Potensi Jamur Mikoriza Arbuskular Unggul Dalam Peningkatan Pertumbuhan Dan Kesehatan Bibit Tebu (Saccharum officinarum L.)
Citra Mayang Wardhika(1*)
(1) Agriculture Faculty, Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author
Abstract
Tebu merupakan salah satu komoditas perkebunan penting bagi perekonomian nasional dan berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan agroindustri. Indonesia telah mencanangkan untuk swasembada gula, sehingga peningkatan produksi tebu yang merupakan salah satu bahan pokok gula, harus dilakukan. Mikoriza merupakan suatu bentuk hubungan simbiosis mutualistik antara jamur dan perakaran tumbuhan tingkat tinggi. Jamur Mikoriza Arbuskular (JMA) dapat mempercepat laju pertumbuhan, meningkatkan kualitas dan daya hidup bibit tanaman dan meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman lahan kritis. Penelitian ini meliputi identifikasi jenis JMA yang paling dominan pada semua isolat yang diperoleh dari rizosfer tebu, perbanyakan starter inokulum JMA, dan inokulasi pada bibit tebu. Hasil isolasi JMA dari berbagai lokasi, diperoleh 6 genus JMA, yaitu: Glomus, Gigaspora, Acaulospora, Scutellospora, Entrophospora, dan Sclerocystis. Genus Glomus merupakan genus yang dominan dan digunakan dalam pengujian selanjutnya. Hasil uji infektivitas dengan menggunakan klon tebu PS 862 menunjukkan bahwa isolat PKP, MS, KLT, dan BTG yang masing-masing berasal dari Kulon Progo, Sleman, Klaten, dan Batang menunjukkan infektivitas yang paling tinggi dan dapat dijadikan kandidat bahan pupuk hayati. Penambahan JMA pada bibit tebu dapat mengurangi intensitas penyakit karat jingga; penyakit utama pada bibit tebu, yang berarti JMA berpotensi sebagai agens pengendali hayati.
Full Text:
PDFReferences
Anonim. 2012. Komoditas Tanaman Tebu. . Diakses pada 22 September 2012.
A.K., Sharma, & B.N., Johri. 2002. Arbuskular Michorrhizae Interaction in Plants Rhizosphere and Soils. Science Publishers, Inc. United States of America.
Gardner, F.P., P.R., Brent, & L.M., Roger. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Herawati Susilo, penerjemah. Jakarta : Universitas Indonesia Press. Terjemahan dari Physiology of Crop Plants.
Hartini. 2011. Kajian Pemanfaatan Inokulum Jamur Mikoriza Arbuskula untuk Memacu Pertumbuhan dan Kesehatan Bibit Kakao. Tesis.
Jarstfer, W.R. & D. M. Sylvia, 1993. Inokulum Production and Inoculation Strategies for Vasicular Arbuskular Mycorrhyzae Fungi. P. 349-378. in F.B. Metting Jr. (eds) Soil Mycrobial Ecology. Application in Agriculture and Environmental Management. Marcel Decker Inc. New York-Basel-Hongkong.
Kuc, J. 2001. Concept and Direction of Indused Systemic Resistence in the Plant and Its Application. European Jurnal of Plant Pathology 107: 7-12.
Kormanik, P.P & A.C. Mc Graw, 1982. Quantitative ofe Vesikular-Arbuscular Mycorrhizae in Plant Roots. In Schenk, N.C. Methods and Principles of Mycorrhizal Research. The APS. St. Paul, Minnesota.
Lozano, JMR., & R. Azcon. 2000. Symbiotic Efficiency anf Effectivity of an Autochthonous Arbuscular Mycorrhizal Glomus sp. from Saline Soils and Glomus Deserticola Under Salinity. Mycorrhiza 10(3) :137-143.
Maryeni, R & D. Hervani. 2008. Pengaruh Jamur Mikoriza Arbuskula terhadap Pertumbuhan Tanaman Selasih (Ocimum sanctum L.). J. Akta Agrosia 11 (1) : 7-12.
N.C., Schenk, & Y., Perez. 1988. Manual for the Identification of VA Mycorrhizal Fungi 2nd Edition. By INVAM. University of Florida.
Newsham. K. K., A.H. Fitter, & A.R. Watterson. 1995. Arbuscular Mycorriza Protect an Annual Grass from Root Pathogen Fungi in Field. Journal of Ecology, 83:991-1000.
Rahmadhani, F. 2007. Pemberian Pupuk Rock Fosfat dan berbagai Jenis Isolat mikoriza Vesikular Arbuskula terhadap Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max, L. Merill) pada Tanah Gambut Ajamu, Labuhan Batu. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Skripsi.
Setiadi, Y. 2000. Pengembangan Cendawan Mikoriza Arbuskula sebagai Alat Biologis untuk Merehabilitasi Lahan Kritis di Indonesia.
Prosiding Seminar Peranan Mikoriza dalam Pertanian yang Berkelanjutan. 28 September 2000, Universitas Padjadjaran Bandung.
Setiadi, Y. 2001. Peranan Mikoriza Arbuskula dalam Rehabilitasi Lahan Kritis di Indonesia. Disampaikan dalam Rangka Seminar Penggunaan Cendawan Mikoriza dalam Sistem Pertanian Organik dan Rehabilitasi Lahan Kritis. Bandung 23 April 2001.
S.E., Smith, & D.J., Read. 1997. Vesicular Arbuscular Mycorrhizae : growth and Carbon Economy of VA Mycorrhizal Plants. In Mycorrhizal Symbiosis. 2nd ed. New York, Acad, Press
Sieverding, E., 1991. Vesicular-Arbuskular Mycorrhiza Management in Tropical Indegenous Glomales. Deutsche . Jerman.
Talanca, A.H & A.M.,Adnan. 2005. Mikoriza dan Manfaatnya pada Tanaman. Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI dan PFI XVI Komda Sul-Sel : 311-315.
Taufiq I.S. 2000. Tingkat Pemberian Fosfor dalam Media Tanaman Campuran Ampas KECAP bagi Pertumbuhan Tanaman Jagung. Skripsi. Bogor.
Trappe, J.M & N.C. Schenck. 1982. Taxonomy of Fungi Forming Endomycorrhizal. In N.C. Schenck (eds.) Phytopat. Soc. St. Paul. Minnesota. Pp1-9.
DOI: https://doi.org/10.22146/ipas.9088
Article Metrics
Abstract views : 5264 | views : 11426Refbacks
- There are currently no refbacks.
Ilmu Pertanian (Agricultural Science) ISSN 0126-4214 (print), ISSN 2527-7162 (online) is published by Faculty of Agriculture Universitas Gadjah Mada collaboration with Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI) and licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.