Visi Penggagas Persatuan dalam Bahasa Indonesia: Kajian Historis Lahirnya Bahasa Persatuan Indonesia
Saefu Zaman(1), Anis Rahmawati(2*), Maryanto Maryanto(3), Ajeng Rahayu Tjaraka(4)
(1) Badan Riset dan Inovasi Nasional
(2) Badan Riset dan Inovasi Nasional
(3) Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
(4) Badan Riset dan Inovasi Nasional
(*) Corresponding Author
Abstract
Akhir-akhir ini terdapat kekhawatiran bahwa bahasa nasional Indonesia, bahasa Indonesia, kehilangan makna historisnya sebagai bahasa pemersatu. Salah satu upaya mengatasi hal tersebut adalah dengan menumbuhkan ingatan bersama tentang sejarah lahirnya bahasa Indonesia. Kajian ini bertujuan untuk mengenalkan kembali sejarah, visi, dan perjuangan lahirnya bahasa Indonesia. Data penelitian ini berupa naskah, laporan kongres, surat kabar, catatan sejarah, dan biografi tokoh. Dengan menggunakan kajian historis, hasil penelitian ini menyoroti pentingnya konteks bahasa Indonesia yang lahir bersamaan dengan munculnya semangat persatuan bangsa di kalangan organisasi-organisasi kepemudaan untuk mencapai tujuan kemerdekaan. Bahasa Indonesia lahir dari keinginan akan persatuan yang berlandaskan satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa. Ide nama bahasa Indonesia pertama kali muncul di harian Hindia Baroe pada tanggal 11 Februari 1926. Nama “bahasa Indonesia” muncul kembali dalam sidang perumusan hasil Kongres Pemuda I pada tanggal 2 Mei 1926. Nama “bahasa Indonesia” secara resmi diakui oleh para perintis perjuangan pada penutupan Kongres Pemuda Kedua yang diintegrasikan ke dalam Sumpah Pemuda. Nama “bahasa Indonesia” dimunculkan untuk menghilangkan adanya imperialisme bahasa dari satu bahasa suku tertentu ke bahasa suku lainnya yang dikhawatirkan akan menghambat persatuan bangsa.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abbott, A. (2017). Educational sovereignty and transnational exchanges in post-secondary Indonesian education. In Educational Sovereignty and Transnational Exchanges in Post-Secondary Indonesian Education. https://doi.org/10.1007/978-3-319-53985-0
Abduh, A., & Rosmaladewi, R. (2019). Language policy, identity, and bilingual education in Indonesia: A historical overview. XLinguae, 12(1), 219–227. https://doi.org/10.18355/XL.2019.12.01.17
Collins, J. T. (2005). Bahasa Melayu Bahasa Dunia: Sejarah Singkat (1st ed.). Yayasan Obor Indonesia.
Darmansyah dan Misman. (2010). Jong Sumatranen Bond: Perjuangan dalam Membangun Persatuan (1917—1931). Museum Sumpah Pemuda, Kementerian Pendidikan dan Pariwisata.
Djajadiningrat, S. (1957). Akar Kata dan Kata dalam Bahasa Indonesia. PT Pustaka Rakjat.
Duranti, A. (1997). Linguistic Anthropology. In Cambridge University Press (1st ed.). Cambridge University Press. https://doi.org/10.1016/B978-0-08-097086-8.53060-8
Fairclough, N. (1992a). Discourse and social change. Polity Press.
Fairclough, N. (1992b). Discourse and social change. Polity Press.
Fairclough, N. (1995a). Critical discourse analysis: The critical study of language. Longman Publishing.
Fairclough, N. (1995b). Critical discourse analysis: The critical study of language. Longman Publishing.
Foulcher, K. (2000). Sumpah Pemuda: The making and meaning of a symbol of Indonesian nationhood. Asian Studies Review, 24(3), 377–410. https://doi.org/10.1080/10357820008713281
Frederick, W. H., & Worden, R. L. (2011). Indonesia: A country study. Government Printing Office.
Gunawan, R. (2014). Bahasa Indonesia dan Nasionalisme Tidak Pernah Mati: Perspektif Empiris-Historis.
Hendrastuti, R. (2015). Variasi Penggunaan Bahasa pada Ruang Publik di Kota Surakarta. Kandai, 11(1), 29–43.
Holmes, J. (2008). An Introduction to Sociolinguistics 3rd ed. Longman Publishing.
