Penggunaan Sistem Informasi pada Pelaksanaan Jamkesos cob di RSUD Wonosari Yogyakarta

https://doi.org/10.22146/jisph.7367

Mujiyati muthori(1*), Eko Nugroho(2), Guardian Yoki Sanjaya(3)

(1) Gadjah Mada University
(2) MIP UGM Yogyakarta
(3) Simkes IKM FK UGM
(*) Corresponding Author

Abstract


Latar Belakang : Universal health coverage (UHC) bertujuan untuk memastikan preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang bermutu dan  dibutuhkan, dimana  pelaksanaannya  harus efektif, efisien dan adil. Upaya yang dilakukan di Indonesia dengan Jaminan kesehatan sosial (Jamkesos) . Peranan teknologi dalam sistem informasi  kesehatan sangat  penting untuk mendukung kualitas pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. Upaya yang dilakukan oleh Dinkes  DIY untuk mempermudah pelayanan peserta Jamkesos  CoB di  DIY  adalah  penggunaan sistem informasi elektronik pada pelaksanaan Jamkesos CoB DIY.Penggunaan sistem ini diharapkan dapat memudahkan pasien dalam memproses administrasi klaim layanan asuransi kesehatan yang dijamin oleh pemerintah daerah dan provinsi. Proses pelayanan klaim yang semula manual dengan berkas yang menumpuk dan membutuhkan waktu yang relatif lama, bisa lebih cepat dan mudah karena sistem online mempersingkat waktu melalui pertukaran data antar rumah sakit, dinas kesehatan kabupaten/kota, dan dinas kesehatan provinsi secara realtime.Oleh karena itu penelitian ini ingin mengevaluasi pelaksanaan  penggunaan sistem informasi pada pelayanan  Jamkesos CoB DIY dari aspek input, proses dan output.

Metode Penelitian: Penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus, dilakukan di Dinas Kesehatan DIY, Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul dan RSUD Wonosari, dengan subyek penelitian diambil secara purposive sampling, dengan jumlah responden 9 orang. Instrumen dalam penelitian ini adalah panduan wawancara mendalam, acuan observasi. Data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi. Semua data yang dikumpulkan diolah secara kualitatif.

Hasil : sistem informasi pada pelaksanaan CoB Jamkesos DIY yang disebut SIM Jamkesta DIY sudah terpasang sejak Desember 2013, aplikasi sistem ini berlangsung sekitar 1 tahun  baru sampai uji coba. Apabila dilihat dari aspek input: sumber daya manusia yang kompeten belum dipersiapkan dengan baik untuk mengelola sistem, sarana dan dana baru pada fase inisial belum memikirkan keberlangsungan sistem informasi ke depan. Aspek  proses : pengoperasiaan dan pemeliharaan tidak jalan baru sampai uji coba, pengorganisasian dan tata kelola kesistem-informasian belum jelas pembagiannya, ada tarik ulur siapa yang menjadi leader dalam pengelolaan sistem informasi ini. Aspek output tidak bisa dilihat kenyataannya  karena pada prosesnya juga tidak jalan sehingga tidak bisa dinilai dari kualitas data maupun pemanfaatan datanya. Dalam aplikasi SIM Jamkesta DIY ini banyak permasalahan yang ada yaitu: kondisi politis dengan kebijakan top down yang dipaksakan, kurangnya dukungan dan komitmen dari manajemen, tidak ada perencanaan yang memadai, SDM yang inkompetensi teknologi, tidak adanya kesesuaian  kebutuhan produk bisnis dengan pengguna, isu BPJS Kesehatan, sehingga sistem informasi ini mengalami kegagalan.

Kesimpulan : Dalam pengembangan sistem informasi dengan kebijakan top down yang dipaksakan dimana : dukungan dan komitmen manajemen eksekutif kurang , perencanaan yang matang, SDM yang inkompetensi teknologi, tidak adanya kesesuain kebutuhan pengguna dengan produk bisnis, adanya isu BPJS Kesehatan, menyebabkan terjadinya kegagalan implementasi sistem informasi.

 


Keywords


cob, jamkesos, sistem informasi



References

Anonym. (2012). Wujudkan Layanan E-Health di Indonesia. Jakarta. Retrieved from http://www.engineeringtown.com/teenagers/index.php/berita/1420-wujudkan-... Aqil, A., Lippeveld, T., & Hozumi, D. (2009). PRISM framework : a paradigm shift for designing , strengthening and evaluating routine health information systems, 217–228. doi:10.1093/heapol/czp010 Bahia, L. (2008). The contradictions between the universal Unified Health System and the transfer of public funds to private health plans and insurances. Ciencia saude coletiva, 13(5), 1385–1397. Kusnanto, H. (2001). Metode Kualitatif Dalam Riset Kesehatan. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Laudon, K., & Laudon, J. (2012). Management Information Systems. (S. Yagan, Ed.) (12th ed.). New Jersey: Pearson Education, Inc. Murti, B. (2010). Strategi untuk Mencapai Cakupan Universal Pelayanan Kesehatan di Indonesia. Surakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakaat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret. O’Brien, JA . Marakas, george. 2009. Management Information sistem. Ninth edition.Mc Graw Hill. Inc Patton, M. Q. (2009). Metode Evaluasi Kualitatif. (Priyadi Budi Puspo, Ed.) (2nd ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rahman, T. (2012). Proyek eHealth Telkom Jalan Terus. Antara, pp. 1–2. Yogyakarta. Sanjaya, G. Y. (2013). Bagaimana eHealth Negara Lain: Sharing pengalaman pada pertemuan AeHIN Manila (pp. 1–2). Retrieved from http://simkes.fk.ugm.ac.id/ Sutono, D.( 2007). Sistem Informasi Manajemen. BPKP, Bogor Utarini A. (2006). Modul Mata Kuliah Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Wijono, D. (1997). Manajemen Kepemimpinan danOrganisasi Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press



DOI: https://doi.org/10.22146/jisph.7367

Article Metrics

Abstract views : 619 | views : 780 | views : 146

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2020 Journal of Information Systems for Public Health

shopify traffic stats View My Stats