Jogja Dance Community Ruang Negosiasi dalam Jagad Tari di Yogyakarta
Paramitha Dyah Fitriasari(1*), Galih Prakasiwi(2)
(1) Performing Arts and Fine Arts Study Programme, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada
(2) Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author
Abstract
Kesenian Yogyakarta memiliki identitas yang kuat dengan upaya preservasi seni tradisi berbasis kuasa dominan Kraton Yogyakarta sebagai sentralnya. Aturan seni tradisi yang mengikat, memunculkan peluang pengembangan maupun inovasi baru berdasar kebebasan. Tulisan ini melihat perwujudan kebebasan dan strategi dalam memposisikan diri pada jagad tari di Yogyakarta. Pengambilan data dilakukan melalui studi pustaka dan wawancara. Data tersebut dikelindankan dengan pengamatan pada 2016 hingga 2018. Jogja Dance Community merupakan jaringan yang menaungi kelompokkelompok tari di Yogyakarta. Beberapa kelompok yang tergabung diiniasiasi oleh anak-anak muda dalam pengejawantahan kebebasan melalui kekontemporerannya. Pilihan tersebut memerlukan strategi untuk dapat bernegosiasi dengan jagad tari di tempatnya bernaung.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Becker, Howard S. (2008). Art Worlds. Berkeley, Los Angeles, London: University of California Press.
Brandon, James R. (2003). Jejak-Jejak Seni Pertunjukan di Asia Tenggara. Terj. R.M. Soedarsono. Bandung: P4ST UPI.
Bremser, Martha. (1999). Fifty Contemporary Choreographers. London and New York: Routledge.
Chattarjea, Ananya. (2013). “On the Value of Mistranslation and Contaminations: The Category of ‘Contemporary Choreography’ in Asian Dance”. Congress on Research in Dance. DOI: 10.1017/S0149767712000320
Chilvers, Ian and John Glaves-Smith. (2009). A Dictionary of Modern and Contemporary Art. Second Edition. United Kingdom: Oxford University Press.
Gruzka, Aleksandra and Min Tang. (2017). “The 4P’s Creativity Model and its Application in Different Fields”. Dalam Min Tang and Cristian H. Werner (ed). Handbook of the Management of Creativity and Innovation: Theory and Practice. Singapore: World Scientific
Hadi, Sumandiyo. (2001). Pasang Surut Tari Klasik Gaya Yogyakarta Pembentukan-Perkembangan-Mobilitas. Yogyakarta: Lembaga Penelitian Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
http://www.dancemagazine.com/modern_vs_contemporary-2306900829.html diakses pada Minggu, 23 April 2017 pukul 11.32
Kayam, Umar. (2000). “Seni Pertunjukan Kita” dalam Global Lokal Jurnal Seni Pertunjukan Indonesia. Bandung: MSPI.
Kwan, San San. (2017). “When is Contemporary Dance?”. Dance Research Journal, Volume 49, number 3, December 2017. Pp 38-52.
Menear, Pauline and Terry Hawkins. (1989). Stage Management and Theatre Administration. New York: Schirmer Books.
Murgiyanto, Sal. (1991). Moving Between Unity and Diversity: Four Indonesian Choreographers. A dissertation submitted to the faculty of the Department of Performance Studies in candidacy for the degree of doctor of philosophy graduate school of Art and Sciences New York University.
_____, 2004). Tradisi dan Inovasi Beberapa Masalah Tari di Indonesia. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
_____, (2017). Kritik Pertunjukan dan Pengalaman Keindahan. Yogyakarta: Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa UGM dan Komunitas Senrepita.
Raditya, Michael HB. (2015). “Mencermati Kontemporer dan Memahami Seninya” dalam Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Seni bertema Kebangkitan Pendidikan Seni di Indonesia Berbasis Budaya Lokal Menjelang Era Masyarakat Ekonomi Asia, Surabaya : Fakultas Bahasa dan Seni UNESA.
Shils, Edward. (1981). Tradition. Chicago: The University of Chicago Press.
Simatupang, Lono Lastoro. (2013). Pergelaran Sebuah Mozaik Penelitian Seni-Budaya. Yogyakarta: Jalasutra.
Spradley, James P. (1997). Metode Etnografi. Yogyakarta : PT. Tiara Wacana.
Sugiharto, Bambang. (2019). Kebudayaan dan Kondisi Post-Tradisi: Kajian Filosofis atas Permasalahan Budaya Abad ke-21.Yogyakarta: Kanisius.
Supriyanto, Eko. (2015). Perkembangan Gagasan dan Perubahan Bentuk serta Kreativitas Tari Kontemporer Indonesia (Periode 1990-2008) Disertasi Prodi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa.
_______________. (2018). Ikat Kait Impulsif Sarira: Gagasan yang Mewujud Era 1990-2008.Yogyakarta: Garudhawaca.
Ting-Toomey, Stella. (1999). Communicating Across Cultures. New York: The Guilford Press.
DOI: https://doi.org/10.22146/kawistara.49816
Article Metrics
Abstract views : 2121 | views : 2515Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Paramitha Dyah Fitriasari
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Kawistara is published by the Graduate School, Universitas Gadjah Mada.