Kridalaksana, Harimurti. (1991). Masa Lampau Bahasa Indonesia: Sebuah Bunga Rampai. Kanisius.
Kridalaksana, Harimurti. (2010). Masa-Masa Awal Bahasa Indonesia. Laboratorium Leksikologi dan Leksikografi, FIB UI.
Léglise, I., & Migge, B. (2021). Language and identity construction on the French Guiana-Suriname border. International Journal of Multilingualism, 18(1), 90–104. https://doi.org/10.1080/14790718.2019.1633332
Marsudi, M., & Zahrok, S. (2015). Kesetiaan Berbahasa Indonesia Dipertanyakan Di Era Globalisasi. Jurnal Sosial Humaniora, 8(1), 95. https://doi.org/10.12962/j24433527.v8i1.1245
Martono, M., Dewantara, J. A., Efriani, E., & Prasetiyo, W. H. (2022). The national identity on the border: Indonesian language awareness and attitudes through multi-ethnic community involvement. Journal of Community Psychology, 50(1), 111–125. https://doi.org/10.1002/jcop.22505
Nur, M. (1981). Laporan Kongres Pemuda Pertama di Jakarta 1926 (Terjemahan). CV Takari.
Nuryani, N., & Bahtiar, A. (2019). Peran Mkwu Bahasa Indonesia Sebagai Penguat Identitas Dan Nasionalisme Mahasiswa Ptki (Studi Pelaksanaan Mkwu Bahasa Indonesia Di Uin Syarif Hidayatullah Jakarta). KEMBARA Journal of Scientific Language Literature and Teaching, 5(2), 231. https://doi.org/10.22219/kembara.vol5.no2.231-244
Purwanto, B. (2019). Perspektif Historis Kesadaran Kebangsaan Dan Kemerdekaan Indonesia Berdimensi Kebudayaan. Historia: Jurnal Pendidik Dan Peneliti Sejarah, 2(2), 125. https://doi.org/10.17509/historia.v2i2.16636
Sapir. (1929a). The Status of Linguistics as a Science Author ( s ): E . Sapir Published by : Linguistic Society of America Stable URL : https://www.jstor.org/stable/409588. 5(4), 207–214.
Sapir, E. (1929b). The Status of Linguistics as a Science. Linguistic Society of America Stable, 5(4), 207–214.
Setyono, B., & Widodo, H. P. (2019). The representation of multicultural values in the Indonesian Ministry of Education and Culture-Endorsed EFL textbook: a critical discourse analysis. Intercultural Education, 30(4), 383–397. https://doi.org/10.1080/14675986.2019.1548102
Simons, G. F., & Fennig, C. D. (2017). Ethnologue: Languages of Indonesia (20th ed.). SIL International.
Slametmuljana. (1964). Asal Bangsa dan Bahasa Nusantara. Balai Pustaka.
Sularto, B. (1986). Dari Kongres Pemuda Indonesia Pertama ke Sumpah Pemuda. Balai Pustaka.
Tabrani, M. (1979). Otobiografi Anak Nakal Banyak Akal. Aqua Press.
van Dijk, T. A. (2008a). Discourse and Power. In Discourse and Power (pp. 211–236).
van Dijk, T. A. (2008b). Discourse and Power. In Discourse and Power (pp. 211–236). https://doi.org/10.1007/978-1-137-07299-3_9
Wright, S. (2004). Language policy and language planning: From nationalism to globalisation. Language Policy and Language Planning: From Nationalism to Globalisation, 1–311. https://doi.org/10.1057/9780230597037
Wulansari, D. W. (2020). Linguistik Lanskap di Bali: Tanda Multilingual dalam Papan nAMA Ruang Publik. KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa Dan Sastra, 3(2), 420–429. https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index
Zaman, S. (2022). Analisis Wacana Kritis Keputusan Bersama tentang Pedoman Implementasi atas Pasal Tertentu dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Sawerigading, 28(2). https://doi.org/https://doi.org/10.26499/sawer.v28i2.1049
Zein, S. (2020). Language Policy in Superdiverse Indonesia. Routledge.
DOI: https://doi.org/10.22146/kawistara.81315
Article Metrics
Abstract views : 2252 | views : 2875Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 Saefu Zaman; Anis Rahmawati; Maryanto; Ajeng Rahayu Tjaraka
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Kawistara is published by the Graduate School, Universitas Gadjah Mada.