Trauma Experience, Identity, and Narratives

Aloysius Soesilo
(Submitted 1 June 2016)
(Published 1 June 2014)

Abstract


Peristiwa kekerasan dan mengerikan seperti konflik berdarah dan pembunuhan merupakan suatu
realitas yang meninggalkan dampak permanen pada korban. Individu yang mengalami trauma
akan terus menerus bergumul dengan makna kejadian yang telah dialami bahkan sesudah peristiwa
trauma itu sendiri berlalu. Elemen kritikal bagi individu yang mengalami trauma adalah asesmen
subyektif mengenai bagaimana mereka merasa terancam dan tak berdaya. Studi tentang trauma
sosial-psikologi menghadapkan kita pada kondisi mengenai kodrat manusia baik dari sisi terbaik
maupun terburuk.Makalah ini dimulai dengan bahasan mengenai apa yang menjadikan trauma
dan bagaimana trauma berpengaruh atas hidup individu yang mengalaminya. Sebagai fenomen
yang berkaitan erat dengan stres, maka akan bermanfaat bila dampak trauma dipertimbangkan dari
aspek diri (self), yang mana konsep self ini sendiri merupakan seperangkat faktor yang kompleks.
Trauma akan menggoyangkan dan bahkan mengubah komponen struktural dan fungsional dari
self. Dihadapkan dengan pengalaman trauma, individu harus memobilisasikan segenap sumber-
sumber yang ada dalam diri maupun dalam lingkungannya sebagai jalan koping dengan situasi
hidupnya. Pembahasan tentang koping akan mencakup konseptualisasi yang lebih luas daripada
apa yang telah diusulkan oleh Lazarus. Perspektif yang lebih luas ini lebih bermanfaat bagi kita
khususnya bila kita mempelajari naratif sebagai upaya oleh individu untuk memahami dan
memaknai apa yang telah menimpa diri mereka. Setiap orang memiliki motif untuk menemukan
makna, nilai-nilai (values) dan tujuan hidup, khususnya setelah mereka mengalami peristiwa yang
mengancam kehidupan mereka, semua aspek ini muncul dalam naratif.


Full Text: PDF

DOI: 10.22146/bpsi.11449

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2016 Buletin Psikologi