Main Article Content

Abstract





Gagal jantung adalah kondisi patofisiologis kompleks yang ditandai oleh ketidakmampuan jantung untuk mengisi atau memompa darah pada tingkat yang tepat untuk memenuhi kebutuhan jaringan.Sindrom klinis ditandai dengan gejala sesak napas dan kelelahan dan tanda-tanda bendungan sirkulasi atau hipoperfusi. Konsekuensi hemodinamik dari gagal jantung adalah penurunan curah jantung, peningkatan LVEDP, vasokonstriksi perifer, retensi natrium dan air, dan penurunan pengiriman oksigen ke jaringan dengan perbedaan oksigen arteri- vena melebar. Gagal ventrikel kiri mengakibatkan tanda dan gejala edema paru, sedangkan gagal ventrikel kanan mengakibatkan hipertensi vena sistemik dan edema perifer.


Adanya gagal jantung telah digambarkan sebagai satu faktor risiko yang paling penting untuk prediksi morbiditas dan mortalitas perioperatif.Pada periode preoperatif, semua faktor pencetus gagal jantung harus dicari dan diobati secara agresif sebelum dilanjutkan dengan operasi elektif.
Pasien yang dirawat karena gagal jantung biasanya telah mendapatkan beberapa obat yang dapat mempengaruhi tatalaksana anestesi.Semua jenis anestesi umum telah berhasil digunakan pada pasien dengan gagal jantung.Namun, dosis obat mungkin perlu disesuaikan.Pro dan kontra dari anestesi regional harus dipertimbangkan secara hati-hati pada pasien gagal jantung.Selama periode post operasi pasien sebaiknya dimonitor dan diterapi di intensive care unit.





Keywords

gagal jantung perioperatif tatalaksana anestesi

Article Details

How to Cite
I Made Adi Pramana. (2023). Tatalaksana Gagal Jantung Perioperatif (Management of Perioperative Heart Failure). Jurnal Komplikasi Anestesi, 1(3), 63-71. https://doi.org/10.22146/jka.v1i3.5570