Gua Jepang di Perbukitan Pengklik: Studi Battlefield Archaeology tentang Reverse Slope Defence

  • Rizky Ramadhani Satrio Wibisono Alumnus Prodi Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada
  • Aurrelia Kanza Nabila Alumnus Prodi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada
Keywords: Japanese Cave, Pengklik Hills, Battlefield Archaeology, World War II, QGIS, Reverse Slope Defense, Gua Jepang, Perbukitan Pengklik, Perang Dunia 2

Abstract

The need to understand the military significance and strategic use of the Japanese cave in the Pengklik Hills during World War II, particularly its defensive role and its integration with the surrounding terrain, triggered this research. The Japanese Empire's brief occupation of the Dutch East Indies urged the rapid construction of numerous defensive structures, notably in Yogyakarta. Among these, the Japanese cave in the Pengklik Hills held critical strategic significance within the Imperial Japanese Army's eastern defense network. Through battlefield archaeology, supported by surveys and historical map analysis in QGIS, this research reveals the site's military utility and its reflection of the terrain's geomorphological advantages. The Japanese implemented a reverse-slope defense strategy to safeguard isolated logistics warehouses nestled in the denudational hills. Moreover, the cave served as a pivotal monitoring post, both overseeing regional activities and securing vital communication and transportation routes within Yogyakarta's eastern region. This strategic integration of natural landscape features with military planning highlights the site's essential role in Japan's broader World War II defensive efforts. Hence, this research the importance of understanding the Japanese cave in the Pengklik Hills for enhancing knowledge of WWII military strategies, emphasizing the role of battlefield archaeology in recognizing the intersection of natural landscapes and military tactics, which can inform modern defense planning.

===

Pentingnya untuk memahami signifikansi militer dan penggunaan strategis gua Jepang di Bukit Pengklik selama Perang Dunia II, khususnya peran defensifnya dan integrasinya dengan medan sekitarnya, memicu penelitian ini. Pendudukan singkat Kekaisaran Jepang di Hindia Belanda mendorong pembangunan cepat berbagai struktur pertahanan, terutama di Yogyakarta. Di antara struktur-struktur tersebut, gua Jepang di Bukit Pengklik memiliki signifikansi strategis yang sangat penting dalam jaringan pertahanan timur Tentara Kekaisaran Jepang. Melalui arkeologi medan perang, yang didukung oleh survei dan analisis peta historis di QGIS, penelitian ini mengungkapkan kegunaan militer situs tersebut dan refleksinya terhadap keunggulan geomorfologi medan. Jepang menerapkan strategi pertahanan lereng terbalik untuk melindungi gudang logistik terisolasi yang terletak di perbukitan yang gundul. Selain itu, gua tersebut berfungsi sebagai pos pemantauan penting, baik untuk mengawasi aktivitas regional maupun mengamankan jalur komunikasi dan transportasi vital di wilayah timur Yogyakarta. Integrasi strategis fitur lanskap alam dengan perencanaan militer ini menyoroti peran penting situs tersebut dalam upaya pertahanan Jepang yang lebih luas selama Perang Dunia II. Oleh karena itu, penelitian ini menyoroti pentingnya memahami gua Jepang di Bukit Pengklik untuk meningkatkan pengetahuan tentang strategi militer Perang Dunia II, menekankan peran arkeologi medan perang dalam mengenali keterkaitan antara lanskap alam dan taktik militer, yang dapat memberikan informasi bagi perencanaan pertahanan modern. 

References

Abrianto, O. (2022). Sistem Pertahanan Jepang Pada Perang Dunia II Di Kawasan Hutan Lindung Pananjung, Pangandaran. Jurnal Panalungtik, 5(1), 46–60.

Army Map Service US Army. (1944). Peta Jogjakarta. Dalam Army Map Service US Army. Army Map Service US Army .

Badan Informasi Geospasial. (1999). Peta Rupa Bumi Indonesia Lembar Timoho Skala 1 : 25.000. https://tanahair.indonesia.go.id/portal-web/.

Brzeziński, M. H. (2024). Holistic foundations of military logistics theory development. Systemy Logistyczne Wojsk, 60(1), 135–148. https://doi.org/10.37055/slw/193854

Dixon, B., Gilda, L., & Bulgrin, L. (2012). The Archaeology of World War II Japanese Stragglers on The Island of Guam and The Bushido Code. Asian Perspectives, 51(1), 110–127. https://doi.org/10.1353/asi.2012.0000

Gaijibu. (1942). Peta Jaba-tō zenzu. Dalam Taihoku-shi : Nanpō Shiryōkan. Taihoku-shi : Nanpō Shiryōkan.

Hermawan, I. (2018). Persebaran Bangunan Pertahanan Jepang Di Telukbetung Kota Bandar Lampung. Berkala Arkeologi SANGKHAKALA, 20(2), 88. https://doi.org/10.24832/bas.v20i2.281

Keigo, S. (1943). Peta Hyōjun Dai Tōa Bunzu. 11 Jawa. Dalam Tōkyō : Tōseisha. Tōseisha.

