Main Article Content

Abstract

Perdarahan tidak terkontrol yang membutuhkan transfusi masif sering terjadi pada operasi mayor dan trauma. Perdarahan mayor merupakan salah satu penyebab kematian. Penanganan perdarahan masif meliputi ekspansi volum, optimalisasi oksigenasi jaringan dengan transfusi sel darah merah, dan koreksi koagulopati. Transfusi masif mempunyai survival yang jelek. Dilaporkan terdapat mortalitas sekitar 45-67%. Usia pasien, durasi dan beratnya syok, DIC (Disseminated Intravascular Coagulation), dan jumlah darah yang ditransfusikan mempengaruhi hasil akhir. Angka mortalitas lebih tinggi pada pasien dengan berbagai komorbid. Peningkatan mortalitas berhubungan dengan jumlah PRBC (Packed Red Blood Cell) yang ditransfusikan (22%, 30%, 50%, dan 59% pada grup yang menerima secara berurutan 1-10 unit, 11-20 unit, 21-40 unit, dan > 40 unit).

Keywords

perdarahan yang tidak terkontrol transfusi masif operasi mayor trauma survival yang jelek DIC PRBC

Article Details

Author Biographies

Diana Anggraini, RSUP Dr Sardjito Yogyakarta

Peserta PPDS I Anestesiologi & Terapi Intensif FK UGM / RSUP Dr Sardjito Yogyakarta

Calcarina Fitriani Retno Wisudarti, RSUP Dr Sardjito Yogyakarta

Konsultan Anestesiologi & Terapi Intensif FK UGM / RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Bhirowo Yudho Pratomo, RSUP Dr Sardjito Yogyakarta

Konsultan Anestesiologi & Terapi Intensif FK UGM / RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

How to Cite
Anggraini, D., Wisudarti, C. F. R., & Pratomo, B. Y. (2023). Manajemen dan Komplikasi Transfusi Masif. Jurnal Komplikasi Anestesi, 3(1), 81-92. https://doi.org/10.22146/jka.v3i1.7233