From Acute Pain to Intense Elation: The Psychological Dynamics of Five Individuals Who Experienced Spirit Possession
Michael Seno Rahardanto(1*), - Subandi(2)
(1) 
(2) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Kesurupan merupakan fenomena yang terjadi di berbagai kebudayaan di dunia, namun relatif jarang diteliti. Belum ada konsensus tentang etiologi kesurupan. Tokoh-tokoh psikodinamika menyebutnya ‘histeria’; para pendukung teori disosiatif menyebutnya proses disosiatif; para pakar
antropologi menyebutnya fenomena yang dibentuk budaya. Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan gagasan bahwa kesurupan dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori yang
berbeda, yakni kesurupan patologis, kesurupan relijius, kesurupan kuratif, dan kesurupan hiburan.
Penulis menggunakan pendekatan studi kasus untuk mengeksplorasi pengalaman dan dinamika
psikologis lima individu yang mengalami kesurupan. Penulis menggunakan tes proyektif (BAUM, DAP, HTP) untuk menunjang eksplorasi dinamika psikologis kelima partisipan. Data penelitian dan hasil kajian literatur menunjukkan bahwa kesurupan patologis, relijius, kuratif, dan hiburan merupakan jenis kesurupan yang berbeda. Partisipan yang mengalami kesurupan patologis melaporkan rasa sakit psikologis yang akut saat kesurupan. Eksplorasi riwayat keluarga menunjukkan tipe chaotic-disengaged. Partisipan yang mengalami kesurupan relijius (dikuasai Roh Kudus) melaporkan ekstase spiritual, yang dicirikan oleh sukacita yang sangat intens. Partisipan yang mengalami kesurupan hiburan melaporkan episode kesurupan yang dipicu oleh musik dan ritual, yang penyebabnya diatribusikan ke makhluk supernatural. Secara umum, hasil penelitian mendukung perspektif bahwa kesurupan adalah mekanisme untuk mengekspresikan kebutuhan dan hasrat psikologis yang terpendam dan tidak terpenuhi dalam kehidupan nyata. Penjelasan berdasarkan perspektif tunggal—misalnya hanya menggunakan perspektif fisiologis atau satu perspektif teoretik—akan menimbulkan “materialisme medis”, yang dikhawatirkan William James. Hasil penelitian ini mendukung suatu perspektif yang holistik, yang menyatakan bahwa kesurupan merupakan interaksi dinamis antara kebutuhan psikologis yang terpendam, frustrasi, hasrat, dan representasi keyakinan sosioreligiuspara partisipan.
Kata kunci: kesurupan patologis, kesurupan relijius, kesurupan kuratif, kesurupan hiburan, fenomena disosiatif, perubahan kesadaran
antropologi menyebutnya fenomena yang dibentuk budaya. Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan gagasan bahwa kesurupan dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori yang
berbeda, yakni kesurupan patologis, kesurupan relijius, kesurupan kuratif, dan kesurupan hiburan.
Penulis menggunakan pendekatan studi kasus untuk mengeksplorasi pengalaman dan dinamika
psikologis lima individu yang mengalami kesurupan. Penulis menggunakan tes proyektif (BAUM, DAP, HTP) untuk menunjang eksplorasi dinamika psikologis kelima partisipan. Data penelitian dan hasil kajian literatur menunjukkan bahwa kesurupan patologis, relijius, kuratif, dan hiburan merupakan jenis kesurupan yang berbeda. Partisipan yang mengalami kesurupan patologis melaporkan rasa sakit psikologis yang akut saat kesurupan. Eksplorasi riwayat keluarga menunjukkan tipe chaotic-disengaged. Partisipan yang mengalami kesurupan relijius (dikuasai Roh Kudus) melaporkan ekstase spiritual, yang dicirikan oleh sukacita yang sangat intens. Partisipan yang mengalami kesurupan hiburan melaporkan episode kesurupan yang dipicu oleh musik dan ritual, yang penyebabnya diatribusikan ke makhluk supernatural. Secara umum, hasil penelitian mendukung perspektif bahwa kesurupan adalah mekanisme untuk mengekspresikan kebutuhan dan hasrat psikologis yang terpendam dan tidak terpenuhi dalam kehidupan nyata. Penjelasan berdasarkan perspektif tunggal—misalnya hanya menggunakan perspektif fisiologis atau satu perspektif teoretik—akan menimbulkan “materialisme medis”, yang dikhawatirkan William James. Hasil penelitian ini mendukung suatu perspektif yang holistik, yang menyatakan bahwa kesurupan merupakan interaksi dinamis antara kebutuhan psikologis yang terpendam, frustrasi, hasrat, dan representasi keyakinan sosioreligiuspara partisipan.
Kata kunci: kesurupan patologis, kesurupan relijius, kesurupan kuratif, kesurupan hiburan, fenomena disosiatif, perubahan kesadaran
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/jpsi.6965
Article Metrics
Abstract views : 2725 | views : 14571Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c)
Published by Faculty of Psychology Universitas Gadjah Mada, Indonesia Building D 6th Floor No. D-606. Jl. Sosio Humaniora No. 1, Bulaksumur Yogyakarta, 55281 Email: jurnalpsikologi@ugm.ac.id Phone/whatsApp: +6289527548628 |