Pembaharuan Hukum Waris Adat dalam Putusan Pengadilan (Penghormatan Identitas Budaya Vs Perkembangan Zaman)

https://doi.org/10.22146/jmh.37201

Victor Imanuel W. Nalle(1*)

(1) Universitas Katolik Darma Cendika
(*) Corresponding Author

Abstract


Abstract

Supreme Court decisions have established that daughters have the right to inherit their fathers’ property. It is contrary with principle of inheritance on adat law, especially in patrilineal communities. Therefore this article analysis legal reasoning in Supreme Court decisions within equality between men and women in inheritance cases and their implications to cultural identities. Analysis in this article uses case approach to Supreme Court decisions in 1974 to 2016. The case approach in this article found that Supreme Court decisions use the perspective of human rights to criticize inequality between men and women on inheritance law in adat law. However, Article 28I par. 3 the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia states that cultural identities and rights of traditional communities shall be respected in accordance with the “development of times and civilisations”. This facts show that the definition of "the development of times and civilisations" as the basis of reviewing adat law is important. Supreme Court has to formulates the definition of “the development of times and civilizations” in order to prevent disappearance of cultural identities.s and civilisations.

 

Intisari

Mahkamah Agung dalam beberapa putusannya telah menetapkan bahwa anak perempuan memiliki hak untuk mewarisi harta ayahnya. Putusan-putusan tersebut bertentangan dengan prinsip pewarisan dalam hukum adat, khususnya dalam masyarakat adat dengan sistem patrilineal. Oleh karena itu artikel ini menganalisis penalaran hukum dalam putusan Mahkamah Agung terkait dengan keseimbanganlaki-laki dan perempuan dalam sengketa waris adat dan implikasinya terhadap identitas budaya. Analisis artikel ini menggunakan pendekatan studi kasus putusan Mahkamah Agung dan Pengadilan Negeri dari tahun 1974 hingga 2016. Analisis dalam artikel ini menunjukkan bahwa putusan-putusan Mahkamah Agung tersebut menggunakan perspektif hak asasi manusia untuk mengkritik ketidakseimbangan laki-laki dan perempuan dalam hukum waris berdasarkan hukum adat. Namun Pasal 28 I ayat (3) Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945 menyatakan bahwa identitas budaya dan hak-hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan “perkembangan zaman dan peradaban”. Kondisi ini menunjukkan definisi “perkembangan zaman dan peradaban” sangat penting untuk dirumuskan sebelum mengevaluasi hukum adat. Kriteria yang jelas terhadap definisi “perkembangan zaman dan peradaban” perlu dibuat agar perubahan hukum waris adat tidak berimplikasi pada pudarnya identitas budaya.


Keywords


hukum adat; pewarisan; gender; perkembangan zaman dan peradaban

Full Text:

PDF


References

A. Buku
Irianto, Sulistyowati, 2005, Perempuan di antara Berbagai Pilihan Hukum: Studi Mengenai Strategi Perempuan Batak Toba untuk Mendapatkan Akses kepada Harta Waris melalui Proses Penyelesaian Sengketa, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Lev, Daniel S., 2013, Hukum dan Politik di Indonesia, Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta.
Sudiyat, Imam, 1981, Hukum Adat Sketsa Asas, Liberty, Yogyakarta.
Wignjosoebroto, Soetandyo, 2014, Dari Hukum Kolonial ke Hukum Nasional: Dinamika Sosial-Politik dalam Perkembangan Hukum di Indonesia, HuMa; VVI-Leiden; KITLV-Jakarta; Episteme Institute, Jakarta.

B. Artikel Jurnal
Barlinti, Yeni Salma, “Inheritance Legal System in Indonesia: a Legal Justice for People”, Indonesia Law Review, Year 3, Vol. 1, Januari-April 2013.
Bruner, Edward M. “Urbanization and Ethnic Identity in North Sumatra”, American Anthropologist, Vol. 63, No. 3, Juni, 1961.
Yunus, Siti Patimah. “Wanita dan Hak Waris serta Hak Pemilikan menurut Hukum Positif di Indonesia”, Jurnal Hukum dan Pembangunan, Vol. 18, No. 5, 1988.
Gultom, Elfrida R. , “Development of Women Position in the Patrilineal Inheritance of Indonesian Society”, Jurnal Dinamika Hukum, Vol. 17, No. 2, 2017.
Irianto, Sulistyowati. “Competition and Interaction between State Law and Customary Law in the Court Room: a study of inheritance cases in Indonesia”, The Journal of Legal Pluralism and Unofficial Law, Vol. 36, No.49, 2004.
Lukito, Ratno, “The Enigma of National Law in Indonesia: The Supreme Court’s Decisions on Gender-Neutral Inheritance”, Journal of Legal Pluralism, Vol. 38, No. 52, 2006.
Snyder, F.G., 1981, “Colonialism and legal form: The creation of ‘customary law’ in Senegal”, The Journal of Legal Pluralism and Unofficial Law, Vol. 13, No. 19, 1981.

C. Hasil Penelitian/Tugas Akhir
Abdurrahman, 2015, Laporan Pengkajian Hukum tentang Mekanisme Pengakuan Masyarakat Hukum Adat, Hasil Penelitian, BPHN, Jakarta.
Aritonang, J.S., 2000, 2000, The Encounter of the Batak People with Rheinische Mission-Gesellschaft in the Field of Education (1861-1940) a Historical-Theological Inquir,Disertasi Doktoral, Utrecht University.
Kevane, Michael, et al., “The Changing Status of Daughters in Indonesia”, IRLE Working Paper, No. 77-00, November 2000.

D. Makalah/Pidato
Borualogo, I., et al., “Values and Migration Motives in Three Ethnic Groups of Indonesia” dalam C. Roland-Levy, et al., 2016, Unity, Diversity and Culture: Research and Scholarship selected from the 22nd Congress of the Internasional Association for Cross-Cultural Psychology, International Association for Cross-Cultural Psychology.
Kevane, Michael dan David Levine, 2000, “The Changing Status of Daughters in Indonesia”, IRLE Working Paper No. 77-00, http://irle.berkeley.edu/workingpapers/77-00.pdf..

E. Artikel dalam Antologi dengan Editor
Fox, James J., “Contending for Ritual Control of Land and Polity: Comparisons from the Timor Area of Eastern Indonesia”, dalam Thomas Reuter, Sharing the Earth, Dividing the Land: Land and Territory in the Austronesian World, ANU Press, Canberra.
Fox, James J. “A Rotinese Dynastic Genealogy: Structure and Event”, dalam Beidelman, T. O., The translation of culture: Essays to Evans-Pritchard, Routledge, New York.
Lev, Daniel S., “The Lady and the Banyan Tree: Civil Law Change in Indonesia”, dalam Indian Law Institute, An Introduction to the Study of Comparative Law, Tripathi, Bombay.

F. Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886).

G. Putusan Pengadilan
Putusan Mahkamah Agung Nomor 179/K/Sip/1961.
Putusan Mahkamah Agung Nomor 100/K/Sip/1967.
Putusan Mahkamah Agung Nomor 136/K/Sip/1967.
Putusan Mahkamah Agung Nomor 1589 K/Sip/1974.
Putusan Mahkamah Agung Nomor 1048K/Pdt/2012.
Putusan Pengadilan Negeri Kabanjahe No. 23/Pdt.G/2009/ PN.Kbj.
Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 397/PDT.G/2012/ PN.MDN.
Putusan Pengadilan Negeri Kupang No. 210 /Pdt.G/2015 /PN.Kpg.
Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 564/Pdt.G/2015/PN Mdn.
Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 580/Pdt.G/2015/PN Mdn.
Putusan Pengadilan Tinggi Medan No. 360/PDT/2015/PT-MDN.
Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 144/Pdt.G/2016/PN Mdn.



DOI: https://doi.org/10.22146/jmh.37201

Article Metrics

Abstract views : 5860 | views : 25634

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Victor Imanuel W. Nalle

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Mimbar Hukum Indexed by:

DOAJ (Directory of Open Access Journal) Bielefeld Academic Search Engine (BASE) COREWorldCatLIVIVOCopac JISTHarvard LibraryElectronic Journals LibraryColumbia University LibrariesLeiden University LibrariesUniversity of Saskatchewan-CanadaGent University LibraryWestern Theological SeminaryUniversity of OxfordThe University of SheffieldThe University of Manchester Toronto Public LibraryEbsco  

Member of :

Crossref


MIMBAR HUKUM ISSN: 0852-100X(print), ISSN: 2443-0994(online)