Pengembangan dan Pelatihan Sistem Pengukuran Antropometri Digital kepada Kader Posyandu sebagai Upaya Peningkatan Pelayanan Posyandu Balita dan Pencegahan Dini Stunting
Abstrak
Pertumbuhan dan perkembangan balita merupakan cerminan kesehatan generasi mendatang. Untuk mencegah terjadinya stunting, pelayanan posyandu menjadi sangat penting dalam memantau pertumbuhan anak secara berkala. Kementerian Kesehatan telah mengupayakan penerapan alat antropometri digital di posyandu, tetapi dalam praktiknya, sebagian besar kader masih mengandalkan pencatatan manual karena kesulitan dalam menggunakan antropometri digital dari pemerintah. Sistem antropometri digital ini dirancang untuk memberikan solusi yang lebih akurat dalam mengukur pertumbuhan balita. Berbeda dari antropometri digital yang telah ada, sistem ini juga terintegrasi dengan aplikasi yang intuitif sehingga memudahkan kader saat melakukan pengukuran. Selain fungsi pengukuran, sistem antropometri digital ini dilengkapi dengan dashboard kesehatan yang berguna untuk memberikan pandangan komprehensif terhadap status pertumbuhan balita dan secara otomatis menghasilkan grafik analisis. Dengan demikian, petugas kesehatan dapat dengan cepat mengidentifikasi anak yang berpotensi stunting dan mengambil tindakan dini. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengembangkan dan melatih penggunaan sistem pengukuran antropometri digital kepada kader posyandu di Desa Karangsari dan Desa Sarwodadi. Pengabdian ini dilakukan dengan metode pelatihan berbasis Focus Group Discussion (FGD) kepada para kader posyandu. Selanjutnya, metode evalusi penggunaan sistem antropometri digital dilakukan melalui System Usability Scale (SUS) yang menggunakan sepuluh pernyataan sebagai tolok ukur penggunaan sistem antropometri digital ini. Dari hasil pengujian menggunakan System Usability Scale (SUS), diperoleh skor akhir sebesar 56,58 yang mengindikasikan rating tingkat kelayakan "OK". Hasil ini menunjukkan bahwa sistem antropometri digital ini sudah dapat digunakan dengan baik, tetapi para kader posyandu masih tetap memerlukan pendampingan dari bidan desa yang sudah memahami cara penggunaan sistem ini.
Referensi
Alathas, H. (2018). Bagaimana mengukur kebergunaan produk dengan System Usability Scale (SUS) score. Kelasux. https://medium.com/kelasux/bagaimana-mengukur-kebergunaan-produk-dengan-system-usability-scale-sus-score-2d6843ca780a
Bangor, A., Kortum, P., & Miller, J. (2009). Determining what individual SUS scores mean: Adding an adjective rating scale. 4(3). Journal of User Experience, 4(3), 114—123. https://uxpajournal.org/determining-what-individual-sus-scores-mean-adding-an-adjective-rating-scale/
Brooke, J. (1996). SUS: A quick and dirty usability scale. Dalam P. W. Jordan, B. Thomas, B. A. Weerdmeester, & I. L. McClelland (Eds.), Usability evaluation in industry (pp. 189-194). Taylor & Francis.
Mimi, R. T., Haniarti, & Usman. (2021). Analisis tingkat pengetahuan kader posyandu dalam pengukuran antropometri untuk mencegah stunting di wilayah kerja Puskesmas Lapadde Kota Parepare. Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan, 4(2), 279–286. https://doi.org/10.31850/makes.v4i2.615
Putri, P. M. S., Humairo, M. V., Romadlona, N. A., Puspitaningtyas, D., Zareta A. M., Saputri, L. A., Nisahika, G., & Pahlevi, R. (2022). Pelatihan pengukuran antropometri balita pada kader dalam rangka pencegahan dini stunting di Posyandu Mawar. PROMOTIF: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2), 136–148.
Sajid, S., Prawatya, Y. E., & Rahmahwati, R. (2023). Rancang bangun sistem pengukuran antropometri digital. INTEGRATE: Industrial Engineering and Management System, 7(1), 44—51.
World Health Organization. (2015). Stunting in a nutshell. World Health Organization. https://www.who.int/news/item/19-11-2015-stunting-in-a-nutshell
Copyright (c) 2024 Jurnal Pengabdian, Riset, Kreativitas, Inovasi, dan Teknologi Tepat Guna
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.