Efektivitas Grass Barrier (Rumput Penghalang) terhadap Pengendalian Erosi Angin Di Merapi
Beny Harjadi(1*), Pranatasari Dyah Susanti(2)
(1) Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Jl. Ahmad Yani - Pabelan, PO Box 295 Solo 57102
(2) Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Jl. Ahmad Yani - Pabelan, PO Box 295 Solo 57102
(*) Corresponding Author
Abstract
Mount Merapi eruption in 2010 that discharged more than 130 million m3 of landfill material brought impact on the thickness and height of caused damage to the yard and agricultural land. After mining heap of materials in the form of boulders, stones, gravels, and gravel to sand, RLKT activities (Rehabilitation and Soil Conservation) needs to be pursued to mobilize the people in the village of Kepuharjo. Cooperation between BPTKPDAS Solo with Kepuharjo Village community is incorporated in FPL PALEM (Environmental Care Forum Merapi Slope-Nature Lovers) by performing RLKT barrier in the form of grass planting (Grass Barriers) and manure treatment with the observation of surface erosion due to the effects of wind on the rorak. The purpose of this study was to quantify the effectiveness of grass barrier for wind erosion control at the land formerly affected by eruption at Merapi Mountain. The results show that the combination of grass and manure was able to suppress the erosion up to 88%. Effective rorak types were derived from bucket and it is not recommended that rorak includes a stick for a heap of unstable soil particles. Therefore, the usage of plastic is not suggested as it is easily torn.
ABSTRAK
Bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 telah mengeluarkan material lebih dari 130 juta m3 dan berdampak pada penimbunan material yang tebal dan tinggi, sehingga menyebabkan kerusakan lahan pekarangan dan pertanian. Setelah dilakukan penambangan, timbunan material berupa batu besar, batu, kerakal, kerikil sampai pasir, maka perlu diupayakan kegiatan RLKT (Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah) dengan menggerakkan masyarakat di Desa Kepuharjo. BPPTPDAS Solo telah bekerjasama dengan masyarakat Desa Kepuharjo yang tergabung dalam FPL PALEM (Forum Peduli Lingkungan-Pecinta Alam Lereng Merapi) dengan melakukan RLKT berupa rumput penghalang (Grass Barriers) dan perlakuan pupuk kandang dengan pengamatan erosi permukaan akibat pengaruh angin pada rorak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung tingkat efektivitas rumput penghalang terhadap pengendalian erosi angin pada lahan bekas erupsi di Merapi. Hasil yang diperoleh bahwa rumput dan kombinasi dengan pupuk kandang mampu menekan erosi sampai 88%. Jenis rorak yang efektif adalah rorak yang berasal dari ember. Tidak disarankan menggunakan rorak dengan stik di dalamnya karena timbunan partikel tanah disekitar rorak yang tidak stabil, ataupun dengan plastik karena akan mudah robek.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Badan Geologi (2013). Modul Wajib Latih Penanggulangan Bencana Gunung Merapi 2013. Kementrian ESDM. Yogyakarta.
Hanudin, E. (2011). Pendekatan Agroekologi dalam Pemulihan Lahan Pertanian Pasca Erupsi. Prosiding Semnas Upaya Pemulihan Lahan Akibat Erupsi Gunungapi. Universitas Sebelas Maret (UNS). Surakarta.
Harjadi, B. & Susanti. P. D. (2014). Analisis Status Hara dan Bahan Letusan pada Lahan Lereng Merapi Di DAS Opak-Oyo. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan DAS Terpadu untuk Kesejahteraan Masyarakat. BPTKPDAS dan Universitas Brawijaya. Malang, 30 September - 1 Oktober 2014.
Hardjowigeno, S. (2010). Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressido.
Idjudin, A. A., Erfandi, M. D., & Sutono, S. (2014). Teknologi Peningkatan Produktivitas Lahan Endapan Volkanik Pasca Erupsi G. Merapi. http://balittanah.litbang.pertanian. go.id /ind/dokumentasi/lainnya/Teknologi%20Peningkatan%20Prod%20Lhn%20Endpn%20Volk%20Pasca%20Erupsi%20G.%20Merapi%20_Pa%20Abas_.pdf. [4 Februari 2015].
Rahayu, Ariyanto, D. P., Komariah, & Hartati. S. (2014). Dampak erupsi Gunung Merapi terhadap lahan dan upaya pemulihannya. Jurnal Caraka Tani, XXIX(1), 61-72.
Safriani, Jayanti, D. S., & Syahrul (2017). Pengandalian erosi secara vegetatif menggunakan rumput pait (Axonopus compressor) dan rumput alang-alang (Imperata cylindrical) pada tanah ordo ultisol. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Unsyiah, 2(2), 396-403.
Sitinjak, L., Purba, E., & Putri, L. A. P. (2015). Identifikasi periode kritis persaingan dengan uji interval bebas gulma pada dua varietas tanaman sorgum (Sorghum bicholor (L.) Muench) dilihat pada aspek pertumbuhan vegetatif. Jurnal Ilmu Pertanian Kultivar, 9(1), 9-17.
Sumarti, S., Aisyah, N., Sadono, F., Yulianto, Nurmanaji, A., Sopari, A., & Triyono (2013). Aktivitas Gunung Merapi periode Mei-Agustus 2013. Buletin Merapi, 12(2).
Susanti. P. D. (2013). Konservasi vegetatif pada lahan marginal pascaerupsi Merapi. Prosiding Seminar Nasional Himpunan Ilmu Tanah Indonesia Pemanfaatan Lahan Marginal Berbasis Sumberdaya Lokal untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Purwokerto, 8 Juni 2013: 52-62.
Tarigan, A. (2015). Rehabilitasi lahan pertanian tertutup abu vulkanik erupsi Gunung Sinabung. Jurnal Pertanian Tropik, 2(26), 220-227.DOI: https://doi.org/10.22146/agritech.10745
Article Metrics
Abstract views : 3310 | views : 4084Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Beny Harjadi, Pranatasari Dyah Susanti
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
agriTECH has been Indexed by:
agriTECH (print ISSN 0216-0455; online ISSN 2527-3825) is published by Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada in colaboration with Indonesian Association of Food Technologies.