Etiologi Penyebab Malformasi Tunas Ranting Kakao di Kulonprogo, DIY dan Segayung, Jawa Tengah

https://doi.org/10.22146/jpti.15609

Susamto Somowiyarjo(1*), Sri Sulandari(2), Sedyo Hartono(3), Yashanti B. Paradisa(4), Tri Maruto Aji(5)

(1) Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada
(2) Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada
(3) Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada
(4) Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada
(5) Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author

Abstract


The cocoa plants that showed severe swollen twig malformation was observed at cocoa cultivation of PT Pagilaran at Samigaluh, Kulon Progo and Segayung Central, Java. The symptoms could be observed easily at the nurseries, young plants, productive plants, and old plants. The basal part of the twig appears swollen and and there was also leaf curling symptoms. On late symptom the leaves form rossette and the plant growth would slow down. The old plant showed twigbroom-like symptom with many small leaves. In the field the symptoms always associated with mealybug Planococcus spp. Because the disease has spread all over the field with severe symptom, the causal agent need to be identified accurately. An experiment was carried out in which the causal agent was transmitted using mealybug as a vector, top cleft grafting
and insecticide application after cutting all symptoms of the diseased plant. Transmission experiments by top cleft grafting did not show any symptoms. The negative results were also obtained in the artificial inoculation using the mealybug, when the diseased shoots were cut and protected by insecticide. The young shoots grew normally, without showing any symptom of malformation. It was suspected that the malformation was caused by toxin produced by the insect. Molecular studies to further characterize the causal agent of the malformation, is presently being conducted.



Pada pertanaman kakao PT Pagilaran di Samigaluh, Kulon Progo, DIY dan Segayung, Jawa Tengah ditemukan gejala malformasi tunas ranting yang sangat parah. Gejala penyakit ditemukan pada tanaman di pembibitan, tanaman muda,
tanaman yang sudah produktif maupun tanaman tua. Pada bagian ranting yang sedang tumbuh pada bagian pangkal tunas dan tangkai daun membengkak, pertumbuhan daun tidak simetris dan keriting. Pada gejala lanjut daun tumbuh
meroset dan tanaman mengalami penghambatan pertumbuhan. Ranting tanaman tua yang terserang membentuk percabangan yang banyak dan ditumbuhi daun-daun kecil. Di lapangan gejala yang timbul selalu berasosiasi dengan koloni kutu dompolan (Planococcus spp.). Oleh kerena penyakit tersebar luas di perkebunan dengan gejala yang sangat parah maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui penyebabnya dengan tepat serta pengelolaannya. Penelitian meliputi kajian penularan menggunakan Planococcus sp., penyambungan tanaman sehat dengan ranting yang bergejala serta aplikasi insektisida. Penularan dengan penyambungan dan penularan menggunakan serangga tidak menghasilkan tanaman yang bergejala. Pada percobaan di lapangan dengan memotong tunas-tunas sakit kemudian disemprot dengan
insektisida hasilnya tunas muda yang tumbuh berikutnya tidak menunjukan adanya gejala malformasi. Diduga bahwa malformasi pada tunas dan ranting tersebut disebabkan oleh racun yang ditularkan oleh serangga. Penelitian lebih lanjut untuk karakterisasi penyebab penyakit secara molekuler saat ini sedang dilakukan.


Keywords


kakao, malformasi tunas ranting, penyambungan, Planococcus sp.; cocoa, Planococcus sp., shoot twig malformation, top cleft grafting

Full Text:

PDF


References

Anonim. 2004. Panduan Lengkap Budidaya Kakao. Pusat Penelitian Kopi & Kakao Indonesia. PT Agro- Media Pustaka. Jakarta. 338 p.

Brunt, A.A. 1970. Cacao swollen shoot virus. InA.J. Gibbs, B.D. Harrison, A.F. Murant (eds.), CMI/AAB Descriptions of Plant Viruses. Commonwealth Mycological Institute, Kew, UK.

Carter, W. 1952. Injuries to Plants Caused by Insect Toxins II. Botanical Review 18: 680−721.

Chester, K. S. 1959. How Sick is the Plant , p. 99- 142. In J. G. Horsfall & A. E. Dimond (eds.), Plant Pathology Vol. 1. Acad. Press, New York.

Dongo, L.N & S.B. Orisojo. 2007. Status of Cacao swollen shoot virus Diseases in Nigeria. African Journal of Biotechnology 6: 2054−2061.

Halimah, D. & S. Sukamto. 2006. Sejarah dan Perkembangan Penyakit Vascular Streak Dieback (VSD) di Indonesia. Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia 22: 107−109.

Hartman, H.T & D.E. Kester. 1986. Plant Propagation: Principles and Practices. 4th ed. Prentice Hall of India. New Delhi. 727 p.

Matthews, R.E.F. 1970. Plant Virology. Academic Press, New York & London. 778 p.

Muller, E., E. Jacquot, P. Yot. 2001. Early Detection of Cacao swollen shoot virus using the Polymerase Chain Reaction. Journal of Virological Methods 93: 15−22.

Parnata, Y. 1976. Beberapa Catatan Mengenai Penyakit Virus Tanaman Coklat di Sumatra Utara. Buletin BPP Medan 7: 5−13.

Semangun, H. 1961. Gedjala-Gedjala Mosaik pada Daun Tjoklat. Universitas Gadjah Mada. 9 p.

Semangun, H. 2000. Penyakit-Penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia(Rev.). Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 80 p.

Somowiyarjo, S. & Y.B. Sumardiyono. 1979. Penyakit Mosaik pada Coklat: Penelitian Laju Infeksi dan Kerugian yang Disebabkan. Kongres Nasional Perhimpunan Fitopatologi Indonesia V, Malang, 18−20 Januari 1979. 6 p.

Umayah, A., P. Agus. 2006. Identifikasi Isolat Phytophthora asal Kakao. Menara Perkebunan 74: 76 –85



DOI: https://doi.org/10.22146/jpti.15609

Article Metrics

Abstract views : 4430 | views : 1760

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2014 Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia ISSN 1410-1637 (print), ISSN 2548-4788 (online) is published by the Department of Plant Protection, Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah Mada, in collaboration with Indonesian Entomological Society (Perhimpunan Entomologi Indonesia, PEI) and Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia, PFI). The content of this website is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.  

View website statistics