Mengembalikan Martabat Walang Sangit: Kajian Etnoekologi Pangan di Desa Sindukarto, Wonogiri

  • Fety Hikmatul Umami Verifikator Tingkat Komponen Dalam Negeri, PT. Sucofindo
Keywords: walang sangit, makanan, etnoekologi, kearifan lokal

Abstract

Walang sangit sering dianggap sebagai serangga yang mengganggu keseimbangan proses pertanian padi dan menurunkan produktivitas padi. Tindakan yang dilakukan petani di Sindukarto dalam upaya mengurangi populasi walang sangit yaitu dengan melakukan penangkapan walang sangit untuk diolah menjadi makanan. Artikel ini akan membahas pengetahuan lokal petani Sindukarto mengenai pengolahan walang sangit menjadi makanan lokal. Artikel ini akan membahas 1) upaya pengendalian walang sangit di Desa Sindukarto; 2) proses pengolahan dan penyajian walang sangit; 3) alasan petani Sindukarto mengonsumsi walang sangit; dan 4) pandangan petani Sindukarto terhadap keberadaan walang sangit. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnoekologi untuk melihat sejauh mana kearifan lokal petani dapat membantu mengatasi suatu masalah yang ada di lingkungan sekitar. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur, observasi partisipatif, dan wawancara. Analisis data yang dipilih yaitu analisis domain dan analisis taksonomi (Spradley 1997, 139). Artikel ini menggarisbawahi bahwa upaya tersebut merupakan kearifan lokal petani (local wisdom) dalam memanfaatkan walang sangit yang merugikan petani menjadi alternatif pangan lokal.

Published
2024-06-28
How to Cite
Umami, F. H. (2024). Mengembalikan Martabat Walang Sangit: Kajian Etnoekologi Pangan di Desa Sindukarto, Wonogiri. Lembaran Antropologi, 3(1), 1-20. https://doi.org/10.22146/la.4221
Section
Articles