksi minyak. Dalam penelitian ini, hasil perolehan minyak nyamplung melalui penekanan hidrolik dibandingkan dengan hasil dari ekstraksi Soxhlet. Ekstraksi Soxhlet dilakukan dengan pelarut n-heksana pada suhu 70 oC selama 5 jam. Sebelum proses ekstraksi, biji nyamplung mengalami perlakuan awal terlebih dahulu dengan cara digiling untuk mengurangi ukuran biji dan dipanaskan untuk mengurangi kadar air. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa yield minyak dari ektraksi mekanik sebesar 58% sementara yield dari ekstraksi Soxhlet adalah 65%. Karakteristik minyak yang dihasilkan melalui kedua metode ini tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam hal nilai saponifikasi, nilai asam, dan nilai iodine. Analisis komposisi asam lemak dari kedua minyak yang dihasilkan menunjukkan bahwa minyak yang diperoleh dari ekstraksi kimia mengandung asam oleat dengan persentase yang lebih tinggi sementara minyak dari hasil ekstraksi mekanik memiliki persentase asam palmitat yang lebih tinggi.

Referensi

  1. Atabani, A.E., and Cesar, A.S., 2014, Calophyllum inophyllum L. –A prospective non-edible biodiesel feedstock. Study of biodiesel production, properties, fatty acid composition, blending and engine performance, Renew. Sust. Energ. Rev, 37, 844-855.
  2. Balaji, G., and Cheralathan, M., 2013, Potential of various sources for biodiesel production, Energy Sources Part A-Recovery Utilization and Environmental Effects, 831-839.
  3. Bhuiya, M.M.K., Rasul, M.G., Khan, M.M.K., Ashwath, Azad, A.K., and Mofijur, M., 2015, Optimisation of oil extraction process from Australian native beauty leaf seed (Calophyllum inophyllum), Energy Procedia, 75, 56-61.
  4. Dasari, S.R. and Goud, V.V., 2013, Comparative extraction of castor seed oil using polar and non-polar solvents, IJCET, 1 (special issue), 121-123.
  5. Dewajani, H., Rochmadi, Purwono, S., and Budiman, A., 2015, Catalytic cracking of Indonesian nyamplung oil (Calophyllum inophyllum) for bio-fuels production using ZSM-5 catalyst, JESTEC, 61-69.
  6. Goldman Sachs Group, 2008, The fundamental factors behind rising food and fuel prices.
  7. Hasibuan, S., Sahirman, and Yudawati, N.M.A., 2013, Karakteristik fisikokimia dan antibakteri hasil purifikasi minyak biji nyamplung (Calophyllum inophyllum L.), Agritech, 33 (3), 311-319.
  8. Knothe, G., 2002, Structure indices in FA chemistry. How relevant is the iodine value? J. Am. Oil Chem. Soc., 79(9), 847-854.
  9. Jahirul, M. I., Brown, R.J., Senadeera, W., Ashwath, N., Laing, C., Leski-Taylor, J., and Rasul, M.G., 2013, Optimisation of bio-oil extraction process from beauty leaf (Callophyllum inophyllum) oil seed as a second generation biodiesel source, Procedia Engineering, 56, 619-624.
  10. Jahirul, M.I., Brown, R.J., Senadeera, W., Ashwath, N., Rasul, M.G., and Rahman M.M., 2015, Physiochemical assessment of beauty leaf (Calophyllum inophyllum) as second-generation biodiesel feedstock, Energy Reports, 1, 204-215.
  11. Kartika, I.A., Fathiyah, S., Desrial, and Purwanto, Y.A., 2010, Pemurnian minyak nyamplung dan aplikasinya sebagai bahan bakar nabati, Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 20 (2), 122-129.
  12. Kartika, I.A., Sari, D.D.K., Pahan, A.F., Suparno, O., and Ariono, D., 2017, Ekstraksi minyak dan resin nyamplung dengan campuran pelarut heksan-etanol, Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 27 (2), 161-171.
  13. Madsen, A. T., 2011, Catalytic Production of Biodiesel, Ph.D. thesis, Technical University of Denmark.
  14. Ministry of Forestry of the Republic of Indonesia (The Forestry Research and Development Agency), 2008, Nyamplung Calophyllum inophyllum L: Sumber energi biofuel yang potensial, Jakarta, Indonesia.
  15. Ramaraju, A. and Ashok Kumar, T.V., 2011. Biodiesel development from high free fatty acid punnakka oil, ARPN JEAS, 6 (4), 1–6.
  16. Rizwanul Fattah, I.M., Kalam, M.A., Masjuki, H.H., and Wakil, M.A., 2014, Biodiesel production, characterization, engine performance, and emission characteristics of Malaysian Alexandrian laurel oil, RSC Adv., 4, 17787–17796.
  17. Sahoo, P.K., and Das, L.M., 2009, Process optimization for biodiesel production from jatropha, karanja and polanga oils, Fuel, 88 (9), 1588–94.
  18. Sahoo, P.K., Das, L.M., Babu, M.K.G., and Naik, S.N., 2007, Biodiesel development from high acid value polanga seed oil and performance evaluation in a CI engine, Fuel, 86 (3), 448– 54
  19. Sari, E., 2013, Green diesel production via catalytic hydrogenation/decarboxylation of triglycerides and fatty acids of vegetable oil and brown grease, Ph.D thesis, Wayne State University.
  20. U.S. Department of Energy, 2007, Basic Research Needs: Catalysis for Energy. https://science.energy.gov/~/media/bes/pdf/re ports/2017/BRN_CatalysisScience_rpt.pdf.