PENGARUH NIKOTIN TERHADAP AKTIVITAS DAN FUNGSI OTAK SERTA HUBUNGANNYA DENGAN GANGGUAN PSIKOLOGIS PADA PECANDU ROKOK

Andrian Liem
(Submitted 6 June 2016)
(Published 6 June 2016)

Abstract


Makalah ini merangkum berbagai laporan penelitian empiris dari jurnal internasional
terbaru (2010) bertema pengaruh ketergantungan nikotin dalam rokok terhadap aktivitas dan
fungsi otak yang dilihat dengan fMRI. Dapat disimpulkan bahwa (1) perilaku kecanduan
merokok berkorelasi dengan area precuneus kiri, angular gyrus kanan, superior parietal/motor
cortex kiri, dan occipital gyrus tengah. (2) Otak perokok memiliki aktifitas yang berbeda
dengan non‐perokok di area ventral (rostral anterior cingulate cortex, insula, opercular, dan
occipital gyrus), dorsal (dorsal medial/lateral prefrontal cortex dan dorsal anterior cingulate
cortex), serta jaringan mesolimbic (anterior cingulate, hippocampus, dan medial orbital). (3)
Gangguan pada otak juga terkait dengan gangguan psikologis seperti cemas, depresi/sedih,
marah, gelisah, sulit berkonsentrasi, perilaku kompulsif. (4) Peningkatan gray matter di insula
menimbulkan emosi tertentu dan sensasi pada tubuh, serta mendorong penurunan kemam‐
puan memverbalisasi emosi. Sedangkan penurunan white matter (fractional anisotropy [FA])
di prefrontal cortex kiri berkorelasi dengan patologis otak. (5) Pengaruh lain nikotin adalah
meningkatkan konsentrasi intrasypnaptic dopamine (DA) di ventral striatum/nucleus accum‐
bens (VST/NAc) dan serotonim sebagai neurotrasnmiter penahan kantuk sehingga menimbul‐
kan gangguan tidur. (6) Pecandu rokok memiliki resiko penurunan prospective memory yang
diduga berada di area prefrontal cortex, hippocampus, dan thalamus. Selain pada otak dan
aspek psikologis, kecanduan rokok juga berdampak pada fisiologis, yaitu mendorong vasocon‐
striction dan atherosclerosis yang menyebabkan subclinical myocardial ischemia, serta karbon
monoksida yang memperbesar resiko terjadinya hypoxemia dan myocardial hypoxia. Untuk
mengatasi kecanduan tersebut, usaha psikofarmasi dapat dilakukan melalui psikoterapi Practi‐
cal Group Counseling (PGC) dan pemberian Bupropion HCl Sustained Release (SR). Perilaku
mengunyah permen karet, khususnya rasa vanila atau apel cardamon, terbukti efektif untuk
menekan kecemasan dan ketegangan pada perokok yang mencoba berhenti merokok.


Full Text: PDF

DOI: 10.22146/bpsi.11536

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2016 Buletin Psikologi