Sang Lain Di Mata Ego Eropa: Citra Manusia Terjajah dalam Sastra Hindia-Belanda

https://doi.org/10.22146/jh.755

. Sudibyo(1*)

(1) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Pada abad ke-16, pusat kekuasaan dunia mulai bergeser dari Eropa Selatan ke Utara. Jika sebelumnya Spanyol dan Portugis berjaya di segenap penjuru samudra dengan berbagai ekspedisi maritimnya, pada tahun 1595 – 1597 Belanda mulai meluncurkan armada lautnya ke samudra. Kapal-kapal dagang milik Compagnie van Verre di bawah komando Cornelis de Houtman dan Gerrit van Beuningen dikirim ke Hindia-Timur untuk mengakhiri monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku yang pada waktu itu berada di tangan Portugis. Armada itu tidak pernah sampai di Maluku meskipun telah dibekali dengan perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan untuk sebuah ekspedisi maritim (Beekman, 1998-35). Armada tersebut justru berlabuh di Banten pada 22 Juni 1596 (Heuken, 2000: 20).

Pelayaran pertama ke Hindia-Timur yang dilakukan oleh Compagnie van Verre itu berharga mahal. Dari empat kapal yang meninggalkan Amsterdam pada 1 April 1595, hanya tiga yang berhasil pulang setelah menempuh pelayaran selama tiga tahun. Dari 247 awak kapal, hanya 87 orang yang berhasil selamat dalam pelajaran pulang. Lebih dari itu, kompeni tidak memperoleh keuntungan apa-apa (Gaastra, 1991: 16 dan Steenbrink, 1995: 1).

Berangkat dari tesis mengenai kompleks superioritas peradaban dan keunggulan ras pada ego (Belanda) sebagaimana diungkapkan di muka, tulisan ini akan menghampiri teks sastra Hindia-Belanda. Teks yang dipilih adalah kisah perjalanan (reisverhalen) Rijcklof Volkertz van Goens.

Full Text:

PDF



DOI: https://doi.org/10.22146/jh.755

Article Metrics

Abstract views : 1316 | views : 2037

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2012 . Sudibyo

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.