Relationship between National Health Insurance Ownership and Compliance with Access to Health Services for Patients with Severe Mental Disorders (PSMD) “Pasung” in Blitar Regency, Indonesia

https://doi.org/10.22146/jcoemph.66649

Dhimas Anggi Septiansyah(1*), Emi Wuri Wuryaningsih(2), Fitrio Deviantony(3)

(1) Jember University
(2) Jember University
(3) Jember University
(*) Corresponding Author

Abstract


Patients with Severe Mental Disorders (PSMD) "Pasung" require long-term care, which causes a financial burden on the family. The Indonesian government has guaranteed funding for the treatment. However, there are still PSMDs who do not make regular visits to health services. This study aimed to describe the Relationship between National Health Insurance Ownership and Compliance with Access to Health Services for PSMDin Blitar Regency, Indonesia. This study used an analytic observational design with a retrospective cohort study approach. Total sampling techniques selected 50 PSMD "pasung" recorded health insurance and several visits to primary health services. The data was obtained from the primary health services reporting records from January to March 2020. This study used the biserial point correlation (CI: 99%) test for analyzing data. This study has ethical clearance approval. The results showed that there was a positive relationship between ownership of NHI and compliance with access to health services (t-obs (3,491) ≥ critical (2,678); p-value = 0,001; r-bis = 0,450; α = 0,01). Indonesia has guaranteed the cost of PSMD treatment with shackles, but patients and families who use these facilities are not optimal. In conclusion, national health insurance ownership is related to compliance with access to health services for PSMD "Pasung". Health agencies can pay attention to policy-making for enhancing access to health services of PSMD "Pasung".


Keywords


National Health Insurance; PSMD; Pasung

Full Text:

