Strategi Pengembangan Agroindustri Berbasis Sistem Usahatani Terpadu di Wilayah Pasang Surut (Studi Kasus: Kabupaten Pulang Pisau Provinsi Kalimantan Tengah)
Rustan Massinai(1*), Putu Sudira(2), Muhjidin Mawardi(3), Dwidjono Hadi Darwanto(4)
(1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Kalimantan Tengah. Jl. G. Obos Km. 5 Palangka Raya
(2) Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Jl. Flora No. 1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281
(3) Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Jl. Flora No. 1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281
(4) Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Jl. Flora No. 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281
(*) Corresponding Author
Abstract
Central Kalimantan province has tidal swampland with total area of about 5.5 million hectares and it is considered as potential area for agricultural development. Basically, the land can be cultivated for food crop, horticulture, estate and livestock as well as. The purpose of this research was to identify both external and internal factors of integrated farming system at tidal swampland in order to develop agro-industry and to formulate alternative strategy for integrated farming system development at tidal swamp land. The research conducted in Maliku, as sub district of Pulang Pisau, Central Kalimantan Province use field descryptive survey on May to December 2011. SWOT method was then used to analize data. As a result, there are several strategy options for developing integrated farming: a) expansion of cultivated areas, b) develop agro-industry system, c), improve the quality of human resources, d) provide the access for capital and market expansion, e) increase farm capital. Strategic position issued by local government of Pulang Pisau in order to develop integrated farming is located at level of quadrant I or aggressive development so that strategic development that should be conducted involve “growth-oriented strategy” by using strategy of SO with involving the whole power to achieve opportunity.
ABSTRAK
Kalimantan Tengah mempunyai luas lahan pasang surut berkisar 5,5 juta hektar merupakan lahan potensial untuk pengembangan pertanian. Pada umumnya sebagian besar lahan tersebut dapat diusahakan untuk tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal dalam pengembangan sistem usahatani terpadu di lahan pasang surut untuk mendukung agroindustri dan untuk memformulasikan alternatif strategi dalam pengembangan sistem usahatani terpadu di lahan pasang surut. Penelitian ini di laksanakan di Kecamatan Maliku dan Kecamatan Pandih Batu Kabupaten Pulang Pisau, dengan metode deskriptif, survei pada bulan Mei 2011 sampai dengan Desember 2011. Metode analisis data menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian diperoleh beberapa pilihan strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan usahatani terpadu di Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah adalah; a) perluasan areal tanaman yang diusahakan, b) membangun sistem agroindustri, c) meningkatkan kualitas sumberdaya manusai (SDM), d) memberikan akses permodalan petani dan perluasan pasar, e) meningkatkan modal usahatani. Posisi yang sangat strategis untuk Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau dalam mengembangkan usahatani terpadu berada pada kuadran I (pertama) atau tahap pertumbuhan yang agresif sehingga strategi pengembangan yang harus dilakukan adalah growth-oriented strategy atau menggunakan strategi SO, yaitu memanfaatkan seluruh kekuatan yang dimiliki untuk merebut dan memanfaatkan peluang yang sebesar-besarnya.
Keywords
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/agritech.9804
Article Metrics
Abstract views : 3203 | views : 4079Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2013 Rustan Massinai, Putu Sudira, Muhjidin Mawardi, Dwidjono Hadi Darwanto
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
agriTECH has been Indexed by:
agriTECH (print ISSN 0216-0455; online ISSN 2527-3825) is published by Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada in colaboration with Indonesian Association of Food Technologies.