Kawasan Perbukitan Gunung Wungkal di Kabupaten Sleman: Kajian Arkeologi Lanskap
Abstract
The hilly area of Gunung Wungkal, with its fluvial-volcanic plains and denudational hill landforms, has a relatively compound historical-culture in the form of archaeological, historical, and ethnographic potentials. This research is aimed to identify the archaeological, historical, and ethnographic potentials in the area and the formation of the archeological landscape. Quantum-GIS mapping software was applied to spatially analyze the intended area. This research shows that the hilly landscape of the Gunung Wungkal has been spatio-temporally shaped by the occurrence of archaeological remains, historic events, ethnographic perception, as well as the characteristic of local geomorphology. Two landform units are recognized to have different roles. The denudational hills landform is used as a sacred space, while the fluvial-volcanic plains is functioned as communal spaces. In addition, water springs are an important factor of the landscape that greatly influences the formation of the community landscape. Apart from being natural resources, they are also cultural resources that give rise to myths and legends.
===
Kawasan perbukitan Gunung Wungkal memiliki bentuk lahan berupa dataran fluvio-vulkanik dan perbukitan denudasional. Kawasan ini mempunyai kronik budaya berupa potensi arkeologi, sejarah, dan etnografi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi arkeologi, sejarah, dan etnografi pada masing-masing unit bentuk lahan dan bagaimana karakter lanskap yang terbentuk di Kawasan Perbukitan Gunung Wungkal menggunakan pendekatan arkeologi lanskap. Pengolahan data dilakukan menggunakan perangkat lunak (software) Quantum GIS (QGIS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lanskap arkeologi yang ada di Kawasan Perbukitan Gunung Wungkal, secara spatio-temporal dibentuk oleh potensi arkeologi lintas periode, sejarah, etnografi, dan kondisi bentang lahan setempat. Bentuk lahan perbukitan denudasional dimanfaatkan menjadi ruang yang bersifat sakral dan dataran fluvio-vulkanik menjadi ruang yang bersifat komunal. Hasil lain menunjukkan bahwa mata air merupakan unsur bentang lahan yang banyak mempengaruhi perkembangan lanskap masyarakat, yaitu sebagai lokus atas kemunculan mitos dan legenda.
References
Apriyatun, Nita. (2013). Upacara Tradisional Tuk Si Bedug di Desa Margodadi, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman. (Skripsi). Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta, tidak diterbitkan.
Badan Informasi Geospasial. Peta Rupa Bumi Indonesia Lembar Sleman Skala 1: 25.000. Diunduh dari https://tanahair.indonesia.go.id/portal-web/
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman. (2020). Kabupaten Sleman Dalam Angka 2020. Yogyakarta. CV Magna Raharja Tama.
Bronto, Sutikno. Antonius Ratdomopurbo. Pudjo Asmoro. Malia Adityarani. (2014). Longsoran Raksasa Gunung Api Merapi Yogyakarta-Jawa Tengah. Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral, Vol. 15 (04), 165-183.
Carey, Peter. (2008). Kuasa Ramalan Jilid 1: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa 1785 – 1855. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia
Chapman, Henry. (2011). Landschape Archaeology and GIS. The Mill: The History Press.
Harijogo, Syukur E. Kosasih, Yayat Hadian, Suherman Djomantara, Samdan C. Dinata. (1995). Peta Tanah Semi Detail Daerah Istimewa Yogyakarta Skala 1: 50.000. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor. CV. Mentari Jaya.
Harnoko, Darto. (2004). Peranan Sub – Wehrkreise 103-A Pada Masa Perang Kemerdekaan Kedua di Sleman Barat: Suatu Kajian Sejarah Lisan. Jurnal Patrawidya Vol. 5 (2), 1 - 47.
Husein, Salahudin dan Srijono. (2010, Maret). Peta Geomorfologi Daerah Istimewa Yogyakarta. Naskah disampaikan dalam Simposium Geologi Yogyakarta, di Yogyakarta.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (2021). Surat Edaran Nomor No:13.K/HK.01/MEM.G/2021 tentang Penetapan Warisan Geologi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
Kõivupuu, Marju. (2016). Natural Sacred Places in Landscape: An Estonian Model. Bergman, S. P.M. Scott. M. Jansdotter Samuelsson. Dan H. Bedford – Strohm. Nature, Space, and The Sacred: Transdisciplinary Perspectives. New York: Routledge.
Kurniawan, Andri dan Mohamad Isnaini Sadali. (2015). Keistimewaan Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: UGM Press.
Mufiani, Iftahuul. (2015). Mitos Mbah Bregas di Dusun Ngino, Desa Margoagung, Seyegan, Sleman, Yogyakarta: Studi Terhadap Klasifikasi Pandangan, dan Fungsi Mitos. Jurnal RELIGI, Vol. 11 (2), 17 – 45.
Qudsy, Saifudin Zuhry, Irwan Abdullah, Zuly Qodir. (2015). Kasuran Dalam Beragam Sudut Pandang Menurut Jejak – Jejak Cerita Tidur Tanpa Kasur di Dusun Kasuran. Jurnal Kawisatara, Vol. 5 (2), 99 – 220.
Rahardjo, Wartono, Sukandarrumidi, H.M.D. Rosidi. (1977). Peta Geologi Lembar Yogyakarta, Jawa, Skala 1: 100.000. Direktorat Geologi, Departemen Pertambangan Republik Indonesia.
Ramadhan, Nugraha Febri. (2019). Kajian Kerusakan Lingkungan Gunung Wungkal di Godean-Seyegan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Akibat Aktivitas Penambangan Tanah Lempung untuk Pelestarian Lingkungan. (Tesis). Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana, UGM.
Supangat, Sri Surayati dkk. (2015). Pusaka Aksara Yogyakarta: Alih Aksara dan Alih Bahasa Prasasti Koleksi Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta, Cetakan Kedua. Yogyakarta. Balai Pelestarian Cagar Budaya D.I. Yogyakarta.
Suwondo, Bambang ed. (1980). Cerita Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Tanudirjo, Daud Aris, JSE Yuwono, Ari Mukti Wardoyo Adi. (2019). Lanskap Spiritual Situs Liyangan. Berkala Arkeologi. 39 (2), 97-120.
Tvedt, Terje. (2021). Water and Society: Changing Perception of Societal and Historical Development. Bloomsbury Publishing Plc.
Yuwono, JSE, Jannati Pariyadiyani dan Martha Setyowati. (2019). Situs Watu Gong Sawangan dalam Konteks Lanskap Lereng Baratdaya Gunung Sindoro. Laporan Survei dan Pemetaan Arkeologis Kabupaten Wonosobo 2019. Departemen Arkeologi FIB UGM – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
Yuwono, JSE. (2007). Kontribusi Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Berbagai Skala Kajian Arkeologi Lanskap. Berkala Arkeologi. 27(2), 81-102.
Yuwono, JSE. (2020). Buku Ajar: Komponen Studi Geoarkeologi dalam Acuan Keruangan. Departemen Arkeologi. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.
JANUS publishes articles under the terms of the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License, with the copyright held by the journal.
This means anyone can copy, transform, or redistribute articles for any lawful purpose in any medium, provided they give appropriate credit to the original author(s) and JANUS, link to the license, indicate if changes were made, and redistribute any derivative work under the same license.
Once articles are accepted and published on this website, the author(s) agree to transmit the copyright to JANUS .
===
Author Self-Archiving Policy
As this journal runs an open-access model, author(s) are permitted and encouraged to post items published by this journal on personal websites or institutional repositories both prior to and after publication while providing bibliographic details that credit, if applicable, its publication in this journal.