Pelatihan Penulisan Karya Sastra Jawa Bertema Lingkungan bagi Komunitas Jawasastra

  • Sulistyowati Departemen Bahasa dan Sastra, Universitas Gadjah Mada
  • Daru Winarti Departemen Bahasa dan Sastra, Universitas Gadjah Mada
Keywords: lingkungan, Komunitas Jawasastra, karya sastra, environment, Jawasastra Community, literature work

Abstract

Studying literary works with an environmental perspective is one way to voice campaigns for the importance of protecting and caring for nature, especially considering the state of nature, which is increasingly being damaged by human activities. One way that can be done to make people aware of the importance of caring for nature again is through writing—the literacy activism movement to the community through language learning with an environmental perspective. In addition to raising awareness about the importance of caring for the environment, this movement also represents the preservation of local wisdom and biodiversity based on local culture and those carried out by ancestors who have a passion for preserving nature through literary works. Thus, the Jawasastra Community initiated a training program for writing Javanese literary works on the environment theme to invite general public to express their anxiety about environmental damage and to remind them again about the importance of humans, who still depend very much on nature. In the end, literature is not only understood as a beautiful series of words. However, it has an advocative nature as a medium to convey messages to the public regarding advice, warnings, and invitations to love all life that God has presented on this earth.

====

Pembelajaran karya sastra yang berwawasan lingkungan merupakan salah satu cara untuk menyuarakan kampanye pentingnya menjaga dan merawat alam terlebih melihat keadaan alam yang semakin rusak akibat ulah manusia. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menyadarkan pentingnya kembali merawat alam adalah melalui tulisan. Adapun gerakan aktivisme literasi kepada masyarakat melalui pembelajaran bahasa yang berwawasan lingkungan. Selain menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya merawat lingkungan, gerakan ini juga merepresentasikan pelestarian kearifan lokal serta keanekaragaman hayati berdasarkan budaya setempat sama halnya dengan yang dilakukan oleh para leluhur yang memiliki semangat melestarikan alam melalui karya sastra. Dengan demikian, program pelatihan penulisan karya sastra Jawa bertema lingkungan yang dilaksanakan bersama Komunitas Jawasastra ini dilaksanakan guna mengajak masyarakat umum untuk mengekspresikan diri terkait kegelisahan kerusakan lingkungan serta mengingatkan kembali tentang pentingnya manusia yang pada dasarnya masih sangat menggantungkan hidupnya dari alam. Pada akhirnya, sastra tidak hanya dipahami sebagai suatu bentuk rangkaian kata yang indah semata, tetapi memiliki sifat advokatif sebagai media untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat tentang nasihat, peringatan, maupun ajakan mencintai seluruh kehidupan yang dihadirkan Tuhan di bumi ini.

References

Fill, A., & Penz, H. (Eds.). 2018. The Routledge Handbook of Ecolinguistics. New York: Routledge.
Harsono, S. 2008. Ekokritik: Kritik Sastra Berwawasan Lingkungan. KAJIAN SASTRA, 32(1), 31–50.
Mbete, A. M. 2015. Pembelajaran Bahasa Berbasis Lingkungan: Perspektif Ekolinguistik. RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, 1(2), 352–364.
https://doi.org/10.22225/jr.1.2.40.352-364
Setyawan, B. W. 2020. Environment Preserving Character on Wayang Story Dewa Ruci: An Ecological Literature Study. Jurnal Kata, 4(1), 122. https://doi.org/10.22216/kata.v4i1.5185
Sulaksono, D., & Saddhono, K. 2018. Ecological Concept of Wayang Stories and the Relation with Natural Conservation in Javanese Society. KnE Social Sciences, 3(9), 58.
https://doi.org/10.18502/kss.v3i9.2611
Published
2022-10-31
How to Cite
Sulistyowati, & Winarti, D. (2022). Pelatihan Penulisan Karya Sastra Jawa Bertema Lingkungan bagi Komunitas Jawasastra. Bakti Budaya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(2), 204-215. https://doi.org/10.22146/bakti.5602
Section
Articles