Puisi Pujangga Baru: Konsep Estetik, Orientasi dan Strukturnya

https://doi.org/10.22146/jh.711

Rahmat Djoko Pradopo(1*)

(1) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Puisi merupakan struktur yang kompleks. Oleh karena itu, dalam penelitian puisi Pujangga Baru digunakan teori dan metode struktural semiotik. Kesusastraan merupakan struktur ketandaan yang bermakna dan kompleks, antarunsurnya terjadi hubungan yang erat (koheren). Tiap unsur karya sastra mempunyai makna dalam hubungannya dengan unsur lain dalam struktur itu dan keseluruhannya (Hawkes, 1978: 17—18). Akan tetapi, strukturalisme murni yang hanya terbatas pada struktur dalam (inner structure) karya sastra itu mengasingkan relevansi kesejarahannya dan sosial budayanya (Teeuw, 1983: 61). Oleh karena itu, untuk dapat memahami puisi dengan baik serta untuk mendapatkan makna yang lebih penuh, dalam menganalisis sajak dipergunakan strukturalisme dinamik (Teeuw, 1983: 62), yaitu analisis struktural dalam kerangka semiotik. Karya sastra sebagai tanda terikat kepada konvensi masyarakatnya. Oleh karena itu, karya sastra tidak terlepas dari jalinan sejarah dan latar sosial budaya masyarakat yang menghasilkannya, seperti telah terurai di atas.

Full Text:

PDF



DOI: https://doi.org/10.22146/jh.711

Article Metrics

Abstract views : 4263 | views : 8518

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2012 Rahmat Djoko Pradopo

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.