Konstruksi Media Terhadap Perempuan Terlibat Kasus Korupsi dalam Tayangan Televisi
Hadiati Erry(1*), Irwan Abdullah(2), Wening Udasmoro(3)
(1) 
(2) 
(3) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Artikel ini memfokuskan pada konstruksi media-televisi terhadap perempuan yang terlibat kasus tindak pidana korupsi. Dalam sepuluh tahun terakhir fenomena perempuan masuk dunia politik pemerintahan semakin meningkat, tetapi sekaligus juga diikuti oleh semakin banyaknya perempuan yang terjerat perkara korupsi. Pertanyaan pokok yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana media massa mengkonstruksi perempuan terlibat korupsi melalui produksi dan reproduksi wacana yang dilakukan lewat ekspose pemberitaannya. Studi ini menggunakan metode analisis wacana kritis dari Norman Faircloug. Konstruksi media terhadap perempuan terlibat korupsi lebih banyak dibelokan ke isu irotis, domistik, dan suka glamour, bukan pada substansi masalah korupsi itu sendiri. Proses domestikasi oleh media ini mengindikasikan bahwa di ranah politik masih merupakan ranah laki-laki. Konteks sosial budaya akan fenomena tersebut merujuk bahwa dalam masyarakat ternyata masih patriarkis, sehingga jika ada perempuan aktivis politik mengalami kasus politik, media pun kemudian mengkonstruksi perempuan tidak beranjak dari sektor domistik. Produksi wacana seperti itu terus-menerus dilakukan televisi, terlebih lagi ketika mengambil momentum perempuan yang terkena kasus tindak pidana korupsi. Implikasi lebih lanjut, televisi semakin menegaskan dan meneguhkan bahwa ranah politik bukanlah ranah perempuan, melainan laki-laki.
Keywords
Konstruksi media, perempuan, korupsi dan tayangan televisi
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/jps.v2i2.30001
Article Metrics
Abstract views : 3330 | views : 6493Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Jurnal Pemikiran Sosiologi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Pemikiran Sosiologi Indexed by:
ISSN 2252-570X (Print), ISSN 2502-2059 (online).