Kim, N. C. (2013). Cultural Landscapes of War and Political Regeneration. Dalam Perspectives (Vol. 52, Nomor 2). https://about.jstor.org/terms

Kurasawa, A. (2015). Kuasa Jepang di Jawa : Perubahan Sosial di Pedesaan 1942-1945 . Komunitas Bambu.

Kurasawa, A. (2024). Giyugun-Tentara Sukarela Pada Masa Pendudukan Jepang di Jawa dan Sumatera. Kompas Gramedia.

Kurasawa, A., & Nanke, M. (2018). Bibliografi Beranotasi Sumber Sejarah Masa Pendudukan Jepang di Indonesia (M. Lohanda, Ed.). Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Lewis, R. Y. (2023). A Methodological Framework for the Archaeology of Conflicts in the Southern Levant, and the Battle of Hattin (July 3–4, 1187). Atiqot, 111, 229–258. https://doi.org/10.70967/2948-040x.1069

Lienau, S. S. (1976). Yogyakarta Pada Masa Pendudukan Jepang 1942-1945. 1–289.

Marshall, G. C., & Ulio, J. A. (1944). Technical Manual Handbook on Japanese Military Forces. http://books.google.com/

Mushynsky, J., McKinnon, J., & Camacho, F. (2018). The archaeology of World War II karst defences in the Pacific. Journal of Conflict Archaeology, 13(3), 198–222. https://doi.org/10.1080/15740773.2018.1583470

Nasrudin, Nugroho, A. R., & Nurlina. (2020). Buku Ajar Geomorfologi (Konsep dan Implementasi) (R. Kumalawati, N. Y. Kartika, E. Normelani, S. Riadi, M. Septiana, & M. Efendi, Ed.). Perogram Studi Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lambung Mangkurat.

Prastyanto, Y., & Yuwono, J. S. E. (2023). Kawasan Perbukitan Gunung Wungkal di Kabupaten Sleman: Kajian Arkeologi Lanskap. JANUS, 1(2), 102–122. https://doi.org/10.22146/janus.9844

Qodriansyah, S. A. (2021). Pembangunan Bunker Jepang Jogotirto, Berbah, Sleman: Tinjauan Geopolitis, Geostrategis, dan Lokasional [Skripsi]. Universitas Gadjah Mada.

Raharjo, W., Sukandarrumidi, & Rosidi, H. M. D. (1977). Peta Geologi Lembar Yogyakarta, Jawa, Skala 1 : 100.000. Direktorat Geologi, Departemen Pertambangan Republik Indonesia.

Repatriation Bureau, M. of H. and W. (1961). Brief History of Java Area Unit.

Rikuchi Sokuryouubi. (1941). Peta Nanpō Yochizu. Dalam Tōkyō : Dai Nihon Teikoku Rikuchi Sokuryōbu. Tōkyō : Dai Nihon Teikoku Rikuchi Sokuryōbu.

Sato, S. (2010). Gatot Mangkupraja, PETA, and the Origins of the Indonesian National Army. Bijdragen Tot de Taal-, Land- En Volkenkunde, 166(3), 189–217. https://www.jstor.org/stable/27868576

Scott, D. D., & McFeaters, A. P. (2011). The Archaeology of Historic Battlefields: A History and Theoretical Development in Conflict Archaeology . Journal of Archaeological Research , 19(1), 103–132.

Shimbunsha, A. (2016). The Invasion of the Dutch East Indies (W. Remmelink, Ed. & Penerj.; Vol. 3). Leiden University Press.

Shindo, H. (2022). From the Offensive to the Defensive: Japanese Strategy During the Pacific War, 1942-44.

Sibbles, G. M. (1956). Reverse Slope Defense.

Topografische Dienst. (1926). Peta Prambanan, Blaad XXX e, Skala 1 : 25.000. Dalam Topografische Dienst. Topografische Dienst.

The War History Office of the National Defense College of Japan, & Remmelink, W. (Eds.). (2015). The Invasion of the Dutch East Indies. Leiden University Press. http://www.jstor.org/stable/jj.1011751

Virilio, P. (1994). Bunker Archeology (G. Collins, Penerj.). Princeton Architectural Press.

Wibisono, R. R. S. W. (2024). Penempatan dan Pengorganisasian Gua Jepang di Perbukitan Pengklik, Sleman, D.I. Yogyakarta (1942-1945): Kajian Battlefield Archaeology [Skripsi]. Universitas Gadjah Mada.

Yuwono, J. S. E. (2007). Kontribusi Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) Dalam Berbagai Skala Kajian Arkeologi Lansekap. Berkala Arkeologi, 27(2), 81–102. https://doi.org/10.30883/jba.v27i2.954

Yuwono, J. S. E. (2020). Komponen Studi Geoarkeologi Dalam Acuan Keruangan. Departemen Arkeologi.

Published
2025-12-10
How to Cite
Wibisono, R. R. S., & Nabila, A. K. (2025). Gua Jepang di Perbukitan Pengklik: Studi Battlefield Archaeology tentang Reverse Slope Defence. JANUS, 3(1), 98-117. https://doi.org/10.22146/janus.24134
Section
Articles