Pengaruh Natrium Sulfida (Na2S) pada Proses Pengapuran terhadap Uji Fisik Kulit Samak Ikan Buntal (Arothon reticularis)

https://doi.org/10.22146/jfs.10365

Susanti Rahayu(1*), RLM Satrio Ari Wibowo(2), Titik Anggraini(3)

(1) Politeknik Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta
(2) Politeknik Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta
(3) Politeknik Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta
(*) Corresponding Author

Abstract


Kulit ikan bisa digunakan sebagai alternatif bahan baku untuk industri penyamakan kulit mengingat keterbatasan bahan baku kulit mentah hewan darat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuipengaruh penggunaan Natrium Sulfida pada proses pengapuran yang berbeda konsentrasinya pada hasil uji fisik kulit ikan buntal, yang meliputi uji kuat tarik, kemuluran dan kuat sobek. Penelitian inimenggunakan kulit ikan buntal awet garaman sejumlah 9 lembar yang disamak menggunakan bahan penyamak nabati (mimosa), sampai menjadi kulit crust ikan buntal. Perlakuan penggunan variasikonsentrasi Natrium Sulfida yang digunakan saat proses pengapuran adalah 0,5%, 1% dan 1,5%. Masingmasing perlakuan tersebut diulang sebanyak tiga kali, kemudian dilakukan uji fisik menggunakan alat tensile strength. Penggunaan konsentrasi Na2S 1% menunjukkan nilai Kekuatan Tarik yang paling tinggi yaitu sebesar 1394.172 N/cm2, dan nilai kemuluran yang paling rendah yaitu sebesar 57.707 %, dan nilai kekuatan sobek yang paling tinggi ditunjukan oleh penggunan konsentrasi Na2S 0,5% yaitu sebesar181.978 N/cm. Penggunaan variasi konsentrasi Natrium Sulfida memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap kekuatan tarik, namun tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kemulurandan kekuatan sobeknya. Berdasarkan hasil rekapitulasi data rataan, nilai kekuatan tarik, kemuluran dan kekuatan sobek sampel kulit ikan buntal tersamak belum memenuhi persyaratan standar mutu.Kulit ikan bisa digunakan sebagai alternatif bahan baku untuk industri penyamakan kulit mengingatketerbatasan bahan baku kulit mentah hewan darat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuipengaruh penggunaan Natrium Sulfida pada proses pengapuran yang berbeda konsentrasinya padahasil uji fisik kulit ikan buntal, yang meliputi uji kuat tarik, kemuluran dan kuat sobek. Penelitian inimenggunakan kulit ikan buntal awet garaman sejumlah 9 lembar yang disamak menggunakan bahanpenyamak nabati (mimosa), sampai menjadi kulit crust ikan buntal. Perlakuan penggunan variasikonsentrasi Natrium Sulfida yang digunakan saat proses pengapuran adalah 0,5%, 1% dan 1,5%. Masingmasingperlakuan tersebut diulang sebanyak tiga kali, kemudian dilakukan uji fisik menggunakan alattensile strength. Penggunaan konsentrasi Na2S 1% menunjukkan nilai Kekuatan Tarik yang paling tinggiyaitu sebesar 1394.172 N/cm2, dan nilai kemuluran yang paling rendah yaitu sebesar 57.707 %, dannilai kekuatan sobek yang paling tinggi ditunjukan oleh penggunan konsentrasi Na2S 0,5% yaitu sebesar181.978 N/cm. Penggunaan variasi konsentrasi Natrium Sulfida memberikan pengaruh berbeda nyataterhadap kekuatan tarik, namun tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kemulurandan kekuatan sobeknya. Berdasarkan hasil rekapitulasi data rataan, nilai kekuatan tarik, kemuluran dankekuatan sobek sampel kulit ikan buntal tersamak belum memenuhi persyaratan standar mutu.

Keywords


kulit ikan buntal, Kuat Fisik, Pengapuran, Penyamakan Kulit

Full Text:

PDF


References

Anonima. 1990. SNI-06-1795-1990. Cara uji kekuatan tarik dan kemuluran kulit. Dewan Standarisasi Nasional. Jakarta.

Anonimb. 1990. SNI-06-1794-1990. Cara uji kekuatan tarik dan kekuatan sobek lapisan kulit. Dewan Standarisasi Nasional. Jakarta.

BPOM Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2006. Ikan buntal (puffer fish) ikan nikmat yang beracun. InfoPOM, 7(6): 5-10.

Kholifah, Nunung., Darmanto, YS & Wijayanti, Ima. 2014. Perbedaan konsentrasi mimosa pada proses penyamakan terhadap kualitas fisik dan kimia ikan nila (Oreochromis niloticus). J. Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan. 3(4):113-118

Triatmojo, Suharjono. 2012. Teknologi Pengolahan Kulit Sapi. PT Citra Aji Pramana. Yogyakarta. 20p & 46 p.

Wibowoa, R.L.M.S Ari., N. Rofiatun. & P. Ardriansyah. 2014. Utilization of waste from puffer fish skin as alternative raw materials for leather tanning. Proceedings of The 5th International Conference on

Sustainable Future for Human Security (SUSTAIN) 19-20 November 2014. Bali, Indonesia. Sustain: 8-17

Wibowob, R.L.M.S Ari., N. Rofiatun. & P. Ambar. 2014. Physical characteristics of reserved and tanned puffer fish (Arothon reticularis) skin. Proceedings of The 4th International Symposium for Sustainable Humanospere (ISSH) a Forum of Humanosphere Science School (HSS) 22-23 December 2014. Bandung, Indonesia. ISSH:102-108



DOI: https://doi.org/10.22146/jfs.10365

Article Metrics

Abstract views : 6397 | views : 8890

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2016 Journal of Fisheries Sciences



Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada (print ISSN 0853-6384; online ISSN 2502-5066) is published by Department of Fisheries, Universitas Gadjah Mada in collaboration with Semnaskan UGM (Seminar Nasional Tahunan Hasil Perikanan dan Kelautan) and ISMFR (International Symposium on Marine and Fisheries Research).

 

View My Stats