Eufemisme: Referensi dan Latar Belakangnya

https://doi.org/10.22146/jh.2056

Sunarso Sunarso(1*)

(1) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Bahasa sebenarnya bukanlah semata-mata alat untuk mengkomunikasikan informasi, tetapi bahasa juga merupakan alat yang sangat penting untuk memantapkan dan mempertahankan hubungan dengan orang lain. Penggantian suatu bentuk kebahasaan yang bernilai rasa kasar dengan bentuk kebahasaan lain yang bernilai rasa nalus disebut dengan eufemisme. (Dalam bahasa Yunani eu berarti 'baik' dan pheme berarti 'ujaran'.) Akan tetapi, eufemisme sebetulnya tidak hanya berkaitan dengan penggantian kata yang bernilai rasa kasar dengan kata yang bernilai rasa naius saja, melainkan berhubungan juga dengan kata pantang atau kata tabu, yaitu kata yang tidak boleh digunakan dalam suasana tertentu menurut norma tutur suatu masyarakat bahasa. Karena terdapat kata yang tidak boleh digunakan tersebut, penutur berusaha mencari bentuk penggantinya, yaitu bentuk eufemistik (Cf. Ullmann, 1970:205). Demikianlah, karangan singkat ini membicarakan seluk-beluk eufemisme yang dipakai di datam bahasa Indonesia. Pokok persoalan yang dibahas meliputi (1) referensi eufemisme, (2) sebab-sebab timbulnya eufemisme, dan (3) analisis bentuk eufemistik.

Keywords


bahasa, bentuk, eufemisme, referensi, sebab

Full Text:

PDF



DOI: https://doi.org/10.22146/jh.2056

Article Metrics

Abstract views : 5769 | views : 4488

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2013 Sunarso Sunarso

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.



free web stats Web Stats

ISSN 2302-9269 (online); ISSN 0852-0801 (print)
Copyright © 2022 Humaniora, Office of Journal & Publishing, Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada