Epistemologi Lokal Masyarakat Desa Nemberala, Rote Barat dalam Kegiatan “Makameting”
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji unsur-unsur epistemologi dalam tradisi Makameting masyarakat Desa Nemberala, Rote Barat. Makameting merupakan kegiatan masyarakat pesisir Rote dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya, yaitu dengan mengumpulkan makanan di pantai ketika air laut surut. Tradisi Makameting sudah dilakukan selama bertahun-tahun, menjadi suatu kebiasaan dalam keseharian masyarakat Rote, Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-interpretatif, dengan sumber pustaka dan wawancara bersama masyarakat lokal sebagai acuan penulisan Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat unsur-unsur epistemik yang memberi prakondisi situasional kegiatan makameting yaitu unsur biologis, geografis dan kultural. Unsur biologi dalam makameting adalah cara masyarakat sebagai makhluk yang memiliki agensi memenuhi kebutuhan hidupnya, unsur geografi yang ditemukan adalah bagaimana lanskap pantai mendeterminasi dinamika sosial masyarakatnya, sedangkan usur kultural adalah bagaimana laut dipandang secara antropomorfik dan keseharian makameting itu sendiri.
Referensi
Bandzuh, J. T. (2023). Situated knowledges in different world regions: Reflections on mosquito control and malaria prevention knowledge and curricular approaches to bring diverse global knowledges into world regional geography [Thesis]. The Florida State University.
Dahliani, D., Soemarno, I., & Purwanita, S. (2015). Local wisdom inbuilt environment in globalization era. International Journal of Education and Research, 3(6).
Dupré, J. (2022). (Some) Species are processes. In Species problems and beyond, 279—292. CRC Press.
Halija, S., Sari, K., Al Ayubi, A., & Ruslan, M. B. (2020). Jenis-jenis lamun di Perairan Pesisir Kubur Cina, Kelurahan Lewoleba Tengah, Kecamatan Nubatukan Kabupaten Lembata. Jurnal Bahari Papadak, 1(2), 127—133.
Paulus, C. A., Fauzi, A., & Adar, D. (2023). The significance of community involvement in enhancing resilience to environmental risks in The Savu Sea National Marine Park, East Nusa Tenggara, Indonesia. Sustainability 2023, 15. http://dx.doi.org/10.20944/preprints202309.1206.v1
Ratiani, T. (2023). Geodeterminism: Truth or illusion?. Georgian Geographical Journal, 3(1).
Rolleri, J. L. (2023). Incommensurability, abstraction, and idealization: A conceptualist approach. Open Journal of Philosophy, 13(3), 435—450.
Saputri, D. A., & Junianto, M. R. (2022). Pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan material lokal guna pengembangan ekowisata berbasis local wisdom Desa Sidem. Jurnal Pengabdian Masyarakat Bhinneka (JPMB), 1(1).
Simandan, D. (2019). Revisiting positionality and the thesis of situated knowledge. Dialogues in Human Geography, 9(2), 129—149. https://doi.org/10.1177/2043820619850013
Tam, K. P. (2019). Anthropomorphism of nature, environmental guilt, and pro-environmental behavior. Sustainability, 11(19), 5430. https://doi.org/10.3390/su11195430
Syakhrani, A. W., & Kamil, M. L. (2022). Budaya dan kebudayaan: Tinjauan dari berbagai pakar, wujud-wujud kebudayaan, 7 unsur kebudayaan yang bersifat universal. Cross-border, 5(1), 782—791.
Unwakoly, S. (2022). Berpikir kritis dalam filsafat ilmu: Kajian dalam ontologi, epistemologi dan aksiologi. Jurnal filsafat indonesia, 5(2), 95—102.
Copyright (c) 2024 Jurnal Pengabdian, Riset, Kreativitas, Inovasi, dan Teknologi Tepat Guna
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.