PDF


References

  1. Eka AR, Daulima NHC. Factors Related to Pasung on People With Mental Illness: A Literature Review. International Journal of Nursing and Health Services. 2019; 2 (2): 36–41.
  2. Halida N, Dewi EI, Rasni H. Pengalaman Keluarga dalam Pemenuhan Kebutuhan Perawatan Diri pada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dengan Pasung di Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember. Jurnal Pustaka Kesehatan. 2016; 4(1) : 78-75.
  3. Yogyo DS, Andarini S, Lestari R. Studi Fenomenologi: Pengalaman Keluarga terhadap Pemasungan dan Lepas Pasung pada Anggota Keluarga yang Mengalami Gangguan Jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Bantur Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur. Jurnal Ners dan Kebidanan. 2015; 2 (2) : 189-201.
  4. Lestari, W. Stigma Dan Penanganan Penderita Gangguan Jiwa Berat Yang Dipasung. (Stigma and Management on People with Severe Mental Disorders with “Pasung” (Physical Restraint). Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 2014; 17(2) : 157-166.
  5. World Health Organization. Mental Health Action Plan 2013-2020. Jeneva. 2013.
  6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018). Jakarta. 2018.
  7. Kementerian Komunikasi dan Informatika Jawa Timur. Permasalahan Pasung di Jawa Timur Terus Mendapat Perhatian [Internet]. Surabaya : Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur ; 2020 [updated 2020 Sept 24 ; cited 2020 Nov 3]. Available from : http://kominfo.jatimprov.go.id/read/umum/permasalahan-pasung-di-jawa-timur-terus-mendapat-perhatian.
  8. Ulum MM, Mujito. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Keluarga dalam Pengasuhan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Jurnal Pendidikan Kesehatan. 2017; 6 (2) : 71-77.
  9. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jaminan Kesehatan Nasional dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta. 2013.
  10. Stuart GW. Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 9th. St.Louis : Mosby Year B; 2009.
  11. Husna A. Pemanfaatan Puskesmas oleh Penduduk Miskin di Kota-Kota Besar Indonesia. Analisis Data IFLS 2014 [thesis]. Yogyakarta; Universitas Gadjah Mada; 2017.
  12. Ulum MM. Upaya Keluarga Mencegah Pemasungan Pada Orang Dengan Gangguan Jiwa Di Kota Blitar. Jurnal Ners dan Kebidanan. 2018; 5(2): 111-116.
  13. Sulistyawati DH, Andika R.K. 2018. Analisis Permasalahan Warga Negara Terhadap Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP-Elektronik) di Desa Kradenan Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi. JPPkn. 2018; 3 (2) : 1-5.
  14. Saleh R. Faktor – Faktor Penghambat Implementasi KTP Elektronik (e-KTP) di Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo. Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia. 2015; 2 (1) : 50 – 59.
  15. Pemerintah Kabupaten Kulon Progo Kapanewon Sentolo. Bisa Diwakilkan, ODGJ Berhak Mendapatkan KTP-el. Kulon Progo : Pemerintah Kabupaten Kulon Progo Kapanewon Sentolo ; 2019 [updated 2019 July 24 ; cited 2021 March 6]. Available from : https://sentolo.kulonprogokab.go.id/detil/190/bisa-diwakilkan-odgj-berhak-mendapatkan-ktp-el.
  16. Kelurahan Karangasem Kapanewon Paliyan Kabupaten Gunung Kidul. Disdukcapil Gunung Kidul Turun ke Padukuhan, ODGJ Perekaman E-KTP. Gunung Kidul : Kelurahan Karangasem Kapanewon Paliyan Kabupaten Gunung Kidul ; 2020 [updated 2020 Dec 23 ; cited 2021 March 6]. Available from : https://www.karangasem-paliyan.desa.id/first/artikel/1864-Disdukcapil-Gunungkidul-Turun-ke-Padukuhan--ODGJ-perekaman-E-KTP.
  17. Kementerian Sosial Republik Indonesia. Nota Kesepahaman antara Kementerian Sosial Republik Indonesia dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Tentang Pencegahan dan Penanganan Pemasungan bagi Penyandang Disabilitas Mental / Orang Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta. 2017.
  18. Daulima NHC. Proses Pengambilan Keputusan Tindakan Pasung oleh Keluarga terhadap Klien Gangguan Jiwa [disertasi]. Depok; Fakultas Ilmu Keperawatan Indonesia; 2014.
  19. Keliat BA, Akemat. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC; 2010.
  20. Subu MA, Imam W, Adnil EN, Vetty P, Tilawaty A. Stigma, Stigmasisasi, Perilaku Kekerasan dan Ketakutan diantara Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Indonesia: Penelitian Constructivist Grounded Gangguan Jiwa (ODGJ) di Indonesia: Penelitian Constructivist Grounded Theory. Jurnal Kedokteran Brawijaya. 2018; 30 (1) : 53-60.
  21. Mukhadiono DW, Widyo S. Perilaku Pemasungan pada Pasien Gangguan Jiwa. LINK. 2014; 10 (1).
  22. Tyas TH. Pasung : Family Experience of Dealing with “the deviant”in Biruen, Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia [master’s thesis]. Amsterdam : University of Amsterdam; 2008.
  23. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018). Jakarta. 2018..
  24. Pronab G. Mindfulness in Holistic Management of Schizophrenia. Int J Psychol Behav Anal. 2018; 4 : 156.
  25. Rodriguez-Meirinhos A, Antolin-Suarez L, Olivia A. Support Needs of Families of Adolescents With Mental Illness A Systematic Mixed Studies Review. Arch Psychiatr Nurs. 2018; 32 (1) : 152-163.
  26. Rohmadoni A, Mundzakir. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keluarga Melakukan Pemasungan pada Anggota Keluarga dengan Gangguan Jiwa. The Sun. 2015; 2(3) : 18-23.
  27. Lestari WAE, Yusuf AH, Dian T. Pengalaman Petugas Kesehatan Jiwa dalam Menangani Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Puskesmas Kabupaten Lamongan. Pscchiatry Nursing Journal. 2020; 2 (1) : 5-11.
  28. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004. Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta, RI. 2004.
  29. Vera, et al. Hubungan Promosi BPJS Kesehatan dan Pengetahuan Pasien dengan Pemanfaatan Layanan BPJS Kesehatan di RSUD Amurang Kabupaten Minahasa Selatan. 2016.
  30. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta ; 2012.
  31. Wawan AMD. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku. Yogyakarta : Nuha Medika ; 2010.
  32. Tiaraningrum R. Studi Deskriptif Motivasi dan Personal Reference Peserta JKN Mandiri pada Wilayah Tertinggi di Kelurahan Mojosongo Kota Surakarta [Skripsi]. Surakarta; Progam Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2014.
  33. Palupi DN, Mury R, Iken N. Karakteristik Keluarga ODGJ dan Kepesertaan JKN Hubungannya dengan Tindakan Pencairan Pengobatan bagi ODGJ. Jurnal Kesehatan. 2019; 7(2) : 82-92.
  34. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta; 2014.
  35. Rahman A. Peran dan Motivasi Perawat Kesehatan Jiwa dalam Pelaksanaan Progam Bebas Pasung di Wilayah Puskesmas Kota Mataram Provinsi NTB [thesis]. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada ; 2015.
  36. Wahyuningsih S, Susanne D, Jenny RS, Yanti S. Aktivitas Komunikasi Keluarga Pasien, Kader Jiwa, Perawat di Lingkungan Rumah Orang dengan Gangguan Jiwa Pasca Pasung. Jurnal Ilmiah Permas : Jurnal Ilmiah Stikes Kendal. 2019 ; 9 (3) : 267 – 286.
  37. Fatimah S, Fitri I. Faktor Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas. Higeia Journal of Public Health Research and Development. 2019 ; 3 (1) : 121 -131.
  38. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2017. Penanggulangan Pemasungan pada Orang dengan Gangguan Jiwa. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017.
  39. Triwardani Y. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien BPJS pada Pelayanan di Puskesmas Pamulang. [skripsi]. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah; 2017.
  40. Djunawan A. Pengaruh Jaminan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Primer Di Perkotaan Indonesia. Adilkah Bagi Masyarakat Miskin?. Public Health Symposium. 7-9 Mei 2018. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada ; 2018.



DOI: https://doi.org/10.22146/jcoemph.66649

Article Metrics

Abstract views : 690 | views : 798

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Journal of Community Empowerment for Health

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.