Date Log
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
ARNAWA publishes articles under the terms of the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License, with the copyright held by the journal. It means that authors who publish their work in this journal agree to follow the journal's copyright policy.
Eksistensi Entitas Agraris dalam Rekam Jejak Lima Syair Lagu Cowongan
Corresponding Author(s) : Haryo Untoro
Arnawa,
Vol 2 No 1 (2024): Edisi 1
Abstract
This research aims to describe the existence and inheritance of agrarian entities in the form of plants and animals from five sources, namely dissertations from the University of Indonesia, scientific articles in the Ghurnita Journal, videos from the BMS Record Youtube account, videos from the Krislam Ngapak Youtube account, and the Logat Ngapak website. The element of agrarianism in the five Cowongan song verses is of particular interest because it presents forms and elements of agrarianism and the inheritance of knowledge. The theories used are linguistic anthropology and folkloric theory in the form of folk songs. The five data sources were obtained through a literature study, data retrieval from the internet, and formal interviews. The data processing went through the stages of data collection, raw data description, data reduction, data categorization, and constructing categorization relationships. The research results obtained state that the five poems of Cowongan songs are very thick with agrarian elements that remain present in various forms, sources, and at various times. This is evidence of the preservation of collective knowledge of the community in various generations. Furthermore, the agrarian entities found can bring knowledge in the form of agrarian mythology believed by the community.
===
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keberadaan beserta pewarisan entitas keagrarisan berupa tanaman dan hewan dari lima sumber, yaitu disertasi dari Universitas Indonesia, artikel ilmiah dalam Jurnal Ghurnita, video dari akun Youtube BMS Record, video dari akun Youtube Krislam Ngapak, serta laman web Logat Ngapak. Unsur keagrarisan pada lima syair lagu Cowongan tersebut menjadi perhatian khusus dikarenakan menghadirkan bentuk dan unsur keagrarisan serta terdapatnya pewarisan pengetahuan. Teori yang digunakan adalah teori linguistik antropologi dan folklor berupa nyanyian rakyat. Lima sumber data diperoleh melalui studi pustaka, pengambilan data dari internet, dan wawancara formal. Pengolahan data tersebut melalui tahap pengumpulan data, deskripsi data mentah, reduksi data, kategorisasi data, dan mengkonstruksi hubungan kategorisasi. Hasil penelitian yang diperoleh menyatakan bahwa kelima syair lagu Cowongan sangat kental akan unsur-unsur keagrarisan yang tetap hadir dalam berbagai bentuk, sumber, dan di berbagai masa. Hal tersebut menjadi bukti terjaganya pengetahuan kolektif masyarakat dalam berbagai generasi Selanjutnya, entitas agraris yang ditemukan dapat membawa sebuah pengetahuan berupa mitologi agraris yang diyakini oleh masyarakat.
Keywords
Download Citation
Endnote/Zotero/Mendeley (RIS)BibTeX
- Agusta, R. (2023, Oktober 7). Kedudukan Mantra dalam Permainan Tradisional. (H. Untoro, & M. Siswoyo, Interviewers)
- Ahimsa-Putra, H.S. (1985). Etnosains dan Etnometodologi. Sebuah Perbandingan. Masyarakat Indonesia, XII (2): 103-133
- Alit, P. (2023, Agustus 1). Film Horor Indonesia Semakin Menistakan Budaya Jawa, Terakhir: Film Primbon yang Tayang 10 Agustus! Diakses dari Mojok: https://mojok.co/esai/film-horor-indonesia-dan-primbon-menistakan-budaya-jawa/
- Ambarita, M.D.Y., Bayu, E.S., & Setiado, H. (2015). Identifikasi Karakter Morfologis Pisang (Musa spp.) di Kabupaten Deli Serdang. Jurnal Agroekoteknologi, 4(1), 1911-1924. https://doi.org/10.32734/jaet.v4i1.12404.
- Arifa, N. (2023). Tradisi Cowongan Banyumas Perspektif 'Urf (Studi Komparatif Pandangan Tokoh Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah Kabupaten Banyumas). Skripsi. Surakarta: Universitas Islam Negeri Prof.K.H. Saifuddin Zuhri.
- Babbie, E.R. (2020). The Practice of Social Research (Edisi ke-15). Amerika Serikat: Cenggage.
- Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian, Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. (2016). KBBI Daring. Diakses pada https://kbbi.kemdikbud.go.id/.
- BMS RECORD. (2019, November 1). Cowongan Klasik Kesenian Asli Banyumasan "BMS RECORD Cannel". Diakses dari Youtube: https://www.youtube.com/watch?v=UnpSYtjB3Ic.
- Danandjaja, S. (1984). Folklor Indonesia: ilmu gosip, dongeng dan lain-lain (Cetakan ke-4). Jakarta: Grafiti Press.
- Djiwandono, P.I., & Yulianto, W.E. (2023). Penelitian Kualitatif itu Mengasyikkan: Metode Penelitian untuk Bidang Humaniora dan Kesusastraan. Yogyakarta: Penerbit Andi.
- Fatmawaty, L., Chusna, A., & Taufiqurrahman, M. (2017). Struktur dan Makna dalam Ritual Memanggil Hujan (Cowongan) di Banyumas. Prosiding, 7(1).
- Hakim, L. (2021). Analisis Mitologi Gerhana (Studi Kasus di Desa Morodemak, Bonang, Demak). Skripsi. Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo.
- Handayani, R.D., Prasetyo, Z.K., & Wilujeng, I. (2018). Pranata Mangsa dalam Tinjauan Sains. Ponorogo: Calina Media.
