Rancangbangun dan Pengujian Tungku Berbahan Bakar Gas untuk Industri Tahu Tradisional Berbasis Produksi Bersih
Andi Taufan(1), Novrinaldi Novrinaldi(2*), Umi Hanifah(3)
(1) Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna (BBPTTG) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jl. K.S. Tubun No. 5, Subang, Jawa Barat, 41213
(2) Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna (BBPTTG) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jl. K.S. Tubun No. 5, Subang, Jawa Barat, 41213
(3) Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna (BBPTTG) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jl. K.S. Tubun No. 5, Subang, Jawa Barat, 41213
(*) Corresponding Author
Abstract
A model of gas stove for traditional tofu industry was designed and tested. one of the focuses of cleaner production is energy efficiency, so the stove was designed to have good thermal efficiency and low energy consumption. The stove was constructed with two kettles where the first kettle was used to cook soybean porridge from 5-8 kg soybean and the other to warm water. The test consist of water boiling test and soybean cooking test. Water Boiling Test (WBT) was used to assessed stove performance by boiling the water. It takes 29,0 minutes to boil 20 lites of water in cold start condition and 18,7 minutes in hot start condition, moreover average specific fuel consumption is 0,041 kg/liter in cold start condition and 0,030 kg/liter in hot start condition. Gas consumption in cold start is 0,028 kg/min and in hot start is 0,032 kg/min, and the average thermal efficiency are 34,80% in cold start condition and 38,63% in hot start condition. Statistical test with 95% level of confidence, indicated a significant difference in the boiling time between cold start and hot start. The test showed that to cook soybean porridge from 5 kg/batch in cold start condition consumed 1,78 kg of fuel in 60 minutes.
ABSTRAK
Telah dilakukan rancangbangun dan pengujian tungku berbahan bakar gas untuk industri tahu tradisional. Berdasarkan salah satu fokus penerapan produksi bersih yaitu efisiensi energi, maka tungku dirancang sedemikian rupa agar memiliki efisiensi termal dan konsumsi energi yang baik. Tungku yang dikonstruksi memiliki dua buah ketel, ketel pemasakan bubur kedelai dari 5-8 kg bahan baku kedelai dan ketel untuk menghangatkan air. Pengujian tungku terdiri dari pengujian untuk pemasakan air dan pengujian untuk pemasakan bubur tahu. Pengujian untuk pemasakan air menggunakan metoda Water Boiling Test (WBT). Dari pengujian ini dapat diketahui waktu untuk mendidihkan 20 liter adalah 29,0 menit dan 18,7 menit, berturut-turut untuk kondisi cold start dan hot start; konsumsi bahan bakar spesifik rata-rata sebesar 0,041 kg/liter untuk kondisi cold start dan 0,030 kg/liter pada kondisi hot start. Konsumsi gas pada kondisi cold dan hot start masing-masing sebesar 0,028 kg/menit dan 0,032 kg/menit, serta efisiensi termal rata-rata sebesar 34,80% pada kondisi cold start dan 38,63% pada kondisi hot start. Berdasarkan uji statistik dengan derajat kepercayaan 95%, menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan waktu didih pada kondisi cold start dengan hot start. Hasil pengujian untuk pemasakan bubur tahu (kondisi cold start) dengan bahan baku 5 kg kedelai/batch, pemasakan selesai dalam waktu 60 menit dengan konsumsi bahan bakar 1,78 kg.
Keywords
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/agritech.9540
Article Metrics
Abstract views : 1438 | views : 5528Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2014 Andi Taufan, Novrinaldi Novrinaldi, Umi Hanifah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
agriTECH has been Indexed by:
agriTECH (print ISSN 0216-0455; online ISSN 2527-3825) is published by Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada in colaboration with Indonesian Association of Food Technologies.