PENGANTAR REDAKSI
Redaksi Jurnal Filsafat(1*)
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Jurnal Filsafat Volume 30 No. 2 Agustus 2020 ini menghadirkan enam artikel dengan cakupan tema yang cukup beragam. Dimulai dari tema tentang Pancasila sebagai teks dialog lintas agama hingga simbol dalam representasi lintas agama, serta analisis kritis atas pemikiran transformatif Kuntowijoyo dalam mewujudkan transformasi sosial profetik. Selanjutnya dari ranah filsafat nusantara dihadirkan artikel fi ra wali dan kosmologi masyarakat Sentani Papua. Adapun dua artikel yang lain memfokuskan pada kritik atas romantisme filsafat teknologi klasik dan kritik atas hegemoni sosiologi Amerika di Indonesia.
Artikel pertama disajikan oleh Angel Christy Latuheru, Izak Y. M. Lattu, dan Tony Robert Tampake dengan judul “Pancasila Sebagai Teks Dialog Lintas Agama dalam Perspektif Hans-Georg Gadamer dan Hans Kung”. Artikel ini dilatarbelakangi oleh kondisi pluralitas masyarakat Indonesia yang pada satu sisi telah melahirkan keunikan beragama dalam kehidupan bersama, namun pada sisi lain juga memunculkan konflik antar umat beragama. Konflik keagamaan terjadi karena sikap eksklusifisme, radikalisme, fundamentalisme agama, dan politik identitas. Pada artikel ini Pancasila diletakkan sebagai teks dialog lintas agama yang selalu dipahami secara dinamis, terbuka, dan relevan dalam setiap perkembangan kehidupan beragama di Indonesia. Pancasila sebagai identitas nasional menjadi sebuah konsepsi yang menuntun pada strategi dialog yang bersifat inklusif, menghargai nilai-nilai kemanusiaan, serta menjadi landasan yang kokoh bagi kesatuan umat beragama.
Artikel kedua yaitu, “Fi ra wali: Revitalisasi Folklore “Saguku Hidupku” sebagai Identitas Kultural dalam Kosmologi Masyarakat Sentani-Papua” oleh Cleopatriza Thonia Ruhulessin. Artikel ini diawali dari sebuah studi etnografi yang kemudian diperdalam dengan analisis filosofis dengan metode fenomenologi. Identitas yang terkonstruksi dari realitas kultural-kosmik yang ada dalam kosmologi, mampu mengintegrasikan masyarakat dalam sui generis (klan), guna menghadapi modernisasi yang telah menyebabkan perubahan sosial pada masyarakat Sentani. Oleh karena itu, fi ra walisebagai identitas kultural sangat kontributif dalam menggumuli konteks yang multikultur melalui keseharian hidup, melahirkan pengalaman otentik yang sakral dalam relasi-relasi sosial, baik dalam ruang fisik maupun ruang spiritual orang Sentani.
Selanjutnya Imam Wahyudi dan Rangga Kala Mahaswa yang menyajikan artikel dengan judul “Metafisika Mediasi Teknologis: Kritik atas Romantisme Filsafat Teknologi Klasik”. Dilatarbelakangi oleh pandangan metafisik terhadap teknologi yang selalu memberikan distingsi antara subjek dan objek, dimana teknologi, manusia, dan dunia dianggap sebagai suatu entitas yang saling terpisah. Selain itu, pandangan filsafat teknologi ‘klasik’ cenderung berada di antara pesimis terhadap dominasi teknologi atau justru mendambakan teknologi yang ideal yang mengarah pada romantisme.Oleh karena itu fokus kajian pada artikel ini adalah pada upaya kritik filosofis yang membangun kerangka pikir filsafat teknologi secara metafisik untuk menyelesaikan persoalan distingsi subjek-objek dan pesimisme-romantisme pada filsafat teknologi klasik. Pada pembahasannya penulis menyajikan solusi untuk mengatasi persoalan tersebut melalui pemahaman yang komprehensif terhadap mediasi teknologis. Yang hal tersebut dipaparkan secara rinci melalui empat corak mediasi teknologis, yaitu mediasi teknologis dalam sudut pandang posfenomenologi, teori jaringan aktor, Simodon dan Harman, serta teori kritis.
Michael Alexander dengan artikel yang berjudul “Pemaknaan Simbol Representasional Lintas Agama: Sebuah Upaya Merumuskan Alur Rekursif Imposisi Makna Simbol”. Artikel ini memfokuskan pada argumentasi bahwa simbol representasional identitas keagamaan merupakan sumber makna yang terbuka. Karena itu sengketa atas simbol lebih disebabkan karena pertentangan nilai, persepsi, dan wawasan pandang semesta. Pada konteks ini penulis menautkan dua gagasan klasik, yaitu semiotika sosial dan interaksionisme simbolik. Oleh karena itu pemaknaan simbol lintas agama merupakan konstruksi makna yang bersifat peyoratif, yang bertolak dari rekoleksi tradisi kultural subyek. Pemakna tidak bersifat niscaya, melainkan akan selalu dipengaruhi oleh relasi sosial antar kolektifitas, terlebih bagi perwujudan makna tersebut yang berupa tindak kekerasan kolektif.
M. Rodinal Khair Khasri dengan artikel yang berjudul “The Role of Subjects in Kuntowijoyo’s Transformative Thought and It’s Relevance to The Islamic Social Transformation”. Artikel ini memfokuskan analisis filosofis melalui metode hermeneutika Gadamer pada peran subjek di dalam pemikiran transformatif Kuntowijoyo menuju transformasi sosial profetik (dialektika Al Qur’an dan Hadist). Penulis menyimpulkan bahwa peran subjek melalui dialektika wahyu dan akal akan dapat dicapai dalam transformasi sosial profetik. Hal ini disebabkan epistemologi profetik akan selalu terikat dengan kebudayaannya, menyejarah, dan melakukan peleburan horizon pada setiap babak sejarah dan horizon subjek yang lain.
Terakhir, artikel Oki Rahadianto Sutopo dan Hartmantyo Pradigto Utomo dengan judul “Kritik Southern Theory Terhadap Hegemoni ‘Sosiologi Modern’ Amerika Di Indonesia”. Artikel ini fokus pada upaya kritik atas hegemoni teori sosiologi modern Amerika di Indonesia yang ditelusur dari karya-karya Soerjono Sukanto. Pilihan pendekatan yang digunakan adalah southern theory dari Raewyn Connell yang memiliki empat karakteristik utama, yaitu the claim of universality, reading from the center, gesture of exclusion dan grand erasure. Artikel ini mencoba menunjukkan titik masuk demokratisasi ilmu sosial di Indonesia pasca Orde Baru. Selain itu juga sekaligus menunjukkan upaya untuk keluar dari hegemoni modernisasi Amerika yang telah melakukan pemaksaan pada basis ontologi, epistemologi, maupun aksiologi negara-negara global selatan, tak terkecuali Indonesia.
Mengakhiri kata pengantar ini, atas nama redaksi Jurnal Filsafat, kami menghaturkan terima kasih kepada para penulis dan mitra bebestari yang telah berkontribusi pada Volume 30 No. 2 Agustus 2020. Kepada para pembaca, kami haturkan selamat membaca dan menikmati setiap artikel pada Jurnal Filsafat edisi ini.[LM]Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/jf.59197
Article Metrics
Abstract views : 2401 | views : 1738Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Jurnal Filsafat
Jurnal Filsafat Indexed by:
Jurnal Filsafat ISSN 0853-1870 (print), ISSN 2528-6811 (online)