Domestifikasi Perempuan dalam Gerakan Islam Transnasional di Indonesia 1998 – 2016 M
Abstract
Gerakan Islam Transnasional yang berkembang setelah reformasi, mendudukkan perempuan pada posisi kuat dalam rumah tangga. Gerakan ini menggunakan istilah hijrah yaitu mengembalikan perempuan pada fitrahnya sesuai syariat Islam; perempuan bertugas mengurus rumah tangga dan laki-laki bekerja mencari nafkah. Kondisi ini sangat berbeda dengan gerakan kesetaraan gender yang mendorong perempuan untuk berkiprah di wilayah publik dan tidak hanya di wilayah domestik.
Kajian historis melalui literatur menunjukkan bahwa perempuan Indonesia banyak berkiprah pada sektor publik. Pada zaman pra kolonial perempuan Indonesia berperan sentral pada bidang perdagangan dan pertanian, pada zaman kerajaan Hindu Budha bahkan kerajaan Islam pernah terjadi perempuan memimpin kerajaan. Pada zaman Majapahit memerintah Tri Bhuana Tungga Dewi, pada kerajaan Islam di Aceh pernah memimpin Taj-Al Alam Safiatuddin dan Sri Sultanah Nur Al-Alam Nagiat ad-Din Syah yang memerintah di Kerajaan Aceh Darussalam. Di Jawa juga pernah memerintah kerajaan Islam Pajang yaitu Ratu Kalinyamat. Pada masa pergerakan, perempuan Indonesia juga sangat berperan seperti pejuang perempuan yang sekarang menjadi pahlawan perempuan. Gerakan Islam Transnasional yang menguat memberi andil besar terhadap gerakan perempuan Indonesia yang semakin terdomestifikasi. Gerakan ini kontraproduktif dengan gerakan kesetaraan gender yang telah berkembang di Indonesia pada saat ini.
Copyright (c) 2020 Jurnal Wanita dan Keluarga
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.