- Irawan, Y., Ardana, I., & Suneko, A. (2022). Mantra Musicalization: Cowongan Rituals Ideas for Creating Instruction Karawitan Compositions. Ghurnita: Jurnal Seni Karawitan, 2(3), 180-191. https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v2i3.1457
- Kalsum. (2010). Kearifan lokal dalam Wawacan Sulanjana: Tradisi Menghormati Padi pada Masyarakat Sunda di Jawa Barat, Indonesia. Sosiohumanika, 3(1), 79-94. Diakses dari https://mindamas-journals.com/sosiohumanika/article/view/405#google_vignette
- Krislam Ngapak. (2021, Juni 26). Cowongan (Ritual Memanggil Hujan) Adat Budaya Banyumas. Diakses dari Youtube: https://www.youtube.com/watch?v=MM9q2y-k1Ok.
- Logat Ngapak, (2015, Maret). Cowongan, Budaya Khas Banyumas Untuk Memanggil Hujan. Diakses dari https://logatngapak.blogspot.com/2015/03/cowongan-budaya-khas-banyumas-untuk.html?m=1.
- Maruti, E., Cahyono, & Yuhana, W. (2021). Sistem Hiponimi Hewan dalam Bahasa Jawa: Kajian Semantik. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, 10(2), 229-239. https://doi.org/10.26499/rnh.v10i2.4038.
- Mayangsari, N. (2014). Analisis Semiotik Syair Lagu dalam Permainan Tradisional Nini Thowong di Grudo, Bantul, Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
- Mugiyati, M., Isnaini, N., Salim, M.A., & Susilawati, T. (2017). Pengaruh Air Kelapa Merah yang Muda dan Tua sebagai Pengencer terhadap Kualitas Semen Kambing Boer selama Penyimpanan Dingin. Ternak Tropika: Journal of Tropical Animal Production, 18(1), 20-27 https://doi.org/10.21776/ub.jtapro.2017.018.01.4.
- Nuraini. (2012). Pepak Basa Jawa Lengkap. Surakarta: Lingkar Media.
- Nurcahyo, J. (2024, 05 Mei). Kelapa Kuning Terus Diburu? Ternyata ini Manfaatnya. Diakses dari rri: https://rri.co.id/index.php/kesehatan/671742/kelapa-kuning-terus-diburu-ternyata-ini-manfaatnya
- Padmosoekotjo. (1967). Sarine Basa Jawa. Djakarta: P.N. Balai Pustaka.
- Palmer, G.B. (1996). Toward a Theory of Cultural Linguistics. Austin: University of Texas Press.
- Rosana, E. (2017). Dinamisasi Kebudayaan dalam Realitas Sosial. Jurnal Al-Adyan, 12(2), 16-30. http://dx.doi.org/10.24042/ajsla.v12i1.1442
- Sari, A.M. (2023, 15 Juni). 15 Manfaat Air Kelapa Hijau bagi Kesehatan Anda. Diakses dari faperta.umsu: https://faperta.umsu.ac.id/2023/06/15/15-manfaat-air-kelapa-hijau-bagi-kesehatan-anda/
- Soepanto. (1963). Asal Mula Padi (Tjerita Rakjat Pasundan) dalam Kumpulan Tjerita Rakjat Indonesia. Dep.P.D., dan K. Djawatan Keboedajaan.
- Subalidinata, R. (1990). Bersih Desa dan Cerita Sri Sedana. Yogyakarta: Fakultas Sastra UGM.
- Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Edisi ke-2 Cetakan ke-1). Bandung: Penerbit Alfabeta.
- Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Kualitatif (3 ed.). Bandung: CV. Alfabeta.
- Suhandano. (2000). Klasifikasi Folk Biologi Dalam Bahasa Jawa Sebuah Pengamatan Awal. Humaniora, XII(2), 225-230. https://doi.org/10.22146/jh.694
- Suhandano. (2007). Kategori Tumbuh-tumbuhan Wit dan Suket dalam Bahasa Jawa. Humaniora, 19(1), 89-97. https://doi.org/10.22146/jh.895
- Sumarno, Anjani, A., & Agusta, R. (2020). Kultus Hanuman: Pembawa Hujan dalam Naskah Merapi-Merbabu. Putrawidya, 21(3), 353-368. https://doi.org/10.52829/pw.315
- Suwandi. (1963). Asal Mula Padi (Tjerita Rakjat Banjumas). dalam Kumpulan Tjerita Rakjat Indonesia. Dep. P. D. dan K. Djawatan Keboedjajaan.
- Suyami, Nurhajarini, D., & Astuti, R. (1998). Kajian Nilai Budaya Naskah Kuna Cariyos Dewi Sri. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.
- Tim Penyusun (2011). Kamus Basa Jawa (Bausastra Jawa) (Edisi ke-2). Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
- Tombuku, I., Kaligis, J.B., Moningka, M., & Manueke, J. (2014). Potensi Beberapa Tanaman Atraktan dalam Pengendalian Hama Keong Mas (Pomacea Canaliculata Lamarck) pada Tanaman Padi Sawah di Desa Tonsewer Kecamatan Tompaso II. Cocos: Jurnal Ilmiah Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi, 4(1), https://doi.org/10.35791/cocos.v15i3.
- Wahjono, P. (1993). Hakikat dan Fungsi Permainan Ritual Magis Nini Thowok bagi Masyarakat Pendukungnya. Disertasi. Jakarta: Universitas Indonesia.
- Winarti, D. (2016). Tembang Dolanan dalam Masyarakat Jawa (Kajian Linguistik Antropologis). Disertasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
- Yusuf, M. (2017). "MINGSAT" Karya Seni Penciptaan. Surakarta: Institut Seni Indonesia Surakarta.